Chapter 21

172 3 0
                                    

---

Dia tersenyum dan berkata "Hallo sayangku. Bagaimana kabarmu hari ini? Apa kamu tidak merindukanku?"

Aku tertawa menanggapi celotehannya. "Aku baik. Umm menyebalkan, tapi aku tidak pandai berbohong. Aku merindukanmu." kataku

Lalu kami terdiam beberapa saat sampai dia bertanya "Ada apa dengan ekspresi itu? Apa ada yang mengganggumu sayang?" aku lupa jika kekasihku ini sangatlah peka. Lalu aku memberitahunya tentang apa yang baru saja terjadi beberapa jam lalu.

"Jangan menyalahkan dirimu seperti itu. Kamu tau aku tidak pernah bisa melihatmu seperti ini." katanya setelah aku menyalahkan diriku lagi atas apa yang menimpa adikku.

"Aku akan kesana." katanya lagi yang membuatku terkejut. Setelah itu kami memutuskan sambungan.

Benar saja berselang 1 jam tidak ada balasan darinya, ibunya menelponku dan bekata jika kekasihku itu baru saja berangkat dengan mobilnya untuk menyusulku. Lalu ibunya mengatakan padaku untuk bersenang-senang. Ya, aku tenang bahwa beliau tidak perlu khawatir padaku untuk saat ini.

Pada pukul 10.00 malam kekasihku mengabari jika dia sudah sampai dan sekarang dia akan menginap di Motel terdekat untuk malam ini dan besok akan pergi ke rumah eyang ku.

Aku segera memberitahu ayah dan ibuku jika kekasihku akan datang kemari besok.

Mereka terlihat senang mendengarnya. Ya memang mereka mendukung hubungan kami, karna kami tidak melewati batasan kami. Juga kekasihku memiliki usia 5 tahun diatasku.

Malam ini aku tidur sendiri sebab adikku tidur dikamar orangtua kami. Hatiku masih gundah. Setelah beberapa saat akhirnya aku terlelap.

Dalam keadaan setengah sadar, aku seperti melihat seseorang duduk di sofa yang terdapat di kamarku.

Namun aku hanya melihat bagian belakangnya saja karna dia memunggungiku. Dia seorang wanita, mengenakan kebaya berwarna merah, memiliki tubuh yang tegap dengan sanggul di kepalanya.

---

---

Next---

Gending JawaWhere stories live. Discover now