A

5 0 0
                                    


I

Senja kembali datang menjelang. Saat ini aku tengah duduk dirungan kecil rumahku sembari memandangi jalanan yang mulai dibasahi oleh buliran hujan yang tak jua kunjung usai. Disinilah tempat ku melepaskan segala penat dihatiku, tempat dimana dahulu aku dan dirinya semua pernah melepas penat bersama,sembari membayangkan bagaimana hari esok akan datang menyapa. Ditempat ini kami berkumpul bersama,bercerita tentang banyak hal, dan tertawa lepas. Masih terngiang suara mereka ditelinga ini setiap kali ku susuri setiap sudut ruangan ini. Ah,masa – masa itu, begitu bahagianya diriku kala itu. Kenangan itu selalu berhasil membuat air mata ini menetes setiap kali ku buka lembar demi lembaran memori.

Aduh, hampir saja aku lupa akan hal ini. Begini lah aku yang selalu merasa nyaman setiap kali kenangan itu hadir bersamaku diruangan kecil ini. Perkenalkan, namaku Hadeeva Hana. Anak pertama dari nol bersaudara yang saat kisah ini kutuliskan tengah duduk manis didepan computer tua ku tepat di sudut ruangan kecil ini. Umurku dua puluh tahun. Tahun ini aku sedang menyelesaikan studi ku di sebuah universitas negeri yang cukup terkenal di Indonesia,universitas yang katanya termasuk dua universitas yang terakreditasi A di luar pulau jawa. Itu yang dismapaikan wakil rektor tiga saat pembukaan suatu acara yang aku menjadi panitianya sekitar satu tahun lalu. Disini aku mengambil jurusan fisika yang berhasil membuat rambutku makin ikal setiap kalinya perkuliahan. Tahun kedua ini begitu melalahkan rasanya jika gamma dan beta beraksi pada saat yang bersamaan diiringi dengan pen-transalian koordinat dalam setiap elektromagnetnya. Ah, namun sudahlah biarkan saja setiap formula fisika ini berfungsi sebagaimana mestinya dalam aturan dan tatakrama nya masing – masing.

Mengenai hal –hal yang berhubungan fisika kita tinggalkan saja dahulu. Sore ini, tanggal 2 februari 2016, keadaan di luar sana benar – benar sepi. Mungkin karena hujan yang sudah dari pagi tadi turun membuat orang – orang enggan beranjak dari tempat mereka masing – masing. Sama dengan diriku yang seharian ini tak beranjak kemanapun selain pergi ke kamar kecil untuk kebutuhan ekresi.

Jalanan yang saat ini dibasahi buliran hujan itu masih sama keadaannya dengan lima tahun yang lalu. Hanya saja sekarang banyak polisi tidurnya. Menurutku itu wajar saja, karena pertumbuhan penduduk disini cukup pesat dan disamping itu kendaraan bermotor juga makin bertambah. Dibandingkan dengan lima tahun lalu yang punya motor bisa dihitung jari. Ya, begitulah keadaan daerahku dan mungkin saja begini juga dibelahan Indonesia lainnya. Baru dua hari ini aku berada di rumah, sudah enam bulan aku hampir tak pernah pulang ke rumah karena jarak dari rumah ke kampus lumayan jauh, jadi aku nge- kost. Enam bulan bagiku adalah waktu yang cukup lama tidak berjumpa dengan hawa dingin desa ini. Cukup lama rasanya tidak menghirup udara segar pagi hari. Cukup lama rasanya tak memandangi hamparan sawah dan lading yang hijau membentang.

Ya, disinilah dahulu suatu kisah tentang aku dan diri mereka semua pernah terjadi. Tentang kisah persahabatan dan kisah apalah namanya itu. Semua itu masih tersimpan rapi dalam setiap sudut ruang desa kecil ini. Dalam pandanganku mereka semua masih tetap sama seperti dahulu. Masih tetap bagian dari kisah hidupku yang membahagiakan ,entah bagaimana pendapat mereka tentang diriku.

kau,kalian, dan sang penghiburkuWhere stories live. Discover now