008. Mulai Perhatian

2.3K 98 1
                                    

Halo gays! TMSI udah update, maaf lama updatenya. Jangan lupa vote, follow dan komen ya!!

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

008. Mulai perhatian

Sekitar pukul delapan malam, Dewa merasa di landa kegelisahan.

"Dia udah sembuh belum ya?" gumam Dewa dengan mondar-mandir.

"Datangin ga ya," ucapnya.

"Datangin aja ah...."

"Tapi nanti di kira saya udah mulai suka sama dia."

Setelah beberapa menit berpikir, akhirnya Dewa memutuskan untuk mendatangi kamar Luna.

Ia keluar dari kamar, dan melangkahkan kakinya ke kamar Luna. Sesampainya di kamar Luna, ia membuka pintu kamar itu dengan perlahan, bisa di lihat Luna yang bersandar di kepala kasur.

"Sini masuk nak," panggil Tari ketika menyadari kehadiran Dewa.

Dewa yang di panggil melangkahkan kakinya ke tempat Mamanya berada.

"Ada apa Dewa?" tanya Tari sambil menatap Dewa.

"Gapapa Ma," jawab Dewa dengan singkat.

Setelah mengucapkan kata-kata itu, mereka pada diam dengan dunianya sendiri, Luna yang asik main hp begitu juga dengan Dewa dan Tari.

Selang beberapa menit, Tari menguap menandakan ia ngantuk.

"Mama balik ke kamar  ya, Mama soalnya udah ngantuk," ucap Tari sambil berdiri dari duduknya.

"Iya Ma, tidurlah Mama. Soalnya Mama kan belum ada istirahat setelah kejadian tadi," jawab Luna.

"Iya sayang, nanti kalau butuh apa-apa panggil pelayan aja ---"

"Oh iya Dewa, kalau kamu belum ngantuk tolong temenin Luna dulu ya," lanjut Tari.

"Iya Mama, yaudah sana. Mama istirahat udah malam juga," suruh Dewa.

Tari pun melangkahkan kakinya keluar dari kamar, kepergian Tari membuat suasana menjadi canggung.

"Kamu masih mau di sini mas?" tanya Luna sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya, tidak apa-apa bukan?" tanya Dewa kembali.

"Tidak apa-apa mas, kamu enggak capek?"

"Tidak," jawab Dewa singkat.

Setalah mengucapkan kata itu lagi-lagi keheningan melanda ruangan itu. Tetapi tiba-tiba Luna merasakan haus, ia hendak menurunkan kakinya tetapi sebelum itu terjadi, Dewa tiba-tiba melotot ke arahnya.

"Mau ngapain?" tanya Dewa sambil menatap tajam ke arah Luna.

"Aku haus mas, jadi mau ambil botol minum yang ada di meja itu," cicit Luna dengan pelan.

"Udah tau kaki kamu sakit, aturan kamu minta tolong sama saya," omel Dewa sambil berjalan mengambil botol minum yang ada di meja.

"What!!! Demi apa? Mas Dewa ngomel-ngomel sama aku?" batin Luna tidak percaya.

Setelah mengambil botol minum itu, Dewa kembali melangkahkan kakinya ke kasur yang di tempati Luna, ia menyodorkan botol minum itu kepada Luna dan Luna menerimanya setelah itu ia meminumnya.

Setelah tenggorokannya udah lega, ia tidak lupa mengucapkan makasih kepada Dewa.

"Makasih ya mas," tutur Luna dengan senyum manisnya.

Dewa hanya menjawab nya dengan berdehem.

Selang beberapa menit suara dengkuran halus terdengar di telinga Dewa yang lagi asik melihat ponselnya.

Lelaki itu menolehkan pandangannya ke arah sumber suara, dan ia bisa melihat bahwa Luna yang sudah menutup matanya dengan ponselnya yang menyala di dadanya.

Dewa yang melihat itu menghela napasnya, ia berdiri dari duduknya dan mengambil ponsel Luna yang ada di dadanya setelah itu menaruhnya di laci samping kasur, memperbaiki badan Luna agar tidak sakit serta menyelimuti tubuh Luna agar tidak kedinginan.

Memastikan semuanya udah aman, ia melangkahkan kakinya ke luar kamar dan menutup pintu kamar itu dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara bising.

Sesampainya di kamarnya, ia merebahkan tubuhnya di atas kasur, ketika hendak menutup matanya sebuah notifikasi muncul dari nomor tidak di kenal di ponselnya.

08567546xx
Kenapa nomor aku kamu blok sayang?

Dewa yang tahu siapa yang ngirim pesan tersebut lagi-lagi menggeram kesal.

Dewa
Sudah saya peringatkan bukan? Untuk tidak menganggu lagi.

08567546xx
Maaf sayang, kalau kamu berani memblokir nomor ini lagi, aku pastikan perempuan itu akan celaka.

Dewa
Jangan sekali-kali kamu sentuh Luna, Kirana. Saya bakalan tidak bakalan diam.

08567546xx
Aku tidak takut dengan ancaman mu sayang, aku tahu kamu masih mencintai mu jadi tidak mungkin kamu akan mencelakai aku.

Dewa
Terserah!

Setelah mengetikkan pesan itu, Dewa melemparkan ponselnya di atas kasur, ia tidak memperdulikan suara notifikasi yang berbunyi.

Ia akan pastikan kalau sampai perempuan itu berani menyentuh Luna, ia akan membuat perempuan itu menyesal melakukan hal tersebut.

Sampai sini dulu aja ya
Jangan lupa follow
Vote dan komen
Agar aku semangat nulis
See you the next chapter

Transmigrasi Menjadi Seorang Istri [ On Going]Where stories live. Discover now