CHAPTER 1

21 1 0
                                    

**Dua tahun lalu**

Malam gelap tanpa rembulan membuat bintang gemerlap sendirian. Suara hewan malam seperti jangkrik bergema tiada henti melengkapi sunyinya malam. Hanya ada satu sumber cahaya di dalam kamar, yaitu lampu tidur yang remang-remang. Jam dinding menunjukkan waktu hampir setengah dua pagi, namun mataku belum terlelap hingga saat ini. Hari ini merupakan hari pertamaku masuk bangku perkuliahan. Lebih tepatnya, hari orientasi kehidupan kampus alias ospek bagi mahasiswa baru sepertiku. Entahlah pikiran seperti apa yang kutakutkan hingga mataku tak mau memejam sampai waktu selarut ini.

"Kak udah jam setengah enam kenapa belum bangun?" teriak bundaku.

Sialll! Aku bangun kesiangan! batinku.

Aku mandi dan bersiap diri untuk bergegas menuju kampus. Pukul enam kurang lima belas menit diriku keluar dari kamar dan langsung berpamitan dengan bunda.

"Bun, berangkat ya!" ucapku sambil mencium tangannya.

"Loh, sarapan dulu Nak!" tegur papaku.

"Enggak sempat Pa, udah hampir telat." Aku bergegas keluar bersama tas yang penuh barang-barang untuk ospek.

Angin pagi ini cukup dingin menerpa wajahku. Poni rambut juga ikut terbang dibawah helm bogoku. Kuusahakan kecepatan paling tinggi, tanpa memikirkan risikonya nanti. Beruntung diriku dan motor kesayanganku sampai di gerbang kampus dengan selamat. Diriku mencopot helm dan merapikan pakaian hitam putih khas mahasiswa ospek. Rambut kepang dua yang telah kuikat dari rumah sudah berantakan sampai sini. Terpaksa aku keluarkan sisir rambut untuk merapikannya.

Bola mataku bergerak ke kanan dan ke kiri menatap area parkir di sekililing. Namun aku tak menangkap satupun sosok anak ospek sepertiku. "Padahal di sini sudah tertata banyak motor, apa jangan-jangan upacara pembukaan ospek sudah dimulai?" gumamku.

Shiiiiiiittttt! Mampus jam enam lebih tujuh menit. Kulangkahkan kaki mendekat di sisi lapangan upacara. Firasatku benar, upacara pembukaan ospek sudah dimulai. Kakiku terhenti tepat dibawah pohon, samping kanan lapangan itu. Aku tak berani melangkah masuk ke barisan, karena di sana dijaga ketat oleh pantia ospek yang tak lain adalah kakak tingkatku.

"Woiii! Teriak seseorang tepat di telinga kananku.

"Astaga!" Sontak aku kaget bukan main. Kupingku berubah menjadi budeg saat itu.

Aku memalingkan wajah dan menoleh ke sumber suara. Lagi lagi diriku justru tambah dikagetkan dengan wajah seorang pria yag berdiri tepat di belakangku.

Aku menghela napas, jantungku berdebar dan kakiku hampir gemetaran. Pria itu tertawa kecil.

"Kamu mahasiswa yang telat ikut upacara, ya?" tanyanya memandangiku dengan tatapan curiga.

"I, iya Kak."

Tangannya menarik lenganku secara tiba-tiba.

"Sa, saya mau dibawa ke mana Kak?" tanyaku gugup.

Kesialan apa lagi yang kudapat pagi ini? Tanyaku dalam hati.

"Nggak usah banyak tanya!" tangannya masih menarik paksa lenganku, "kamu nanti juga akan tau!"

Aku tak tahu perasaan macam apa lagi yang sedang kualami. Suhu tubuhku berubah menjadi dingin, dan nyaliku mulai menciut. Aku takut akan mendapatkan hukuman yang berat seperti kebanyakan cerita yang ada. Ditambah lagi semalam aku menonton film yang menceritakan kehidupan kampus dan itu cukup mendoktrin pikiranku.


TUNGGU NEXT CHAPTER GUYS!

JANGAN LUPA VOTE :*

Salam hangat @insansecret ((:


MY FREAKY BOYFRIENDWhere stories live. Discover now