MBAH DONGKOL

579 2 0
                                    

Dalam mengungkap lebih jauh tentang Telaga Ranjeng. Rahmat dan Artur dua orang jurnalis yang suka memburu dan menulis hal-hal gaib perlu menghubungi dan mewawancara Mbah Dongkol.

Sebagai salah satu sesepuh Desa Windu Aji yang dipercaya cukup mengetahui seluk beluk Telaga Ranjeng.

Sebutan Mbah Dongkol adalah julukan yang diberikan kepada seorang mantan Kepala Desa yang pensiun karena usia.

Usia Mbah Dongkol sekitar 75 tahun namun tetap sehat. Nama asli Mbah Dongkol adalah Supriadi atau kerap dipanggil Pak Pri. Meskipun tua Mbah Dongkol tetap sehat dan kuat.

Sebelum jadi Kepala Desa atau Kades Mbah Dongkol adalah seorang tentara. Dia mundur dari tentara dan memilih karir sebagai Kepala Desa.

Rahmat kenal Mbah Dongkol cukup lama. Sebab pertama kali dia tinggal di Tegal ya datang kesini menemui Mbah Dongkol. Karena saat itu Rahmat sambil berjualan kelinci. Dia sering memasok daging kelinci ke rumah makan di Jakarta.

Mbah Dongkol adalah seorang peternak kelinci. Karena itu tidak heran jika Rahmat mengenalnya.
Sebenarnya bukan itu saja, melainkan karena Pak Dongkol punya anak Gadis yang cukup cantik Putri namanya dan Rahmat naksir berat. Sehingga dia sering kesitu dengan pura-pura beli kelinci.

Namun seiring berjalannya sang waktu putri nikah dengan orang lain dan Rahmat nikah dengan orang Margasari. Sehingga Rahmat sudah jarang kesitu. Lagi pula saat ini lebih tekun menjalani dunia jurnalistik dan telah meninggalkan bisnis daging kelinci.

Karena itu mereka pun mudah mendapatkan nara sumber yang dapat dipercaya untuk menguak misteri Telaga Ranjeng.

"Jangan main-main dengan telaga itu ya Mas..!" Ujar Mbah Dongkol kepada Rahmat dan Artur yang sowan ke rumahnya.

Mbah Dongkol menuturkan suatu ketika ada rombongan study tour dari Surabaya pakai bus tujuan ke Kebun teh Kaligua untuk melihat-lihat kebun teh dan rumah-rumah Belanda yang sekarang tetap masih utuh.

Sepulangnya dari kebun teh mereka mampir ke Telaga Ranjeng. Sebab telaga ini terletak di pinggir jalan ke arah kebun teh. Sehingga rombongan study tour ini menyempatkan mampir.

Penduduk setempat mengingatkan kepada mereka. Bahwa melihat telaga boleh, tidak dilarang. Tetapi jangan sampai merusak apa pun. Juga jangan mengambil apa pun disitu.

Dasar anak-anak. Meskipun telah diingatkan tetap dilanggar juga.
"Ada salah satu anak yang mengambil ikan lele telaga ... ya telaga itu penuh dengan ikan lele. Katanya buat kenang-kenangan. Bukti bahwa mereka pernah ke Telaga Ranjeng..!" Ungkap Mbah Dongkol.

Saat mereka pulang ke Surabaya. Sesampainya di daerah Pemalang bus study itu tabrakan. Dan ada beberapa anak yang jadi korban.

"Mereka tewas. Termasuk yang membawa lele. Soal benar tidaknya hubungan antara kejadian itu dan lele telaga. Wallahu alam bisawab ..!" Ujar Mbah Dongkol.

*** tbc ****

MISTERI TELAGA RANJENG (END)Where stories live. Discover now