2. You Think You're Special To Someone

5.7K 351 10
                                    

Mereka bohong, ketika mengatakan bahwa kamu spesial.

Well, oke, nggak sepenuhnya bohong. Tetapi, di balik "you are special to me" selalu ada motif tersembunyi. Selalu ada alasan kenapa orang-orang memprioritaskan dirimu.

I know it probably sounds very judgmental, but it's the truth.

Kamu diprioritaskan bukan karena kamu, tetapi karena ada sesuatu yang dia ingin dapatkan dari kamu.

Bahkan dalam ranah psikologi, hal ini sudah dibahas lama. Memang nggak secara gamblang, tetapi kalau kita lihat menggunakan kacamata psikoanalisa—yang dicetuskan oleh salah satu bapak psikologi ternama, Sigmund Freud—beliau menggambarkan bahwa manusia bergerak berdasarkan pleasure principle, yaitu pemuasan diri untuk memunculkan suatu tingkah laku. Hal ini ditambah dengan peranan id, ego, dan superego bahwa manusia memiliki insting dari lahir. Insting untuk survive, yang intinya adalah manusia akan melakukan apa pun untuk kepentingan dan keselamatan pribadinya.

Begitu juga pemahaman kedua dalam psikologi, behaviorism, yang intinya adalah manusia memunculkan suatu tingkah laku berdasarkan pengondisian (conditioning) yang dia dapat. Apabila menimbulkan efek yang menyenangkan, maka akan dilakukan. Jika tidak, maka akan ditinggalkan. Dan, ini teraplikasi sepanjang hidup manusia.

Manusia melakukan sesuatu atas dasar untung-rugi. Kalau kita merasa akan mendapatkan keuntungan, maka akan kita kerjakan. Jika merugikan, maka akan kita tinggalkan.

Contoh, ya. Untuk apa kita terus melakukan pekerjaan yang mereka benci setiap hari? Karena ada kompensasi yang menguntungkan, yaitu gaji.

Untuk apa kita menghabiskan waktu dengan belajar dan membaca buku pelajaran? Karena kita paham ada keuntungan yang bisa dikejar di balik itu semua, yaitu nilai, kelulusan, atau pribadi yang lebih baik.

Untuk apa kita memuji dan menyenangkan orang lain? Karena ada yang kita harapkan dari itu semua.

Untuk apa kita mencintai seseorang dengan begitu dalam? Karena kita juga berharap dicintai dengan cinta yang sama dalamnya.

Untuk apa kita berkorban untuk seseorang? Karena, sebenarnya, kita mengharapkan dia akan berbuat baik untuk kita, nanti di masa depan saat kita membutuhkan.

Dan, seperti kasus di awal, ketika dia membuatmu menjadi orang yang paling spesial, itu sebenarnya untuk kepentingan dirinya sendiri, ada yang ingin dia dapatkan darimu. Sebagaimana kamu yang sedang menspesialkan seseorang, karena kamu mengharapkan sesuatu darinya, deep down inside.

Setelah mendapatkan apa yang dia mau, perlakuan manisnya pun akan selesai. Lalu, dia pun mulai berubah. Mission accomplished.

You've seen such story in your life, haven't you?

Being Special

Ini adalah sebuah musibah.

Ketika kita merasa paling spesial di antara manusia lainnya, maka kita akan menuntut untuk diperlakukan spesial juga, dan akhirnya membentuk kita menjadi orang yang menyebalkan.

Kekecewaan pun akan sering timbul, karena ekspektasi kita yang ingin diperlakukan spesial. Dalam masalah pengembangan diri, merasa spesial adalah sebuah kemunduran diri. Penilaian yang bias terhadap diri sendiri karena perlakuan spesial dari sekitar, membuat kita merasa puas terhadap diri sendiri.

Merasa spesial adalah keadaan di mana seseorang memilki kepercayaan diri yang berlebihan. And like anything else, semua yang berlebihan nggak akan berdampak baik

Merasa spesial adalah lawan dari perasaan rendah diri, lawan dari perasaan tahu diri. Dan, merasa spesial adalah perasaan yang adiktif. Kita akan ingin lagi, lagi, dan lagi.

Merasa spesial juga dekat dengan sifat narsistik, salah satu sifat yang cukup buruk, yang membawa musibah tersembunyi di baliknya. Orang-orang yang narsistik cenderung berasumsi atas bagaimana lingkungan sosial selalu menilai gerak-geriknya. Padahal, ya, nggak juga.

Narsistik juga bisa jadi salah satu pemicu timbulnya kecemasan sosial, karena merasa semua mata tertuju padanya. Jika melakukan kesalahan, dia merasa akan ada banyak yang menilainya. Hal-hal semacam itulah yang membuat dirinya semakin cemas.

Jadi, beruntunglah kita yang sudah ditempa dengan permasalahan hidup yang membuat kita bisa tahu diri. Dari sini, kita bisa mengakui kurangnya kita, bisa mengakui kelemahan kita, bisa mengakui kesalahan kita, sehingga kita nggak merasa dispesialkan dan akhirnya terus berusaha memperbaiki diri agar menjadi orang yang lebih baik.

Ketika kita bisa rida, bisa menerima diri kita dengan segala kekurangannya, dengan segala masalah yang kita bawa, dan nggak memedulikan penilaian manusia lain atas kita, selama kita nggak mengganggu norma yang berlaku dan aturan agama...

... that's what makes you special.

***

Manusia memang terkesan sangat buruk dengan penjelasan di atas. Di buku tentu ada penjelasan yang lebih jauh mengenai ini. Sayangnya, nggak bisa dipos terkait kesepakatan dengan penerbit, and it's for the best.

Jadi, apa pendapat kalian tentang bab ini?

Kalau mau baca bukunya, buku What's So Wrong About Your Life udah tersebar di toko buku. Ada di Gramedia, bisa beli online, atau langsung ke ig gue, liat bio gue. IG gue: ardhimd.

See you in the next chapter!

What's So Wrong About Your LifeWhere stories live. Discover now