Anketa #1

12 0 0
                                    

"Aku heran deh sama cowo-cowo yang rambutnya gondrong. Kira-kira mereka gimana ya ngerawatnya?" Celetuk Dinia sembari menyesap capucino nya yang tinggal setengah. Sore ini mereka sedang di salah satu kafe langganannya berdua. Usai kelas mereka langsung cabut ke sini. Suasana kafe lumayan rame dan hampir diisi oleh mahasiswa yang baru saja selesai kuliah, ada juga yang sambil menyelesaikan tugas. terlihat dari laptop yang menyala dan diskusi-diskusi di setiap meja.

"Hahaha.. tumben banget kamu penasaran. Apa jangan-jangan kamu lagi naksir sama yang gondrong-gondrong gitu?" Todong Lala sambil memicingkan matanya.

"Bukan gitu, La. Aku tuh seneng aja liatnya. Rambut aja dirawat segitu rapinya, gimana kalau pasangannya ya?" Dinia mulai berhalu

"diihh.. mau banget bu jadi pacarnya mas-mas gondrong ya?" tanya Lala sembari tertawa.

"Ya itu sih bonus. Tapi untuk seumuran kita tuh ga ada lagi pacar-pacaran, La. Kenal, udah langsung nikah. Beres!" Dinia berkata lugas.

" Wahh wah.. santuyy, ngegas banget bu hajah.. hahah. Tapi tumben kamu mikirnya make otak, Din. Efek Capucino ya?" Lala masih saja sangsi.

"Kamu mah gitu. Temen mikirnya normal aja malah sangsi. Giliran mikir aneh malah dikatain. Heran Aku tuh. Emang ustadzahmu nggak ada ngajarin buat husnudzon gitu?" Sewot Dinia yang dibalas Lala dengan tertawa lagi.

"Iya iyaa.. maafiinn. Jangan bawa-bawa ustadzah dong. Kalau bagian yang jelek itu mah urusan aku lah."

"tauk ah." Dinia malah misuh-misuh sendiri.

"Mas-mas gondrong mana sih yang udah bikin hati Mbak Dinia ini kepincut? Cerita dong." Lala sengaja memancing Dinia.

"Tuh yang lagi benerin mikrofon" Ujar Dinia sembari menunjuk ke salah satu sudut kafe dengan dagunya. Sontak Lala mengikuti arah dagunya. Dan kebetulan pula posisi Lala yang memang membelakangi objek yang dilihat oleh Dinia.

Seketika Lala tergelak "Dihh.. brondong itu mah. Eh brondong yang ketepetan gondrong sih yang bener." Cibirnya

"Biarin. Khadijah aja nikah sama rasulullah pas rasul lagi brondong juga tuh." Dinia masih tidak mau kalah.

"Iya deh iyaa. Aku doain deh supaya kamu jodohnya sama yang gondrong dan brondong."

Bukan mengaminkan, Dinia justru tergelak mendengar kalimat Lala barusan. "Mau nggak?" Tawarnya.

"eh mauu lah, Aamiinn ya Allah..semoga Lala juga dapat jodoh yang sama."

Lala terkejut dengan doa barusan." Dih nggak ah, aku maunya yang lebih tua dari aku dong."

"Alaahh.. nanti kalau udah jodoh mah kamu nggak bisa ngelak. Terima aja, itu yang terbaik."

"ya kalau itu udah keputusan akhir, pasti kuterima. Tapi nih ya kalau masih bisa nego, ya aku nego dulu lah." balasnya tidak mau kalah.

"dasar kelamaan jomblo. Banyak maunya"

"Biarin."

^^^

Halloo.. Salam Kenal.

Ini cerita terbaru aku. Semoga kalian senang ya. Terima kasih sudah mampir membaca.

Warm Hug ^^

03 januari 2020

AnketaWhere stories live. Discover now