Prologue

5.8K 328 27
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


📌Pinterest

-CLARITY-

"Li, tunggu aku," pekik Jungkook sambil mempercepat langkahnya dalam berlari.

Lisa yang mendengarnya semakin mempercepat larinya, berusaha agar Jungkook tak menyusulnya. Padahal usahanya sia-sia, sekeras apapun Lisa berlari tetap saja Jungkook lebih unggul.

"Heh, awas saja kalau kau menyusulku," ancam Lisa. Sesekali kepalanya menoleh ke belakang ke arah Jungkook yang sedang mengejarnya.

Jungkook terkekeh kecil, padahal dengan mudah Jungkook bisa mengalahkan Lisa. Tapi Jungkook mengalah saja untuk Lisa, kurang baik apa Jungkook. Sudah ditinggal di garis start sekarang Jungkook dengan sengaja memelankan laju larinya.

"Jangan besar kepala dulu ya. Aku bisa saja menyalip dan berlari lebih kencang," balas Jungkook. Nafas keduanya sudah terengah-engah, tetapi dasarnya Lisa tidak mau kalah.

"Kalau kau menang belikan aku ice cream ya, tapi kalau aku menang belikan aku boneka unicorn ya," teriak Lisa.

"Tidak mau. Keduanya merugikan. Sialan," maki Jungkook.

"Tidak bisa diganggu gugat." Lisa semakin semangat saat melihat pohon besar. Di titik itulah garis finish.

"Yay, aku dapat boneka baru," pekik Lisa. Kakinya semakin semangat saja. Titik kemenangan sudah di depan mata, Lisa membayangkan boneka unicorn yang sudah dia incar beberapa hari ini.

Tiba-tiba Jungkook menyalipnya, "Jangan ya. Cukup ice cream saja. Dah." Jungkook terkekeh sambil melambaikan tangannya.

Kaki Lisa langsung berhenti begitu saja saat Jungkook menyusulnya, bayang-bayang Lisa tentang boneka unicorn tiba-tiba saja pupus.

"Hei tidak bisa begitu, Jungkook curang. Aku harus menang!" pekik Lisa keras, tidak peduli pada beberapa orang yang sudah melihatnya.

Jungkook sama sekali tidak mempedulikannya dan tetap berlari.

"Jungkook," teriak Lisa.

"Aku terjatuh." Buru-buru Lisa menududukan dirinya di atas tanah dengan dramatis, Lisa berpura-pura kesakitan agar Jungkook mau menghampirinya.

"Tidak peduli," teriak Jungkook. Benar saja, laki-laki itu tetap melanjutkan langkahnya tanpa menoleh sedikitpun.

"Jungkook!" pekik Lisa. Gadis itu langsung berdiri mengetahui Jungkook tidak akan percaya dengan aktingnya, malu juga dilihat oleh orang-orang.

Karena Jungkook tak kunjung berhenti, Lisa mengankat kakinya sebelah. Mencopot sepatunya sebelah dan membidik kepala Jungkook. Lisa melemparkan sepatunya ke arah Jungkook.

"Aw!"

...

"Makanya jangan mengeyel." Lisa mendengus, menyandarkan kepalanya di pundak Jungkook.

"Berisik," kata Lisa sebal.

"Kemana sebelah lagi sepatumu, Li?" tanya Jungkook jail.

"Terbang!" bentak Lisa kesal.

Jungkook yang mendengarnya tertawa keras, mencondongkan tubuhnya ke depan membuat Lisa terpekik dan memukul bahu Jungkook kencang.

"Awas jatuh Jung." Lisa memukul bahu Jungkook kencang.

"Makanya jika tidak bisa melempar dengan tepat, diam saja. Jangan sok bisa melempar."

Lisa semakin kesal mendengarnya, hari ini adalah hari terburuk. Niatnya lari pagi agar sehat, malah sebelah sepatunya hilang. Berterima kasihlah pada tenaga Lisa yang super kuat, sepatunya tidak hilang juga sih, hanya saja sepatu itu meyangkut di dahan pohon yang tinggi.

Baik Jungkook dan Lisa tidak bisa memanjat pohon, jadi mau tidak mau, Lisa kehilangan sebelah sepatunya. Lisa pulang dengan digendong Jungkook, toh ice cream itu juga batal.

Dan kenapa sekarang Jungkook malah mengejeknya. Sepintas pikiran jahil Lisa muncul.

"Aduh, Lalisa! Jangan main gigit!" teriak Jungkook kesakitan. Lisa dengan jahil menggigit bahu Jungkook.

"Sorry, okay," pekik Jungkook tertahan. Padahal bisa saja Jungkook melepaskan pegangannya pada Lisa dan membiarkan gadis itu jatuh, huh dasar gadis.

Lisa melepaskan gigitannya. Lalu tersenyum bangga. "Makanya jangan macam-macam," ucap Lisa dengan bangga.

Sial, bahu Jungkook sakit sekali.

"Sialan kau— Lalisa hentikan!"

"Jangan memakiku," teriak Lisa.

"Galak sekali," gumam Jungkook.

"Apa!"

"Tidak," jawab Jungkook cepat.

Seterusnya begitu, mereka bertengkar di sepanjang Jalan. Tetapi sekesal-sekesalnya Jungkook, dia tidak akan marah kepada Lisa. Karena mereka itu sahabat. Eh—benarkan sahabat?

-CLARITY-

rewrite : 10 Okt 2023


Clarity; LiskookWhere stories live. Discover now