Bab 4

23.1K 1K 41
                                    

Hai, jangan lupa komentarnya ya, jangan cuma numpang baca doang, oke...

6 bulan kemudian

Aku dan Camile sedang berbelanja di supermarket terdekat untuk makan malam, selama aku berada di Roma aku dan dia benar-benar tidak terpisahkan, kami belajar diuniversitas yang sama dan kami tinggal di rumah yang sama, kami benar-benar mirip seperti saudari. Camile mengajariku memasak berbagai masakan Italia, kami juga biasa berpiknik di taman ketika akhir pekan, tentu saja bersama Nana, Damien dan Giovanni. Entahlah tapi merasakan semua ini seolah aku mendapatkan kembali kehidupanku yang sempat direnggut dariku.

“Apa kau pikir kita membutuhkan ini?” Camile menyeringai sambil mengacungkan sebotol anggur merah kepadaku, aku tersenyum dan mengangguk padanya.

“Sudah kuduga!” jawab Camile sambil memasukkan anggur itu ke dalam troli

“Aku akan mengambil jamur dan tomatnya” Camile mengangguk lalu kembali sibuk memilih beberapa daging, aku berjalan kearah sayuran dan memilih beberapa tomat.

“Gwen?” sebuah suara membuatku berpaling kearah suara itu, dan disana kulihat rambut hitam dan wajah tampan Enrique.

“Hai, apa yang kau lakukan disini?” jawabku ramah sambil kembali memilih tomat, aku agak kurang nyaman saat aku bertemu dengannya, Enrique adalah semacam pemuda yang mendapatkan semuanya dengan mudah, well, dengan wajah tampan dan kekayaan orangtuanya wajar saja dia bisa mendapatkan segalanya dengan sekali lirik, terutama wanita. Baru-baru ini aku tidak beruntung kerena aku harus berpasangan dengannya untuk tugas kuliah kami, sebenarnya dia bukanlah tipe pemuda yang merepotkan hanya saja aku tidak suka ketika para wanita yang pernah dikencaninya menunjukan dingin mereka kepadaku seolah aku adalah saingan mereka, bahkan aku juga mendapatkan terror dari mereka baru-baru ini.

“Aku disini untuk belanja beberapa barang” gumamnya sambil mendekat kearahku.

“Kau belanja?, kurasa aku tidak bisa mempercayainya” sindirku, dia tertawa lirih mendengar jawabanku lalu beralih menatapku dengan mata  sayu miliknya itu.

“Well, kenapa kau tidak percaya?”

“Kau bukan tipe pria yang dengan mudahnya mau masuk kedalam supermarket untuk sekedar membeli bahan makanan, dan kurasa jas dan kemeja yang kau pakai saat ini tidak cocok untuk digunakan belanja di supermarket, kau mau tahu apa yang kulihat darimu?”

“Tolong beritahu aku” dia berbisik lembut kepadaku, aku mendekat kearahnya tanpa melepaskan pandanganku dari matanya, lalu tersenyum sinis padanya.

“Kupikir kau kesini hanya untuk membeli persediaan kondommu untuk pesta malam ini, kuharap kau memiliki malam yang menyenangkan” aku membalas ucapannya dengan telak hingga membuat wajahnya terkejut, mungkin dia tidak percaya dengan apa yang baru saja kukatakan, bahkan aku juga tidak percaya aku baru saja mengatakan hal itu padanya, tapi aku sama sekali tidak perduli tentang apa yang dia pikirkannya tentangku.

“Gwen, kau sudah selesai dengan jamur dan tomatnya?” suara Camile seolah baru saja menyelamatkanku dari pemuda dihadapanku ini.

“Ya, aku sudah selesai disini” aku berbalik kearah Camile yang sedang diam menungguku dengan troli didepannya, dia menatapku lalu beralih kepada Enrique, wajahnya terlihat cemas. Setelah itu kami berjan kearah kasir dan membayar belanjaan kami, lagi-lagi aku bertemu dengan wajah tampan menyebalkan itu sedang membukakan pintu supermarket untuk aku dan Camile, kurasa dia segaja menunggu kami keluar dari supermarket.  

“Kurasa kalian membutuhkan tumpangan untuk kembali, kulihat kalian tidak membawa mobil” Enrique menawarkan sambil melipat tangannya didepan dadanya.

She's MineWhere stories live. Discover now