Bab 7

792 1 0
                                    

Setelahnya, Arum pun terlihat semakin lemas, ia bahkan tak mampu untuk menopang tubuhnya lagi, akhirnya karena darurat Joni dan teman-teman pun kembali membuka tenda sebagai tempat Arum beristirahat, Joni dan teman-teman lain fokus kepada kesehatan arum tanpa memikirkan puncak cikuray, sebab bagi mereka keselamatan adalah hal yang harus selalu diutamakan.

Arum pun mulai merebahkan tubuhnya yang begitu lemas, ia masih merasakan kedinginan yang sungguh hebat, semua orang di sana berusaha untuk menghangatkan Arum. Ada yang membuatkan the hangat, ada pula yang mengoleskan minyak kayu putih ke tubuh arum agar ia merasakan hangat. Di sisi lain, joni pun menanykan kepada agus terkait sosok yang agus lihat sedang menempel di pundak arum.

"Gus gimana masih ada di tubuh arum apa sudah hilang??" tanya Joni

"Sosok itu udah ngga nempel di tubuh arum, tapi dia duduk tepat di samping arum sembari menatap arum dengan tatapan yang sangat tajam" ucap agus

"Kenapa dia bisa ikutin arum??" tanya joni

"Sepertinya dia mencium bau darah yang begitu amis dari tubuh arum, apalagi kan hari ini arum datang bulan tepat di hari pertama" ucap Agus

"Benar juga yah, apalagi kan kalau sedang datang bulan tidak dianjurkan melakukan pendakian, lalu apa yang harus kita lakukan??" tanya Joni

"Selama arum tidak bersikap atau pun berucap keliru, makhluk itu hanya akan sebatas menempel atau pun dekat dengan arum, dia tidak akan menyaakiti tubuh arum bang" ucap aagus

"Tapi arum semakin kedinginan, bahkan tubuhnya begitu lemas, apa kamuy akin kalau makhluk itu tidak menganggu arum??" tanya Joni

"Kalau ketempelan makhluk halus pasti akan merasakan seperti itu bang" ucap agus

"Apa lebih baik kita sudahi saja pendakian ini, dan kembali ke rumah pakde Aji??" taanya joni

"Kalau itu aku ngga bisa putuskan bang, lebih baik kamu tanya ke temen-teman aja" ucap Agus

Joni pun kemudian membuka obrolan dengan semua teman-temannya tepat di depan tenda untuk membicarakan tentang kelanjutan pendakian cikuray ini.

"Guys, arum kan sakit nih, kita mau lanjut atau pulang saja??" tanya Joni

"Kita coba lihat kandisi arum beberapa waktu ke depan, kalau dia semakin buruk kondisinya kita lebih baik turun, namun jika sebaliknya kita bisa lanjutkan perjalanan menuju puncak" ucap dika

"Bagaimana yang lain???" tanya joni

"Sebetulnya aku dengan nisa pengen sampai puncak supaya ada kenang-kenangan, tapi kalau semuanya setuju turun ya kami ikut" ucap Ari

"Lebih baik turun, sebab aku tak tega melihat kondisi arum saat ini" ucap tasya

"Yasudah, kita lihat perkembangan kondisi arum selama satu jam kedepan yah, kalau dia pulih segera kita lanjut kalau semakin buruk kita turun" ucap joni

Meskipun saat ini joni dan keenam temannya sedang tersesat saat akan mendaki ke puncak gunung cikuray, namun joni tahu arah turun ke bawah, sebab di sepanjang jalan yang mereka lewati ia lebih dulu memberikan tanda berupa ikatan tali yang ia gantungkan di ranting pohon di sepanjang jalan yang mereka lewati.

Joni benar-benar leader yang penuh dengan perhitungan dan tidak egois, ia benar-benar memikirkan keselamatan seluruh anggotanya terutama arum yang sangat rentan sakit. Setelah satu jam berlalu, konddisi arum pun semakin membaik.

"Jangan turun gitu aja, kita lanjut sampai puncak baru turun" ucap Arum yang ternyata mendengar semua hal yang diperbincangkan oleh teman-temannya.

"Tapi kondisi kamu??" tanya joni

"Aku baik-baik saja bang, aku yakin akan selalu baik" ucap arum

"Kamu butuh istirahat berapa lama lagi??" tanya joni

"Beri aku waktu satu jam untuk memulihkan kondisi tubuhku secara maksimal" ucap arum

"Yasudah, kita akan kembali melanjutkan perjalanan setelah kamu selesai beristirahat" ucap Joni

Sembari beristirahat, joni dan teman-temannya pun memilih untuk memasak logistic yang mereka bawa yaitu mie instan, mereka pun merebus mie yang di bawanya. Joni merasa sedikit lega, satu persatu persoalan lekas tuntas dengan sendirinya.

Bersambung

MALA PETAKA DARAHHAID DI JALUR PENDAKIAN GUNUNG CIKURAIWhere stories live. Discover now