3. Sisi Lain

166 10 0
                                    

Mobil membelah jalanan ibu kota yang cukup lengang sore itu. Aroma kemacetan yang mengular tak terlihat di ruas-ruas jalanan utama yang dilewati. Jakarta terlihat cantik dan menawan. Gedung-gedung, taman kota, trotoar dengan bunga-bunga cantiknya terlihat jelas dari balik kaca mobil. Tak ada penghalang pandangan. Mungkin karena hari Minggu dan banyak orang Jakarta menghabiskan akhir pekan untuk rekreasi ke luar kota atau hanya berdiam diri di rumah bersama keluarga.

Udara sore terasa nyaman walaupun sisa-sisa kegarangan sang mentari masih terlihat. Angin semilir membelai rambut Soledad. Satu tempat ada dalam benak gadis itu. Tempat yang sering disambanginya sejak beberapa tahun ini. Ke sanalah dia melajukan mobilnya.

Cukup tigapuluh menit saja dia sudah berada di depan sebuah gedung bertingkat di kawasan Kelapa Gading. Sebuah bangunan dua lantai berdesain mencolok dan berbeda dengan bangunan di sekitarnya. Terlihat asri dengan bunga-bunga yang terawat baik di sisi kanan-kiri halaman. Area parkiran pun cukup luas dan aman. Di depan pintu bertuliskan nama untuk perawatan tubuh dan wajah. The Praba Kenanga.

Soledad menyukai tempat ini. Bagian dalam ruangan penuh dengan nuansa Jawa yang kental, mengingatkannya akan masa kecil yang indah dan alami. Ornamen serta ukiran di dinding mengulir panjang melingkar dengan warna coklat kayu seolah melemparkan ingatan akan kain batik yang sering dipakai para sepuh dan sekat kayu milik orang-orang kaya di kampung. Selalu ada keharuman menenangkan tercium hingga rongga hidung. Wangi itu berasal dari potpourry cantik campuran rempah-rempah kayu, bunga-bunga kering, dan minyak esensial.

****

Dua jam sudah Soledad berada di tempat ini. Kepalanya terasa ringan. Rasa penat pun menghilang seiring tubuhnya tersentuh pijatan tangan halus milik Herna, salah satu pegawai The Praba Kenanga. Gadis bermata bulat itu terapis pilihan dan langganan Soledad.

Setelah membayar sejumlah uang ke bagian kasir, gadis itu melenggang keluar gedung. Aroma tubuhnya pun sudah wangi. Walaupun dia hidup di kota metropolitan, ramuan luluran rempah Jawa adalah pilihan pavoritnya.

"Makasih, Kak Sole. Tiap ke sini suka ngasih uang banyak. Alhamdulillah, buat nambah beli susu anakku," kata Herna sewaktu Soledad memberikan tip untuknya.

"Nanti aku ke sini lagi, Her. Seperti biasa, telepon dulu nyari waktu kosong," ujar Soledad.

Mata Herna berbinar dan bibirnya melengkung membentuk senyuman. Soledad tertawa kecil. Diam-diam dia salut akan perjuangan Herna di belantara Jakarta ini. Perempuan Sumatera berusia 29 tahun itu merupakan orang tua tunggal dengan dua anak yang masih kecil. Suami Herna meninggal saat anak keduanya masih dalam kandungan. Kini anak itu sudah berusia lima tahun.

Sneakers yang membungkus kaki jenjang itu kembali menyentuh aspal jalan. Langkah ringan seolah tanpa beban menuju kendaraan. Mobil sedan berwarna silver keluaran terbaru dari sebuah produsen mobil Jepang menunggunya dengan setia. Seorang juru parkir tersenyum lebar saat gadis itu memberinya selembar uang kertas berwarna hijau dan Soledad menolak menerima kembalian darinya.

"Makasih, Kakak. Semoga rezekinya semakin lancar," kata tukang parkir yang usianya sekitar lima belas tahun.

Soledad hanya tersenyum. Dia tidak ingin banyak berbasa-basi. Melihat remaja itu mengingatkannya pada seseorang di masa lalu. Ada keharuan menyeruak. Segera ditepisnya pikiran yang sempat terlintas. Perlahan, mobil itu keluar dari pelataran parkir.

Magrib menjelang. Senja memerah di ujung cakrawala. Kegelapan mulai menanti. Suara azan terdengar di sekelilingnya. Kembali, sebuah rasa datang menyapa. Ada yang menyentak kuat relung kalbu. Dia lupa kapan terakhir menerima dan melaksanakan panggilan Tuhan.

Tuhan? Apakah masih ada keimanan dalam hati ini? Soledad menerawang panjang ke arah depan jalanan.

Tiba-tiba perutnya bereaksi, menggelitik dan protes minta diisi. Rasa lapar dan haus menghinggapi. Dia baru tersadar jika perutnya baru terisi siang saja. Itu pun hanya roti bakar dan segelas susu nonfat yang tersedia di lemari pendingin. Segera dilajukannya mobil ke arah daerah Jakarta Pusat.

VIAJE DE SOLEDAD [21+] (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang