Part 17 : Siska Audreylia (Sudah revisi)

4.8K 401 23
                                    

Happy Reading😊

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Pagi ini sangat cerah, matahari bersinar dengan sangat terik seakan membakar kulit putih nan indah gadis cantik yang kini sedang berlari-lari menuju ke gerbang sekolahnya, sesekali ia juga mengusap peluh keringatnya yang mengalir bercucuran di pelipisnya.

Damn!

Mungkin Givea terlambat hari akibat mengerjakan tugas semalam hingga larut.

Sepi. Satu kata yang menggambarkan koridor sekolahnya saat ini saat Givea mengintip dari balik gerbang. Ia yakini, semua manusia sudah masuk di kelasnya masing-masing.

Dan disinilah Givea berada, berkumpul dengan siswa lainnya yang juga datang terlambat. Siap-siap hari ini ia akan mendapatkan hukuman untuk yang pertama kali seumur-umur dalam hidupnya.

"Panas banget ya Giv?" tanya seseorang disampingnya membuat Givea menoleh kesamping dan mendengus saat mengetahui siapa orang itu.

"Udah tau pakek nanya," ketusnya.

Sementara Rizal terkekeh. "Biasa aja kali mukanya, biasanya kalo orang hobi marah kan tambah tua, ejeknya.

Givea mendelik tajam. "Gue masih muda ya! Lagian gue kesel kenapa harus dihukum. Lo juga kenapa bisa dihukum?"

Cowok itu bergeser kesamping dari tempat semulanya mengubah posisinya agar menjadi lebih dekat dengan Givea. Rizal tersenyum dan memandang cewek disampingnya itu dengan jarak yang lebih dekat

Rizal tertawa kecil. "Biasalah, anak baru belum afdol rasanya kalau belum pernah ngerasain hukuman di sekolah barunya.

"Gila!"

"GIVEA, RIZAL! APA YANG KALIAN OBROLKAN?" teriak Bu Martha, guru BK yang terkenal sangat galak plus ketat jika menyangkut soal peraturan.

Sedangkan Givea tersentak kaget dan menelan ludahnya gugup sambil berkata dalam hati. "Mati gue"

"Enggak kok Bu kita nggak ngapa-ngapain," jawab Givea.

"HUKUMAN BUAT SISWA DAN SISWI YANG TELAT ADALAH BERDIRI HORMAT DI LAPANGAN SAMPAI JAM ISTIRAHAT! tegas Bu Martha dengan tatapan tajamnya.

Busyett.

Gak tanggung-tanggung tuh guru ngasih hukuman?!

"Bu Christina Martha Tiahahu yang cantik ibu kan seorang pahlawan nih, jadi masa iya galak-galak gitu ntar cepet tua loh. Sebagai gantinya, gimana kalau hukumannya diringankan saja Bu?" tawar Givea yang disetujui semua murid yang terlambat.

"TIDAK BISA! KALIAN SUDAH TERLAMBAT SEPULUH MENIT, MAKA TIDAK ADA AMPUNAN UNTUK KALIAN! SEKARANG JALANKAN SAJA HUKUMAN DARI SAYA, ATAU— HUKUMANNYA SAYA GANTI JADI BERSIHIN SEMUA TOILET?" ucap Bu Martha mutlak membuat semua murid mendesah kecewa.

"BU! Itu ada Pak Darto!" teriak Givea membuat Bu Martha mengikuti arah yang ditunjuk Givea. Benar saja, Givea tidak berbohong. Di koridor sana Pak Darto sedang lewat membuat Bu Martha yang memang mengagumi Pak Darto, guru killer yang berstatus duda itu jadi salah fokus.

Givea tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dengan cepat ia menarik tangan Rizal mengendap-endap lewat belakang Bu Martha dan berlari menjauh dari lapangan.

Setelah lama mereka berlari menjauh dari lapangan akhirnya mereka dapat lolos dari hukuman Bu Martha.

"Huh, huh, hah, hosh untung gue bisa lari dari tuh guru BK," ucap Givea yang masih ngos-ngosan. Kini pelarian mereka adalah kantin, disana mereka berdua ngumpet sembari jajan minuman.

Gavin untuk Givea (Tahap revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang