003. Luna yang aneh

3.1K 155 7
                                    

Halo gays! TMSI Update nih? Gimana yang part sebelumnya? Baper tidak?

Jangan lupa vote ya
Jangan jadi pembaca yang gelap, mweh
Selalu dukung karya-karya author perintis ini...

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

003. Luna yang aneh

Dewa baru saja selesai mandi, ia menggeram kesal melihat perubahan istrinya yang membuat imannya goyah.

"Sial! Dasar wanita itu membuatku harus mandi air dingin," erang Dewa dengan kesal.

"Lihat aja, saya bakalan balas semuanya."

Setelah meluapkan kekesalannya, ia turun ke bawah untuk makan malam.

Tangga demi tangga ia jalanin, dan akhirnya ia sampai di bawah. Ia bisa melihat jelas wanita yang membuatnya kesal sedang menyiapkan makan malam, tapi ia heran kenapa wanita itu hari berkelakuan baik.

Ia dengan gaya cool nya berjalan ke arah meja makan, di liriknya sebentar wanita itu dan ia langsung menarik kursi yang biasanya ia duduki.

Luna yang melihat kedatangannya suaminya, langsung menyerahkan teh buatannya tadi.

"Mas ini teh kesukaan kamu, silahkan di nikmati," ucap Luna sambil menaruh gelas di hadapan lelaki itu.

Dewa melirik sebentar Luna dan akhirnya ia mengalihkan pandangannya lagi, "Saya curiga, kalau kamu memasukkan racun kedalam teh ini," cibir Dewa.

"Astaga mas, aku tidak mungkin meracuni suami aku sendiri," jawab Luna.

"Suami? Sejak kapan kamu menganggap aku suami? Bukannya kamu tidak menganggap ku?" tanya Dewa.

Luna mendengar itu bingung harus jawab apa, jujur ia tidak tahu gimana sikap pemilik tubuh ini dulu.

"Aku menganggap mu ada mas, mungkin dulu aku belum menerima semuanya. Tapi, setelah aku pikir-pikir tidak ada salahnya aku mencintaimu," jawab Luna dengan mantap.

"Anjay keren amat perkataan aku." batin Luna merasa bangga dengan jawaban yang ia bilang tadi.

"Buktikan kalau kamu mencintaiku, kalau kamu hanya ingin sesuatu bilang saja tidak usah pakai cara seperti ini," sungut Dewa.

"Aku tidak ingin sesuatu, aku cuma ingin menjadi istri yang lebih baik lagi, boleh kan?" tanya Luna sambil tersenyum.

"Sial! Senyumannya membuat ku ingin mencicipinya, sabar Dewa jangan terlena pesonanya, pasti ia tidak sungguh-sungguh." batin Dewa menahan untuk tidak baper.

"Ya terserah kamu saja," jawab Dewa dengan singkat.

Akhirnya mereka makan malam dengan keheningan, Dewa tidak suka kalau lagi makan ada yang berbicara begitu pula dengan Luna.

Habis makan malam mereka sekarang sedang menonton televisi di ruangan khusus.

Luna mencoba mengakrabkan dirinya sama Dewa, hampir beberapa menit mereka fokus dengan dunianya sendiri. Akhirnya, Luna menarik nafasnya untuk memulai pembicaraan yang beberapa menit hening tadi.

"Mas...," panggil Luna.

Dewa menolehkan pandangannya, ia hanya menaikkan alisnya sebelah.

"Kamu butuh sesuatu?" tanya Luna basa-basi.

"Tidak," jawab Dewa dengan singkat.

"Kalau aku minta izin sama kamu, tidur di kamar kamu gimana?" tanya Luna.

"Tumben, ada gerangan apa?" tanya Dewa sambil memicingkan matanya menatap ke arah Luna.

"Aku cuma mau merubah apa yang tidak aku lakukan dahulu."

"Saya belum siap tidur bersama mu, bisa aja ketika saya tidur kamu melakukan sesuatu yang membuatku celaka."

"Oh gitu ya mas, aku tidak maksa kalau kamu enggak bolehin aku tidur bareng kamu, asal kamu tau aku emang mau benar-benar berubah."

"Buat saya percaya kalau perubahan mu benar-benar tulus, besok Mama bakalan ke sini, bersikap lah lebih baik."

"Tanpa kamu bilang pasti aku lakukan, kalau boleh tau Mama suka apa mas?"

"Kenapa? Apa yang ingin kamu lakukan?"

"Aku hanya ingin memasakkan makanan kesukaan Mama kamu, sekalian untuk permintaan maaf karena selama ini sudah menjadi menantu yang buruk."

Kenapa Luna berbicara seperti itu? Karena ia sudah paham dengan sifat Luna yang dulu.

"Mama suka ayam kecap manis."

"Baiklah, aku akan masakkan buat Mama besok."

Tidak terasa waktu sudah mulai larut, dan Luna yang merasa sudah mengantuk membuatnya tertidur di sofa. Dewa yang melihat itu, berdecak kesal.

"Saya tinggal atau saya angkat ya?" tanya Dewa pada dirinya sendiri.

"Wanita ini merepotkan, kalau bukan karena kasihan saya ogah mengangkat tubuhnya," gumam Dewa dengan kesal.

Dewa pun mengangkat tubuh Luna, dengan perasaan kesal ia berjalan melangkah ke arah kamar Luna, di bukanya pintu kamar itu dengan pelan, setelah itu ia merebahkan tubuh Luna di atas tempat tidur, tidak lupa ia menutupi tubuh Luna dengan selimut. Beres dengan semuanya ia keluar dari kamar tersebut dan tidak lupa mematikan lampu.

Sekarang Dewa sudah di kamarnya, ia menghela nafasnya berkali-kali. Selain pusing dengan kerjaan sekarang ia pusing dengan perubahan tingkah laku istrinya, ia masih tidak menyangka perubahan yang sangat cepat di lakukan oleh istrinya.

"Luna... saya harap kamu beneran berubah dengan hati yang tulus, saya ingin segera punya anak, agar bisa mewarisi hartaku dan memimpin perusahaan ketika sudah tidak sanggup lagi."

"Walaupun kita nikah karena perjodohan, tapi saya sudah lama mencintaimu Luna. Tapi, awal pernikahan kita sangat buruk, saya kecewa ketika kamu tidak menyukai saya, tapi sekarang saya tidak perlu khawatir lagi karena perubahan mu membuat detak jantung saya berdegup kencang lagi."

Setelah mengucapkan itu, Dewa membuka kaosnya. Sekarang, ia bertelanjang dada menapakkan perut kotak-kotak yang sangat di indamkan oleh para wanita, terutama para wanita wattpad.

Ia membaringkan tubuhnya di kasur dan tidak lama ia memejamkan matanya untuk menyelami alam mimpi yang indah.

Gimana part ini?
Udah vote belum?
Kalau belum jangan lupa vote
Mari kita menghargai karya author yang di bilang masih pemula.
See you the next chapter gays!!

Transmigrasi Menjadi Seorang Istri [ On Going]Where stories live. Discover now