Part 07

1.1K 88 9
                                    

"Rasa cinta saya ke kamu tidak akan hilang, sampai napas terakhir saya Hazela Abraham."
-Samudra Maheswara

"Hazel...Jangan kayak anak kecil! Habisin makanan kamu, makanya jangan serakah. Aku udah bilangkan, jangan pesan yang banyak, kamu bisa pesan lagi kalau masih mau." Tegur Samudra yang saat ini memisahkan bawang goreng yang berada di mie kuah Hazel.

Hazel hanya tersenyum melihat wajah kesal Samudra. "Kenapa marahin aku? Akukan gak salah, yang salah masnya. Aku kan udah pesan mie tanpa bawang goreng, aku gak suka bawang goreng Sa, aku juga gak serakah! Nasi goreng dan bakso bakarnya udah aku makan."

"Kamu mau bohongin aku Hazela Abraham? Terus yang tertabur di atas bakso bakar kamu tadi apa sayang? Bawang mentah?"

"Iya bawang mentah! Udahlah Sa, aku udah kenyang pakai banget, udah gak mau lagi makan."

"Kamu tau orang diluar sana mikir gimana caranya makan buat hari ini, mikir gimana caranya dia bisa kasih makan anak dan istrinya tapi kamu...Kamu buang-buang makan seperti ini." Tegur Samudra sembari menyuapkan mie kearah mulut Hazel.

"Aku bantuin makannya, tapi kamu makan juga. Bentuk tanggung jawab kamu karena keserakahan kamu." Lanjutnya.

"Iyaiya, aku tau. Gak usah di perjelas secara berulang kali Samudra Maheswara." Balas Hazel sembari menyambut mie yang Samudra berikan kepadanya.

"Samudra..." lirih Hazel yang memandang wajah Samudra dengan sangat intens, Samudra hanya berdehem membalas Hazel.

"Jangan pernah ninggalin aku, jangan pernah menjadi orang asing di hidup aku." Lanjutnya.

"Kamu tiba-tiba banget ngomong kayak gitu, biar aku perjelas ya. Kamu itu satu-satunya perempuan yang akan aku jaga, yang akan selalu berada disamping aku, sampai napas terakhir akupun aku bakalan sayang sama kamu."

"Kalau salah satu diantara kita pergi duluan dari dunia ini. Contohnya aku, apa kamu bakal milih perempuan lain yang dapat gantiin posisi aku?"

"Pamali tau, ngomong kayak gitu pas makan." Tegur Samudra yang saat ini menyimpan sendoknya dan menatap Hazel.

"Jawab Sa."

"Aku gak tau gimana nantinya, aku gak mau kasih kamu sesuatu yang gak pasti, bukan berarti aku punya niatan gampang lupain kamu nantinya, enggak. Kamu gak akan pernah aku lupain. Tapi jika suatu saat ada orang yang bisa seperti kamu, aku akan memulai yang baru. Kamu tau kan, kalau gak ada seseorang yang bisa semirip itu dengan orang lain? Kamu ya kamu, dan orang lain ya orang lain." Ujar Samudra

Hazel tersenyum mendengar tuturan Samudra, bangga dan bahagia secara bersamaan, ia tak tau harus mempercayai omongan Samudra atau tidak tapi untuk saat ini ia bangga mempunyai sosok pasangan seperti Samudra. Hazel mengelus pelan rambut Samudra dan turun ke pipi sang pasangan. "Walaupun itu Bianca?" Tanya Hazel.

Samudra menganggukan kepalanya dengan cepat. "Biarpun dia adalah Bianca Abraham, adik kamu."

Hazel menghela napas panjang dan kembali ke posisi sebelumnya. "Aku gak mungkin seegois itu sampai biarin kamu menua sendirian, jika Hazel pergi dan gak akan kembali lagi sama kamu, cari perempuan yang bisa nemenin kamu dan bisa kasih kamu bahunya, cari perempuan yang bisa kamu jadiin rumah, intinya cari perempuan lain selain Hazel, jangan terpuruk dalam kehilangan, kalau Hazel lihat pasti Hazel sedih lihat kamu duduk sendirian di pinggir pantai gak ada yang bisa kamu genggam tangannya."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 20, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SAMUDRAWhere stories live. Discover now