••02••

193 98 34
                                    

Perempuan berkepang dua di tambah kacamata bulat yang bertengger manis di hidungnya, ia baru saja turun dari angkutan umum yang berhenti di gang rumah kontrakannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perempuan berkepang dua di tambah kacamata bulat yang bertengger manis di hidungnya, ia baru saja turun dari angkutan umum yang berhenti di gang rumah kontrakannya. Namanya Zeeya, Zeeya Adhisty. Memilih hidup sendiri adalah pilihan yang Zeeya ambil. Ia yakin suatu saat nanti ada kalanya Zeeya bertemu dengan kedua orangtuanya.

Dari dulu, Zeeya tidak pernah melihat keluarganya    seperti keluarga orang-orang pada umumnya, setiap hari yang Zeeya dengar adalah suara teriakan, dan  marah. Kedua orang tua Zeeya memang sering bertengkar.

Zeeya yang saat itu hanya bisa mengintip dari balik pintu, kemudian sudut matanya mulai berkaca-kaca, ia menangis. Zeeya tidak tau ada masalah apa hingga  kedua orangtuanya terus saja bertengkar. Zeeya hanya bisa menangis tanpa suara, dan itu rasanya sangat sakit.

Awal masuk SMP, Zeeya di pertemuan dengan cowok yang tiba-tiba membelanya saat di tindas oleh teman sekelasnya. Namanya Raffi, dia cowok pertama yang mengulurkan tangannya untuk berteman dengannya.

Tetapi kebaikan Raffi justru malah di salah artikan oleh Zeeya, Zeeya malah menaruh rasa suka pada Raffi.

"Raffi-raffi kamu udah buat aku jatuh cinta pada pandangan pertama tau nggak. Tapi kenapa di saat kamu mulai menerima aku tapi kamu malah ninggalin aku sih," monolog Zeeya sembari menghayal betapa manisnya senyum Raffi yang selalu dia berikan setiap menyapa Zeeya.

Zeeya benar-benar rindu dengan Raffi, sekarang tidak ada Raffi yang membelanya, dan tidak ada Raffi yang perhatian padanya. Semua berakhir ketika Raffi pergi dari hidup Zeeya.

"Kenapa ya, kayaknya hidup aku berat banget, apa nggak ada yang support aku kali ya," pikirnya.

Zeeya membuka ponselnya, ia menekan tombol telfon di nomor Raffi. Masih tentang Raffi, laki-laki itu sangat beruntung di cintai oleh perempuan baik dan tulus seperti Zeeya.

Zeeya merebahkan tubuhnya di kasur, "hari ini nggak  jauh buruk dari hari-hari sebelumnya. Nggak papa deh, dari kelas 10 kan udah nerapin prinsip kalau aku harus bisa jaga diri kalau Raffi lagi nggak ada. Tapi kali ini Raffi beneran nggak ada di sini,"

Zeeya melihat langit-langit kamarnya, "tadi aku ke danau tau Raff, masih berharap siapa tau kamu ke sana, danau kan tempat favorit kita berdua," ucap nya di akhiri dengan kekehan miris.

       ♪♪♪♪♪♪♪♪♪

Keesokan paginya Zeeya sudah berada di dalam angkutan umum, ia duduk di samping ibu-ibu yang ingin ke pasar.

Zeeya menatap sekeliling, dan hanya dirinya yang memakai seragam sekolah. Ia melihat di depannya ada bocah berusia 5 tahun yang sedang merajuk dengan ibunya. Entah apa yang bocah itu minta sehingga merajuk seperti itu.

Zeeya jadi teringat dengan sang nenek dulu, kalau aja dulu nenek nggak ninggalin Zeeya, pasti sekarang Zeeya bisa tinggal bersama nenek. Tapi sayangnya sang nenek sudah meninggal karena penyakitnya.

ZEEGAN Where stories live. Discover now