Chapter 11

261 4 2
                                    

---

Mereka pun kembali ke kamarku dan melihatku yang masih terus menari.

Eyang ku pun langsung memegang pundakku dan menaruh telapak tangannya tepat dipucuk kepalaku. Setelah itu aku baru sadar dan bertanya apa yang terjadi. Dan eyang mengatakan untuk tidak membiarkan pikiran kami kosong.

Aku yang tidak mengerti hanya mengangguk dan melanjutkan apa yang ku kerjakan sebelumnya.

Ibuku masih saja memperhatikanku dan itu membuatku bertanya-tanya. "Ada apa mih liatin aku terus?"

Ibuku pun menjawab "Tidak ada apa apa. Kalo kamu merasa tidak nyaman bilang ya sayang." Aku hanya tersenyum dan mengangguk mengiyakannya.

Malam hari pun tiba. Setelah makan malam kami pun istirahat seperti biasa.

Namun adikku mengatakan bahwa aku saat itu sangat aneh. Aku hanya terus saja menatapnya dengan tersenyum tanpa mengatakan apapun.

Itu membuatnya sangat ketakutan hingga memilih meninggalkanku sendiri di kamar dan ia tidur dengan orang tuaku. Aku tidak tahu apa yang terjadi saat itu.

Dan malam itu waktu terasa sangat lambat dan mencekam untukku. Aku mendengar suara gamelan itu seperti ada yang memainkannya.

Setelah itu aku tidak sadar apa yang ku lakukan. Ternyata adikku mengintip lewat pintu yang tidak tertutup rapat, ia berkata bahwa aku menari bersama sosok perempuan cantik dan ada sosok anak kecil seperti memainkan alat musik gamelan.

---

---

Next---

Gending JawaWhere stories live. Discover now