10

14K 50 3
                                    

Aku bangun di siang hari, subuh tadi pakde benar-benar mengerjaiku. Aku dibiarkan telanjang sampai jam 8 pagi, apalagi jika bukan aktivitas hubungan badan yang kami lakukan bersama.

Bahkan sampai siang pun aku tidak dibiarkan pakde mandi terlebih dahulu, kini aku sedang dipaksa oleh pakde Yono untuk membuatkan pakde makan siang.

Akan tetapi, bukan hanya sekedar makanan yang aku masak. melainkan aku juga harus menerima hantaman penis dari belakang sambil memasak.

"Ssshh, mas hentikan dulu.. ahhh sebhhh.." Aku meminta pakde yono untuk berhenti sejenak, sebab aku sedang menumis sayur yang akan kita makan.

"Ohhh, sshhh.. mmhhh memek mu enak dek.., aahhh lebih enak dari apapun hmmm.." ucap Pakde sambil mengeretkan pelukan dan mengentotiku dari belakang.

Pakde terus menusukku, sambil meremas kedua payudaraku yang bergelantungan. Sesekali dia dengan semangat menampar bongkahan pantat ku, pakde tidak ingin aku beristirahat barang sejenak.

"ohhh mass, udahh.. mmhhh sshh aawhh sshh nanti.., makanannya udah masakkk.." desahku yang kemudian mematikan kompor gas milik kami.

Tamparan gemas kembali mendarat di pantat ku, aku berjalan dengan keadaan penis yang masih bersarang di dalam memekku.

"Aahh, sebentar. aku letakkan dulu makan siang kita mas." ucapku sambil terus menyendokkan sayuran yang berhasil ku buat dalam keadaan di tusuk.

"Cepat, mas pengen ngecrott dek.. udah nggak tahan: pengen ngentotin kamu terus." ucap Pakde yang lalu menggerakkan kepalanya sedikit, dan segera menyusu padaku.

"aawhh, masshhh." desahku yang hampir saja melepaskan piring dari tanganku.

Aku tersiksa dengan pergerakan ku yang terbatas, aku memaklumi keinginan suami ku yaitu pakde. Sebab terlalu lama menduda, kebutuhan biologis nya tidak terpenuhi. Makanya dia menjadi singa buas saat menggauliku.

"Sudah dek, cepat. taruh saja makanan mu disitu, ayo kita ngentot lagi. mas ndak kuat, kontol mas pengen memekmu." ujar Pakde yang lalu meremas kemaluanku.

"aahhh, sebentar." aku mendorong tangannya. sebab dorongan pelanku, membuat penis pakde terlepas.

Pakde membiarkan ku bergerak sejenak, namun ketika aku ingin membuat lauk. Badanku pakde raih, lalu dengan kecepatan cepat. Pakde sandar kan tubuh mungilku ke dinding dapur, salah satu pahaku di angkat ke atas.

*Bless, kelamin Pakde dengan mudah menyerobot masuk kembali.

"Aakhhh masshhh.." desahku yang kembali dibuat terkejut:

"hosshhh ini hadiah pernikahan untukmu, aahh sshh hmmm terima kontol mas ini.." ucap Pakde yang lalu membekap mulutku dengan cara lidahnya dimasukan ke dalam.

"Mmhhh, mwashhhh.. aahhh, shhh ouchhh.." desahku yang berhasil mengeluarkan lidahnya.

"Aahh sshhh sebentar sayang, mas masih pengen ngecrotin kamu." pinta Pakde padaku.

"aahhh, shhh cepetin mas.. ahhh enakk, uhh yang kenceng mas.. ouchhh rina pengen ngecrot juga.. aahhh ah masshh.." Aku kembali dibuat mendesah, dengan cepat pakde terus menerus menusuk lubang ku.

Pakde tak ingin kami berhenti, aku pun terheran pakde terlampau semangat menggauli ku sebagai istri barunya.

"aakhhh massh.. uhhh akhhh mwaauhhh keluar, aahhh.." desahku yang ingin kembali melepaskan cairanku.

"akhh dekk, mmmhhh massshh.. mau ngecrot." jerit Pakde yang langsung  menembakkan sperma kental miliknya ke dalam vaginaku.

Belum sempat selesai menembakkan spermanya di dalam kemaluanku, pakde Yono menarik keluar penisnya. Dia memberi gesture agar aku menduduk kebawah. Aku pun sedikit menurun, penisnya kini berada tepat di depan wajahku.

PAKDEHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin