Part 2-Tom And Jerry

22.5K 807 13
                                    

Bibir keduanya masih saling bersentuhan, membuat orang yang kakinya terantuk kaki Harlan, juga semua orang yang berada disitu terbelalak. Sementara itu, Harlan dan Ine sama-sama melotot dan dengan satu gerakan cepat, Ine langsung mendorong dada bidang laki-laki itu hingga Harlan terjengkang ke belakang. Dia langsung menggeram keras dan mengusap punggungnya yang terbentur kerasnya lantai. Matanya menatap Ine dengan tatapan kesal dan kening yang berkerut. Ine sendiri menatap Harlan dengan tatapan tajam dan bahu yang terlihat naik-turun karena emosi yang naik ke permukaan. Belum lagi rasa panas yang menjalar pada kedua matanya hingga menimbulkan efek kaca disana. Gadis itu kemudian mengusap bibirnya dengan kasar secara berulang-ulang dan mulai menggerutu sendiri. Bahkan, saking kesalnya dengan kejadian barusan, Ine langsung menghentak-hentakkan kakinya di lantai dalam posisi duduk berselonjor. Membuat Harlan dan semua yang ada disana menatap gadis itu dengan tatapan takut.

            “AAARGGGH!!! DASAR SETAN MESUM! OMES! TUKANG NGAMBIL KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN! BIBIR GUEEEEEE!!! MAMAAAAAAAAA!!!” jerit Ine keras sambil mengacak rambutnya yang indah. Kini, rambut gadis itu sedikit terlihat berantakan, membuat si pembuat masalah—orang yang menyebabkan Harlan dan Ine berciuman—juga semua orang yang menyaksikan kejadian ini satu persatu meninggalkan tempat tersebut.

            “Heh... Heh... Ine, Ine....” Harlan langsung meringsek maju mendekati Ine dan mencoba menenangkan gadis itu. Dipegangnya kedua bahu Ine dengan tegas agar kegiatan gadis itu mengacak rambutnya dan mencak-mencak segera berhenti. Gawat juga, kan, kalau Ine sampai dikira orang gila yang nyasar ke kampus oleh mahasiswa yang lain. “Tenang, Ne... tenang... calm down, Babe... calm down....”

            Tiba-tiba saja, Ine berhenti mengamuk. Gadis itu langsung menatap Harlan dengan tatapan mautnya, membuat Harlan sedikit mengkeret ketakutan. Walaupun selama ini mereka memang terkenal sebagai Tom and Jerry versi manusia, tetapi, tatapan Ine kali ini benar-benar terlihat menakutkan di mata Harlan. Menurut Harlan, jangan pernah remehkan kekuatan amarah perempuan, karena mereka bisa memorak-morandakan dunia. Harlan sudah pernah melihatnya. Ketika dulu, Bundanya mengamuk habis-habisan pada Ayahnya karena di jas pria tersebut ada noda lipstick yang entah milik siapa. Ayahnya berkata bahwa dia sama sekali tidak bermain perempuan seperti apa yang dituduhkan oleh Bundanya. Lipstick itu ada disana karena sewaktu di rumah makan saat dia makan siang, seorang wanita terpeleset dan refleks memegang bahu sang Ayah yang saat itu sedang berada di dekat wanita tersebut. Akibatnya, sang Bunda mogok bicara pada sang Ayah. Bukan hanya itu, Ayahnya juga disuruh tidur di ruang tamu dan tidak disuguhi makanan sama sekali.

            Yang kedua ketika sang Kakak, Cecillia, mendapat peringkat kedua di sekolahnya. Kalah saing dari salah satu temannya yang bernama Eliza. Waktu itu, ujian kenaikan kelas. Harlan selalu melihat Cecillia belajar setiap waktu bahkan sampai pingsan karena lupa makan. Nilainya memang memuaskan. Sangat memuaskan malah menurut Harlan. Hanya saja, nilai Eliza sedikit lebih dari Cecillia. Dan menurut salah satu sumber terpercaya dari Cecillia, Eliza menyontek. Jelas saja sang Kakak langsung meradang dan mencak-mencak di rumah. Begitu Harlan mendatangi kamar Cecillia, gadis itu sedang menangis meraung-raung di atas kasurnya. Dan sialnya lagi, begitu melihat dirinya, sang Kakak langsung menyuruhnya untuk mendekat dan mulai menjambak-jambak rambutnya dengan ganas sambil mencurahkan seluruh isi hati dan kekesalannya. Ada satu jam dia berada didalam kamar Cecillia dan begitu dia keluar dari dalam kamar, Anna sampai menjerit saking mengenaskannya kondisi laki-laki itu. Rambut acak-acakan, baju kusut dan sedikit robek, muka yang sedikit memerah—entah karena apa. Harlan langsung mendekati Anna dan memperlihatkan isi piring yang dibawanya sudah kosong melompong.

            “Bun... Harlan berhasil bikin Kak Cecill makan. Hebat, kan? Sekarang, Harlan nangis dulu, ya, Bun?” Harlan langsung duduk di meja makan dan menundukkan kepalanya di atas meja bahkan mengetuk keningnya pada meja tersebut.

BEAT IT!Where stories live. Discover now