5

66.6K 93 11
                                    

Rina dengan telaten mempersiapkan makan siang Pakde Yono, diambilkan Pakde Yono nasi di piringnya. Di dekatkan lauk-pauk supaya Pakde Yono mudah mengambil apa yang diinginkannya.

"Kamu juga makan rin."
"Iya Pakde."

Rina segera duduk di kursi, Rina dengan mudah membalikkan piringnya yang dia atur secara terbalik.

"Enak rin, pakde suka sama perkedel buatan kamu ini."

Pakde Yono berucap sambil terus memasukan makanan ke dalam mulutnya, dia memuji masakan Rina. Rina hanya membalas dengan senyuman, Rina melettakan makananya di piring dengan tenang ia masukan ke dalam mulutnya.

Meski sedang makan, Pakde Yono sesekali melirik Rina. Rina melahap makanan miliknya ke dalam mulut kecilnya, membuat Yono jadi tersedak. Karena memikirkan bagaimana jika kontolnya masuk ke dalam bibir mungil Rina.

"Pakde, pelan-pelan makannya."

Rina berucap dengan khawatir, Pakde Yono masih terus minum. Rina yang khawatir mengusap pelan punggung belakang Pakde, membuat Pakde Yono meringis.

"Sshh, sudah pakde ndakpapa."

Pakde harus menghentikan usapan Rina, sebab bisa membangunkan sesuatu yang tertidur.

"Ayo makan lagi."

Rina lalu kembali makan, ketika mengelus punggung belakang Pakde. Rina memakai tangan kiri. Dengan tenang, Pakde mencoba fokus untuk makan.

Selesai makan, Pakde lalu pergi lebih dulu. Rina sudah tau Pakde Yono akan kemana.
Pakde Yono merokok di ruang tamu sekaligus ruang TV mereka.

Rina yang sudah merapikan semua barang kotor, dan tentunya sudah bersih dan wangi menghampiri Pakde.

"Pakde lagi apa?"
"Ini lagi nonton."

Pakde sibuk meniup asap yang keluar dari mulutnya, Rina pun duduk sebentar melihat acara TV yang tayang. Pakde sempat melirik Rina, lalu dia kembali membuka percakapan dengan keponakannya.

"Rin."
"Iya pakde."

Rina beralih memandangi wajah Pakde Yono.

"Pakde bisa minta tolong?"
"Apa itu?"

"Kamu tolong pijitin lengan pakde, tadi pagi kayaknya terkilir deh pas belah kayu."

Rina tak menjawab, dia bergerak mendekati Pakde Yono yang sudah membuka baju atasnya.

Pakde Yono berbaring sambil memandangi TV, Rina berdiri sebentar mengambil minyak urut. Dia pun mendekat lagi, supaya bisa memijat Pakde Yono.

"Aahh, enak rin."

Rina masih mengurut, dia dengan serius memijat lengan tangan pamannya. Sesekali Rina melihat ke arah Tv, kedua tangan dan bahkan punggung Pakde Yono dipijat oleh Rina.

"Aahhh.."

Pakde Yono terus mendesah, tangan lembut Rina membuatnya merasa keenakan.

"Rin, paha pakde rin."

Rin turun ke bagian pangkal paha Pakde Yono, Rina tak berpikir apapun. Beda dengan Pakde yang mulai merasakan sesuatu.

Hampir 25 menit, Rina terus mengurut Pakde Yono. Pakde dengan mudah berbalik.

"Rin, depan juga ya."

Rina mengangguk, posisi mereka cukup terbilang intim. Pakde dapat menyaksikan Rina dengan posisi diatasnya, sambil melihat payudara Rina secara dekat.

Rina terus mengurut, sampai tangannya tak sengaja menyenggol kemaluan Pakde yang sudah berdiri mengancung tertutupi celananya.

"Aahh.."
"Maaf pakde."

PAKDEWhere stories live. Discover now