Part 3-World War 3!

18.7K 773 14
                                    

Selama dua puluh tiga tahun dia hidup di dunia, bukannya dia tidak pernah berhubungan khusus dengan gadis manapun. Dia bahkan tidak bisa mengingat siapa saja yang sudah keluar-masuk didalam hidupnya selama ini. Yang dia ingat adalah Zaza, Maisya, Inggit, Alin dan Kartika. Selebihnya, Harlan sama sekali tidak ingat lagi siapa nama mantan-mantan pacarnya. Playboy? Harlan sudah kebal dengan sebutan itu. Kenapa harus marah kalau apa yang mereka katakan tentangnya memang benar? Toh, dia memang benar-benar sering bergonta-ganti pacar sejak SMP. Keizo sendiri hanya tertawa ketika tahu kebiasaan Harlan bergonta-ganti pacar, sementara Anna sibuk menggelengkan kepalanya dan mengomelinya karena mirip dengan kelakuan Ayahnya dulu.

            Lalu, apa yang bisa dia jelaskan tentang jeritan histeris jantungnya saat ini ketika Ine tanpa sengaja memeluknya hanya karena dua ekor kecoak yang bahkan merasa malas untuk mendekati gadis itu? Bahkan dulu, ketika dia memeluk para mantan kekasihnya, dia sama sekali tidak merasakan getaran aneh, napas tercekat bahkan dentuman yang kuat pada jantungnya. Dia merasa biasa saja. Dia memang tidak pernah mencium bibir para mantan kekasihnya itu karena menganggap ciuman pertama dan ciuman-ciuman selanjutnya hanya akan diberikannya pada bibir isterinya di kemudian hari. Lantas, apa yang membuat hal itu kini berbeda ketika dia merasakan pelukan Ine pada dirinya?

            Sial! Ketika napas Ine terasa pada tengkuknya, Harlan merasa tidak bisa berpikir dengan jernih. Otaknya mendadak buntu. Tubuhnya menjadi kaku. Dia tidak membalas pelukan Ine namun dia membiarkan gadis itu semakin mengetatkan lingkaran kedua tangannya pada lehernya. Matanya masih menatap dua ekor kecoak yang kini sibuk mondar-mandir di depannya, seakan meledeknya karena sudah mati kutu didalam pelukan musuh bebuyutannya sendiri.

            “Ne... Ine!” Harlan mencoba bersuara secara normal dan berusaha menjauhkan tubuh gadis itu dari tubuhnya. Namun, semakin dia mencoba, Ine justru semakin membenamkan kepala gadis itu dilehernya, membuat degupan jantungnya semakin tidak karuan dan semakin meliar. “Ine! Jauh-jauh dari gue, ish!”

            “Kecoak, Harlaaaan! Kecoak!” jerit Ine ketakutan sambil menghentak-hentakkan kedua kakinya di atas lantai. Harlan merasa ad percikan api didalam tubuhnya, mengalirkan rasa panas disana. Menggetarkan seluruh syaraf-syaraf tubuhnya ketika dia merasakan sesuatu yang kenyal menyentuh kuat dada bidangnya.

            Mati gue!

            “Ne! Badan lo bahkan jutaan kali lebih besar dari kecoak itu!” Harlan masih mencoba menjauhkan tubuh Ine yang seolah melekat kuat bagaikan diberi lem super kuat pada tubuhnya. Dia juga berusaha untuk bernapas dengan baik dan benar karena seingatnya, dia sama sekali tidak memiliki riwayat penyakit asma. Keluarganya jauh dari kata asma. Tapi nyatanya, Harlan sekarang sedang mengalami penyakit sialan itu. Penyakit yang diakibatkan oleh sang musuh!

            “Gue geli sama kecoak, Harlaaaaan! Usir dulu kecoaknyaaaa!!!” jerit Ine lagi. Semakin kencang dan semakin menguatkan pelukannya pada Harlan.

            “Ine Maharani Prasetyo, demi Tuhan dan demi muka bumi ini... kalau lo nggak ngelepasin gue, gue akan bikin lo lebih geli lagi dengan mulut gue!” ancam Harlan dengan suara yang dibuat sekesal mungkin.

            Saat itulah, Ine berhenti menghentakkan kedua kakinya. Gadis itupun menguraikan lingkaran tangannya pada leher Harlan namun tidak benar-benar melepaskan pelukannya. Keduanya saling tatap dengan wajah yang begitu dekat. Harlan bisa melihat dengan jelas wajah Ine. Wajah yang manis dan cantik kalau dilihat dari jarak sedekat ini. Kedua matanya... hidungnya... kedua pipi gembil Ine yang kontras dengan tubuhnya yang mungil... juga... bibirnya. Bibir merah yang kecil. Bibir yang begitu sensual dan menggoda. Membuat Harlan menelan ludah susah payah dan mulai terasa sesak. Sesak pada napasnya karena degupan jantung yang begitu kerasnya... juga sesak pada bagian bawah perutnya. If you know what i mean.

BEAT IT!Where stories live. Discover now