II

2 0 0
                                    


Waktu itu bulan September. Tepatnya awal September 2008,adalah awal ku kenal dengan diri mereka semua. Hari pertama masuk sekolah setelah libur semester genap selama dua minggu, rasanya begitu singkat waktu dua minggu itu. Ku susuri setiap koridor sekolah yang berbentuk leter U itu. Sekolah masih sepi pagi itu, jam di tanganku baru menunjukkan pukul 6.35 WIB,jadi masih pagi sekali. Dari pengalaman tahun sebelumnya,aku adalah murid paling awal datang ke sekolah. Tak pernah sekalipun selama aku sekolah di sana aku datang lewat jam 6.35. karena bagiku sekolah itu sangat indah dan nyaman saat pagi hari. Udaranya masih segar,halamannya masih bersih,dan karena masih pagi aku bisa menelusuri setiap kelasnya. Ah, semakin rindu hati ini untuk berkunjung ke tempat tua itu.

Ku lihat pengumuman pembagian kelas di majalah dinding yang ditempel di kantor majelis guru. Dari kurang lebih enam ratus murid, ku cari – cari di kelas mana aku ditempatkan. Beberapa saat kemudian ku temukan yang ku cari. Tap!! Dapat," kata hatiku. " Hadeeva Hana, kelas II.A ". Dug, jantung ku berdegup kencang saat itu, kalian tahu kenapa? Ya, kelas II.A adalah kelas unggul yang semua muridnya sejak awal masuk ke sekolah sudah ditempatkan di kelas unggul. Sudah terbayang olehku semua murid yang pintar – pintar bermata empat pasti ada didalamnya. Sedangkan aku,jauh sekali dibawah mereka semua rasanya kemampuan otakku. Namun kenapa aku ditempatkan di kelas ini? masih diliputi tanda Tanya dalam hati, ku lihat nama – nama lain yang satu kelas dengan ku. Ada empat nama yang ku kenal " ratih noviki, ramadhi,Itri purwari, dan zuyyina" karena mereka tahun lalu satu kelas dengan mereka. Huft, sedikit agak tenang hatiku karena ada teman dalam kelas nantinya. Karena aku agak sulit akrab dengan orang – orang baru. Dan ada satu nama yang mencuri perhatianku " Okna Verdian".

Kalian tahu, nama itu cukup popular di sekolahan apalagi di kalangan siswi – siswi. Dan kalau boleh jujur aku termasuk satu dari sekian banyak penggemar dia kala itu. Pagi itu hatiku benar – benar berada merasa aneh. Disatu sisi aku merasa kurang percaya diri masuk ke kelas itu, namun disisi lain ada rasa bahagia satu kelas dengan Di. Ku biarkan saja kedua rasa itu berperang dalam hatiku. Karena hanya itu yang bisa ku lakukan saat itu. Matahari dari ufuk timur perlahan menampakkan kilauannya,jalanan di depan sekolah mulai ramai oleh siswa maupun siswi yang berjalan kaki maupun yang pakai kendaraan. Abang – abang ojek juga ramai hilir mudik mengangkut penumpang. Begitulah pemandangan yang selalu ku dapati setiap paginya pada hari – hari sekolah.

Pukul tujuh lewat sepuluh menit bel berbunyi untuk apel pagi. Semua siswa berlarian menuju lapangan,mengambil posisi berdasarkan kelas masing – masing, lalu berbaris dengan rapi karena akan melaksanakan upacara bendera. Di ujung barisan ada barisan tersendiri yang dikhususkan untuk siswa yang tidak lengkap atributnya, mulai dari topi,dasi, sampai ke sepatu warna hitam. -Hah, benar – benar rindu aku dengan semua keadaan itu, pake seragam ,baris berbaris setiap pagi dan berbagai warna warni masa sekolah yang indah itu- setelah semua siswa dan guru hadir di lapangan upacara pun dimulai. Sang komandan berjalan dengan tegapnya ke tengah lapanga " pasukan saya ambil alih, siaaap...grak" semua pasukan menegapkan badan. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 11, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

kau,kalian, dan sang penghiburkuWhere stories live. Discover now