32. perlawanan

12.6K 1.7K 149
                                    

Holaaa

Double up lunas!

Tekan bintang dulu sebelum membaca!

Typo tandai!
.
.
.
.
.
.
Isabel nyatanya memang dihukum oleh Miranda namun setelah selesai menjalani hukuman, Ia sengaja tidak muncul dihadapan Bonnie. Karena menunggu waktu yang tepat untuk membalas dendam. Isabel amat murka karena harus di hukum berkali-kali karena balita gendut itu. Padahal ia tidak bersalah kenapa harus ia yang dihukum. Seharusnya ia yang disayang-sayang, seharusnya ia yang menjadi putri satu-satunya di keluarga Alexander! ia amat benci pada Bonnie!

Makanya ketika ia melihat Bonnie keluar sendirian dan mendengar bahwa balita itu menyebut kata taman. Ia jadi kepikiran sebuah Ide.

(Flashback)

Di sebuah taman yang terletak di pusat perumahan elit nampak enam orang anak. Lima anak laki-laki dan satu perempuan, mereka terlihat berkerumun menbicarakan sesuatu.

"Isabel kenapa kau mengumpulkan kami di sini, apa ada masalah?" tanya seorang anak laki-laki pada gadis kecil itu.

Isabel tiba-tiba menitikkan air mata. "Hiks ada seorang anak yang selalu menyakiti dan menfitnahku dia adalah anak dari calon ayah tiriku. Mungkin dia hiks, tidak senang jika aku memjadi saudara perempuannya.."

"Wah, dia berani sekali menyakiti Isabel!"

"Benar kita harus memberi pelajaran ke anak itu berani-beraninya menyakiti anak perempuan!"

"Dia bahkan, hiks sering mencari gara-gara denganku hiks agar aku tak disukai oleh para calon kakak angkatku... Apa memang aku tidak pantas menjadi bagian dari keluarga mereka yah.." Isabel makin berusaha mendramatisir keadaan

"Isabel adalah gadis yang cantik dan lembut berani sekali ia menyakitinya. Bagaimana kalau kita keroyok saja anak itu!"

"Setuju!"

Isabel diam-diam menyeringai di sela-sela tangisannya. Kali ini ia akan sedikit memanfaatkan kepopulerannya di kalangan anak laki-laki untuk membalas dendam pada Bonnie!
.
.
.
.
.
"Haha dasar lemah!"

"Beraninya dengan anak perempuan saja! tersandung sedikit sudah jatuh." Ejek kelima anak laki-laki yang tidak Bonnie ketahui namanya itu

Dug, Seorang anak laki-laki dengan teganya juga menonjok pipinya. Hingga pipi gembul itu berwarna lebam biru.

'Kalau ada yang memukulmu maka pukul dia balik,' kata-kata dari kakak ketiganya Aciel tiba-tiba tergiang dalam pikirannya.

Bocah bulat yang sedari tadi mencoba menahan tangis itu tiba-tiba berusaha bangkit walau kaki, tangan serta wajahnya terluka ia berusaha untuk bangun. Anak laki-laki tidak boleh lemah ia harus kuat!

"Ciapa kalian! Bonbon tidak kenal kenapa kalian main pukul?!"

"Ah dia cadel! Hahaha!"

"Dasar cadel, dasar cadel." para anak laki-laki itu mulai mengejek.

Wajah Bonnie memerah, balita itu lantas berlari ke salah satu anak yang barusan mengatainya cadel dan menubruk tubuh anak itu dengan kepalanya yang keras hingga anak itu jatuh tersungkur ke tanah.

Ia memang cadel karena dia masih balita! Tapi tidak ada yang boleh mengatainya seperti itu! Tidak boleh!

"Berani-beraninya kau!" anak laki-laki yang menendangnya tadi tiba-tiba maju, ia ingin memberi pukulan pada Bonnie karena melihat salah satu temannya yang dijatuhkan oleh balita mungil itu.

BONNIEWhere stories live. Discover now