12 - Jangan Syaila

322 24 2
                                    

Mana suaranya yang kangen?? Absen sesuai umur kalian yukk!!😍

Ayo share, vote, dan komen duluu. Udah belomm??😘💛

Gimana kabarnya hari iniii? Semoga semuanya baik yaaa, yang lagi kurang baik yukk saling semangatin di kolom comment🥰

Pasti udah siap spam vote dan spam comment tiap paragraf, kan??💛💛💛

———

Kalo gak suka sama Boo/karya Boo, gak usah dibaca. Gak ada yang maksa. Jadi daripada nyampah, mending keluar dan jangan pernah masuk lagi.

Ini rumah saya, sebagai pemilik rumah saya BERHAK melarang orang yang membawa pengaruh buruk untuk masuk ke tempat saya berpulang.

Yang saya persilakan untuk masuk ke rumah dan dunia Si Kuning ini, hanya orang-orang yang siap jiwa dan raga akan hal-hal yang luar biasa. Khusus orang yang bisa berpikiran terbuka dan dewasa😊

———

Susah ya menyukai sepihak. Kesal, kesal sendiri. Sakit, sakit sendiri. Tersiksa, tersiksa sendiri juga. Ingin marah, tapi rasanya tidak ada alasan yang kuat sampai berhak dan pantas untuk marah — Hipotesis

———

Dalam hitungan detik Syaila menunduk melihat ke arah tubuhnya, kemudian menyilangkan kedua tangan tepat di depan dada.

"Siapa bilang boleh diliat?!" ujar Syaila setengah kaget setengah galak.

Laki-laki itu mengendikkan bahu. "Siapa suruh ngejeplak?"

"Ya mana tau kalo bakal ngejeplak!" balas Syaila membela diri.

"Nah yaudah, jangan salahin gue dong karena ngeliat ngejeplak. Kan ngejeplaknya—"

Bugh!

Syaila menepuk lengan atas Naka secara refleks. "Stop ngomong ngejeplak-ngejeplak terus!" kesalnya dengan wajah memerah.

Naka tertawa sambil menyentuh lengannya yang sempat terpukul. Laki-laki itu menoleh ke arah lain, seperti mencari sesuatu. "Dek!" panggilnya pada salah satu junior Paskib yang sedang membawa tumpukan kertas.

Buru-buru adik kelas itu menghampiri Naka. "Siap, ada apa, Kak?" tanyanya. "Gue minta kertas data diri," kata Naka yang diangguki cepat anak itu.

"Kalo boleh tau berapa banyak, Kak?" Naka melihat Syaila, "Satu," jawabnya tanpa mengalihkan perhatian dari gadis itu.

Tentu dibalas Syaila sama tajam, ia tidak lemah seperti gadis-gadis lainnya. Oh, atau mungkin gadis-gadis Naka sebelumnya?

Setelah memberikan satu lembar kertas data diri dan meminjamkan—maksudnya memberikan satu buah pulpen karena tidak mungkin anak itu menagihnya pada Naka, ia pamit undur diri.

"Isi," suruh Naka sambil memberikan kedua barang itu. "Ini apa?" tanya Syaila tak mengerti.

"Data diri," jawab laki-laki itu singkat. "Kok gue doang yang isi? Yang lain?" Syaila kembali mengajukan pertanyaan.

Alis gadis itu bertaut saat Naka tak kunjung menjawab.

Nama Lengkap: Syaila Razaad
Nama Panggilan: Syaila
Tempat dan tanggal lahir: Jakarta, 7 April 2006
Tinggi/Berat Badan: 165 cm/50 kg
Alamat: Dharmawangsa, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Sudah hampir selesai, tinggal satu pertanyaan lagi. Gadis itu mengernyit membaca pertanyaannya yang menanyakan nomor telepon atau ID Line. Oh, mungkin buat kasih informasi penting Paskibra kali ya? Jadi minta nomor/aplikasi yang bisa dihubungi.

HIPOTESISDonde viven las historias. Descúbrelo ahora