Part 1 : Bekal (Sudah revisi)

30.1K 1.1K 371
                                    

Bismillah.

Hai, salam hangat dari aku :)

Sebelum baca, alangkah baiknya follow dan vote terlebih dahulu❤️

Happy Reading😊

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Kata orang Givea adalah gadis buruk, gadis tidak tau malu, gadis jalang dan murahan, ketika mereka tau Givea berkali-kali menembak cowok, namun berkali-kali juga Givea ditolak.

Kata orang Givea juga gadis sampah, yang membawa buruk nama sekolah SMA Karya Bakti, karena sikap memalukannya itu.

Namun kata orang terdekatnya Givea merupakan gadis baik, ramah, penyayang, penyabar, kuat dan juga mandiri.

Namun apapun yang mereka katakan tidak membuat seorang Givea goyah begitu saja. Pertahanan gadis itu memang sangat kuat untuk gadis seusianya. Banyak yang salut dengan Givea karena begitu kokoh pondasi tameng hatinya yang ia buat.

Givea tak peduli dengan apapun yang mereka bilang. Prinsipnya gini, dia hidup bukan untuk membuat orang lain terkesan. Toh mereka hanya bisa menghina, tanpa mengetahui fakta yang sebenarnya.

Seperti sekarang ini Givea tengah
berjalan di sepanjang koridor, senyum manis selalu terbit di wajah cantiknya, tidak pernah luntur setiap dirinya masuk ke halaman sekolah, sehingga mereka yang melihatnya pasti akan menganggap dirinya gila.

"Givea!" panggil Farah dan Dinda secara bersamaan dari kejauhan.

Givea menoleh ke belakang, dirinya mendapati kedua sahabatnya yang kini tengah berlari ke arahnya. Farah dan Dinda, mereka merupakan sahabat yang Givea punya dari awal masuk SMA, sampai sekarang ia kelas XI.

"Kenapa?" tanya Givea setelah kedua sahabatnya itu mendekat.

"Kita mau bareng lo lah," balas Farah yang diangguki Dinda di sebelahnya.

"Yaudah ayok," ajak Givea langsung berjalan mendahului.

Dinda menarik tas Givea rusuh. "Eh Giv Giv, liat tuh ada kak Gavin!" tunjuk Dinda ke arah cowok jangkung yang kini sedang berjalan bersama teman-temannya.

Givea menghentikan langkahnya. Pandangan Givea langsung tertuju pada satu cowok, yang berjalan menatap lurus ke depan dengan pandangan selalu datar. Dialah Gavin Nathaniel, sosok tampan yang sudah Givea kejar selama satu tahun lebih lamanya.

Givea tersenyum lebar ke arah kakak kelasnya itu. Tanpa aba-aba Givea langsung berlari mendekat ke arah Gavin, meninggalkan kedua sahabatnya yang terdiam cengo melihat tingkah Givea barusan.

"Eh Din, Givea mau ngapain tuh?" tanya Farah menatap Dinda.

"Mana gue tau Far, kita liat aja dulu Givea mau ngapain," balasnya membuat Farah mengangguk setuju.

"Kak Gavin tungguin!" pekik Givea membuat ketiga kakak kelasnya itu langsung berhenti dan menoleh ke arahnya.

"Ada apa Giv?" tanya Romli salah satu teman Gavin.

"Hehe gapapa kak, mau ketemu sama kak Gavin aja," ujar Givea seraya tersenyum manis.

"Noh Vin, kita duluan ya. Jangan diacuhin Givea-nya kasihan," ujar Deni berpesan sembari menepuk pundak Gavin pelan. Deni langsung menarik lengan Romli untuk pergi meninggalkan Gavin.

Setelah kepergian kedua temannya, Gavin hanya menatap dingin Givea, tanpa berniat mengucapkan kata-kata apapun.

"Eh, kak Gavin baru berangkat ya?" tanya Givea basa-basi, namun hening tak ada jawaban.

Gavin untuk Givea (Tahap revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang