••04••

152 92 22
                                    

"Gue bantuin ya Zee," tawar Afgan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue bantuin ya Zee," tawar Afgan.

"Nggak usah gan, aku bisa sendiri. Kamu pulang duluan aja nggak papa," tolak zeeya halus.

"Lo kenapa sih Zee? gue cuma mau bantuin lo doang kok, nggak ngapa-ngapain juga,"

"Aku nggak papa gan, udah kamu pulang aja."

Afgan mengembuskan nafasnya kasar, lalu ia mengambil alih buku-buku yang akan di kembalikan ke perpustakaan. Tadinya Afgan melihat pak Omar menyuruh Zeeya untuk mengembalikan buku ke perpustakaan, Afgan kasihan melihat zeeya membawa buku sebanyak itu, jadi ia berinisiatif membantunya.

"Nggak. Gue bukan tipe cowok yang tega lihat cewek kesusahan," tutur Afgan.

Afgan mengambil separo lebih banyak dari yang di pegang oleh zeeya, "ayok gue bantuin, nggak bakal bikin gue repot Zee"

Zeeya pasrah, itung-itung meringankan beban juga. "yaudah deh terserah kamu aja,"

Lalu keduanya berjalan menuju ke perpustakaan. Suasana sekolah sudah sepi karena bel pulang sekolah sesudah berbunyi 1 jam yang lalu. Mengapa Zeeya lama? karena Zeeya tadi piket dulu sebelum menata buku, dan ada kejadian sedikit tadi.

Waktu Zeeya nyapu, ia kesandung kakinya Clarissa. Zeeya rasa itu di sengaja, agar Zeeya jatuh dan malu di depan anak-anak yang lain.

Sesuai perkataan Raffi, Zeeya memberanikan diri untuk membela. Clarissa tidak terima, akhirnya dia mendorong keras bahu Zeeya sampai-sampai Zeeya hampir kena sudut meja, untung saja ada Afgan.

Sesampainya di depan perpustakaan, mereka berdua masuk ke dalam untuk menaruh buku.

"Zeeya,"

"Kenapa?" tanya Zeeya.

Emang dasarnya Zeeya adalah tipikal orang yang bicara dengan lembut, jadi setiap berbicara sama siapa saja nada bicaranya selalu pelan.

"Pulang sendiri kan?" tanya Afgan.

"Iya. Aku pulang sendiri. Kenapa gan?"

"Pas kalau gitu"

"Pas? apanya yang pas?" tanya Zeeya bingung.

"Ya, iya pas. Jadi lo bisa pulang sama gue. Gue anterin sampai rumah."

"Nggak usah, aku bisa pulang sendiri."

Dua kali Zeeya menolak tawaran Afgan, padahal Afgan tidak punya niat sedikitpun untuk mencelakai Zeeya, malah ia ingin kenal lebih dekat dengan Zeeya.

ZEEGAN Where stories live. Discover now