01. Hari Pertama

96 19 0
                                    

"Huh, hujan lagi hujan lagi" gerutu Bina.

Bukan, bukannya Bina nggak suka hujan tapi ini adalah hari pertama para siswa masuk sekolah setelah liburan semester selama dua minggu. Pasti mereka semua yang masuk hari ini juga menggerutu seperti Bina. Dari dalam angkot sepertinya ia melihat Cica sahabat sekaligus teman sebagkunya memegang sebuah payung menuju dalam sekolah.

"Woy Ca tunggu, gue nebeng payung" teriak Bina sambil berlari ngos-ngosan pada Cica setelah turun dari angkot. Merasa terpanggil Cica yang masih berjalan melewati gerbang sekolah pun menoleh.

"Baru juga hari pertama, udah teriak-teriak aja lo" ucap Cica sambil berbagi payung dengan Bina.

"Iya-iya maaf hehe, sebel gue soalnya udah naik angkot desek-desekan nggak bawa payung lagi untung ketemu lo." Balas Bina sambil tertawa.

Sambil berjalan melewati koridor kelas Cica bertanya pada Bina "Gimana liburan lo? Udah kemana aja? Hmm stop-stop ga usah lo jawab sih Bin, semua orang juga udah tau seorang Sabrina Kia Ramadhani ngapain aja tiap hari. Kalo nggak goler-goler sambil scroll sosmed paling juga rebahan sambil nonton film.YA KAN?" Tebak Cica sambil teriak di telinga Bina.

"Buset nggak kurang kenceng tuh suara udah kayak toa masjid aja, lagian kalo udah tau ngapain nanya lagi zubaedah. O ya mau ke kantin gue, laper mau nyarap dulu. BYE!". Balas Bina sinis sambil berlari meninggalkan Cica yang berjalan sendirian.

Sambil berjalan menuju kantin dengan ditemani suara gemericik hujan yang mengguyur sekolahnya tercinta, Bina menimang-nimang apa yang akan dibelinya di kantin nanti. Dingin juga pagi ini batin Bina sambil memasukkan tangannya ke dalam saku jaket abu-abunya. Dari jauh Bina sudah bisa melihat pohon mangga besar yang tandanya ia sudah sampai di kantin SMA Harapan Nusantara. Ternyata banyak juga yang nggak sempet sarapan kaya gue, ucapnya dalam hati. Dengan langkah seribu bayangan Bina langsung masuk ke kios makanan favoritnya yaitu kios soto "Pak Jimin."

"Halo Pak Jimin, apa kabar? Pak, pesen kaya biasa ya!"

"Pak Jimin mah selalu kabar baik neng. Cicak-cicak pada merayap, ashiyapppp" ucap Pak Jimin sambil menyiapkan soto pesanan Bina.

Bina tersenyum menaggapi pantun Pak Jimin "Pak aku  tinggal bentar ya, mau beli air".

Sambil berlalu ia berjalan menuju kios sebelah untuk membeli air mineral dan beberapa cemilan untuk dimakannya di kelas nanti. Setelah membayar ia segera berjalan kembali ke kios pak Jimin,  ia bergegas mengambil pesanannya yang ternyata sudah jadi. Tidak  lupa bayar dan bilang terima kasih ia langsung pergi dengan satu mangkok soto ayam kesukaanya dan satu kresek cemilan yang dibelinya tadi. Karena sudah sangat lapar dan tergoda dengan kepulan asap yang berasal dari semangkok soto favoritnya Bina langsung menduduki meja kosong di pojok kantin dengan pemandangan lapangan basket yang sedang diguyur hujan, ia langsung melahap habis soto ayam, nggak pakai taoge dan koya dengan tambahan dua kerupuk udang kesukaannya. Nyam nyam brum brum, ucapnya dalam hati.

Tet...tet...tet....

Terdengar suara bel tanda masuk kelas sudah berbunyi. Bina yang sedang berjalan santai di lorong kelas segera mengubah kecepatan langkahnya agar cepat sampai dan tidak ketinggalan prosesi pembacaan Pancasila dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Hal yang sangat memalukan jika Bina sampai ketinggalan ikut prosesi tersebut karena ia menyadari jika suaranya sangatlah nyaring dan false. Setelah menaiki 22 anak tangga, di depan Bina sudah terlihat plang bertuliskan 12 IPA 2. Iya Bina pernah segabut itu sampai tahu berapa jumlah anak tangga di sekolahnya.

"Assalamualaikum" ucap Bina sambil masuk ke kelas.

Ia segera menghampiri bangku tengah depan papan tulis yang menjadi tempatnya belajar selama satu semester di kelas ini. Terlihat dari depan pintu, bangku tersebut sudah ada yang mengisi yang tidak lain dan tidak bukan adalah Cica teman sebangkunya selama dua semester belakangan ini.

Meet UWhere stories live. Discover now