Menceritakan tentang sebuah kisah cinta sederhana dari dua hati yang saling mencintai. Konon katanya, jika cinta laki-laki lebih besar daripada perempuan, maka cinta itu bisa bertahan lebih lama, tapi alangkah baiknya jika mereka mempunyai cinta yan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Awal tahun pelajaran baru dimulai sejak hari ini. Biasanya diawali dengan perkenalan terlebih dahulu, seperti halnya kelas XI IPA 2 saat ini, tengah riuh gaduh hingga seorang guru perempuan datang hingga suara riuh pun mereda.
"Hallo anak-anak, saya wali kelas kalian. Perkenalkan nama saya, ibu Nora. Setiap kenaikan kelas, siswa dan siswi nya di acak agar lebih banyak teman dan saling mengenal, hari pertama masuk setelah liburan, kita awali dengan perkenalan," jelas Bu Nora.
"Baik Bu" serentak siswa kelas XI IPA 2 itu berbarengan.
"Baik, bisa dimulai dari depan pojok kanan."
Siswa dan siswi itu kemudian maju ke depan untuk memperkenalkan dirinya masing-masing secara bergantian, hingga tiba saat giliran cowok beraura cool maju ke depan.
Dengan santai ia berjalan, tak ada ekspresi apapun di wajahnya, hanya datar.
"Nama gue Afgan Anggara Putra, panggil gue Afgan, gue dari X IPA 3" ujar Afgan.
"Alamat dan hobi kamu Afgan?" tanya Bu Nora.
"Saya rasa cukup Bu"
Bu Nora mengangguk, "baiklah kamu boleh duduk."
Semuanya bergantian ke depan untuk memperkenalkan diri sebelum pelajaran dimulai. Hingga Bu Nora menegur dua siswa yang sedang asik dengan dunianya sendiri, mereka duduk di bangku paling akhir, tepatnya di pojok.
Pantesan gaduh, kalau duduk di bangku depan mana berani.
"Heh kalian!" tegur Bu Nora.
Kedua siswa tersebut tersentak, "iya Bu?"
"Kalian nggak bisa menghargai sedikit teman kalian lagi perkenalan? bukannya dengerin malah ribut sendiri, apa sih yang di ributin" kesal Bu Nora.
"Enggak, nggak apa-apa kok Bu. Ini si Asep cerita katanya kolor nya ilang Bu,"
Sontak semua sesisi kelas tertawa terbahak-bahak, Bu Nora mengelus dadanya mendengar ucapan Baim, sungguh di luar prediksi. Bu Nora sudah mengenal Baim dari lama, karena Baim adalah tetangganya.
"Lanjutin!"
Setelah siswi yang memperkenalkan diri tadi sempat tertunda karena Bu Nora menegur Asep dan Baim, kini dia melanjutkan.
"Saya ulangi aja kali ya, Bu?"
Bu Nora mengangguk, "silahkan!"
"Kenalin nama gue Clarissa, kalian bisa panggil gue Rissa."
