Bab 22

42.8K 1.1K 63
                                    

Bantu follow sebelum baca!

****

"Lo beneran sakit ternyata" Mendengar apa yang dengan mudahnya keluar dari mulut Reza, Boy langsung melayangkan tatapan tajam ke arah sahabatnya itu.

Setelah melihatnya terus memuntahkan makanan yang masuk ke dalam mulutnya, Reza baru percaya jika dirinya memang benar-benar sedang sakit.

Boy memilih menghempaskan tubuhnya disamping Reza sambil memijat kepalanya yang tiba-tiba kembali berdenyut sakit. Ia kembali memuntahkan obat yang tadi sempat masuk ke dalam mulutnya.

"Ayo ke rumah sakit, disana lo banyak yang urus" ucap Reza, "Pacar lo juga suruh gue bawa lo ke rumah sakit!" Tambahnya, yang langsung mendapat jawaban berupa gelengan kepala dari Boy.

"Enggak perlu"

Reza yang tak bisa memaksa hanya bisa mengangguk, sembari melaporkan kepada Baby jika Boy menolak ajakannya.

"Ya udah sana lo balik kamar!" Perintah Reza yang lagi-lagi Boy balas gelengan kepala. Ia sudah kebanyakan tidur, berbaring dikamar malah membuat kepalanya kembali berdenyut sakit.

Keduanya memilih mengobrol sampai tak terasa waktu sudah hampir senja. Reza memilih berpamitan karena sebentar lagi Baby juga tiba.

"Gue harus balik" pamit Reza yang hanya Boy balas dengan anggukan kepala.

"Tolong ambilin gue minum!" Pinta Boy, sebelum Reza pulang.

Reza menurut, ia mengambilkan segelas besar air mineral dari dalam galon. Setelahnya ia berikan kepada Boy. Reza mengulurkan gelas yang ia pegang ke arah Boy, namun sahabatnya itu hanya menatap uluran tangannya tanpa ada niat meraihnya.

"Bukan yang itu, di dalam kulkas yang botol" tolak Boy.

"Apa bedanya?" Tanya Reza, namun tak ayal ia berjalan ke arah kulkas mengambilkan air yang Boy inginkan. Reza menggeledah isi kulkas Boy tapi tidak ada air mineral botolan yang Boy maksud.

"Kagak ada, nyet"

"Sial, habis!"

"Minum yang ada aja!" Ucap Reza, yang langsung Boy tolak. Entah kenapa akhir-akhir ini ia hanya mau meminum air mineral botol dari merk itu, terasa jauh menyegarkan untuknya. Apalagi sekarang tenggorokannya sedang kurang baik, membayangkan segarnya air itu membuatnya semakin merasa kehausan.

"Sebelum balik tolong lo beliin dulu!"

"Si anying dibilang sama-sama air, kalo lo mau dingin ini bisa gue tambah es batu!"

"Gak bisa, Za. Nanti gue muntah lagi"

"Ribet lo kaya cewek!"

Meski sambil menggerutu Reza menuruti permintaan Boy. Karena bosan seharian hanya berdiam diri di dalam kamar Boy juga memilih ikut turun. Tubuhnya butuh digerakkan.

Hingga keduanya kini sudah berdiri tepat di rak yang menjual berbagai macam air mineral botol. Boy meminta Reza mengambil beberapa krat botol air mineral untuk stoknya di rumah.

Tanpa sengaja pandangan Boy menatap sepasang manusia bersama anak laki-laki yang Boy tebak itu pasti anak dari mereka. Potret sebuah keluarga kecil bahagia yang sedang berbelanja bersama. Tanpa sadar ia tersenyum dan mulai membayangkan suatu saat ia akan ada di posisi pria tersebut.

"Segini cukup?" Tanya Reza, melihat trolly yang mereka bawa sudah penuh oleh air Boy hanya balas dengan anggukan singkat.

"Bantu gue siapin lamaran untuk Baby" ucap Boy, tiba-tiba. Melihat keluarga kecil tadi membuat tekadnya semakin menggebu-gebu untuk segera menikahi Baby.

Baby Boy [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang