Chapter 18.

4.1K 158 12
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Gilang tengah berkumpul di kantin dengan trio cabe-cabean, setelah pacaran dengan Rizal, Gilang banyak menghabiskan waktu dengan tiga uke ini selain untuk tanya-tanya apa yang bisa dia pelajari. Sebenarnya Danika banyak memberikan pelajaran untuk Gilang yang notabene uke baru tapi sebagai pria dia tentu malu jika bertanya urusan ranjang.

"Lang, kalo jadi uke itu harus benar-benar pinter buat rawat tubuh lo, jangan sampai seme lu berpaling ke cewek atau uke lain karena lu burik." Bagi Raka aset penting uke selain lubangnya adalah wajah dan tubuh, jadi harus pintar menjaga kemolekan tubuh dan wajah yang mulus.

"Wajah gue lagi jerawatan tau." Gilang cemberut saat ingat jika beberapa hari ini muncul beberapa jerawat di wajahnya.

"Lu harus segera ilangin itu jerawat, jangan sampai muncul bekas."

"Pake perawatan apa, spill skincare lu dong." Gilang ingin juga punya wajah mulus seperti ketiganya, terlihat cerah dan mulus.

"Nanti pulang kuliah lu ikut kita nanti bakal gue kasih tau apa aja yang harus lu beli." Ketiganya berencana untuk membantu Gilang untuk membeli skincare, meski kulit Gilang sudah bagus tapi masih terlihat ada beberapa bekas jerawat.

Sebagai senior di dunia pelangi ketiganya harus membantu Gilang yang masih junior, selain itu Gilang teman mereka jadi harus saling membantu. Ditambah seme Gilang ini incaran banyak orang jadi Gilang tidak boleh biasa-biasa saja agar tidak kehilangan pak dokter.

"Gue mau tanya kalo gue pak celana pendek cocok gak sih." Gilang sebenarnya ingin mencoba memaki hot pants tapi masih ragu takut jika tidak cocok.

Trio cabe-cabean menatap Gilang dari atas ke bawah menilai apakah cocok memaki hot pants, tidak lama ketiganya saling bertatapan dan mengangguk. Gilang cocok jika memakai hot pant karena jika di lihat kakinya ramping dan kulitnya juga putih.

"Nanti kita bantu buat cari baju yang cocok buat di rumah."

Gilang mengangguk, dia ingin mempersiapkan dirinya untuk merayakan hari jadinya yang ke seratus dengan Rizal. Gilang sudah memesan telinga dan ekor kucing dari link yang dikirim Danika, dan seperti akan lucu jika dia memakai sweeter oversize milik Rizal, Gilang tidak sabar untuk melihat reaksi Rizal nantinya.

Memikirkan dokter ganteng itu Gilang jadi rindu beberapa hari terakhir Rizal sibuk di rumah sakit, berangkat pagi-pagi sekali dan pulang saat matahari terbenam. Gilang sendiri juga sibuk praktek dan pulang malam terus, waktu mereka bersama hanya saat sarapan dan malam hari. Keduanya hanya akan cuddle sambil menceritakan apa yang terjadi hari itu.

###

Disini lah keempat mahasiswa teknik itu, disalah satu mall besar mereka berkeliling untuk mencari baju. Masuk dari satu toko ke toko yang lain untuk menjadi baju yang cocok, sebenarnya tidak sulit mencari baju untuk Gilang yang berukuran normal tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu pendek.

Hanya saja mereka ingin yang terbaik untuk Gilang yang akan memberikan kejutan untuk Rizal, sebagai pengalaman pertama tentu saja Gilang harus berkesan bagi Rizal.

"Gue dah capek keliling dari tadi, masa dari semua toko kalian cuma dapet tiga baju." Keluh Gilang, mereka sudah memutari lantai tiga ini dan sudah memasuki banyak toko baju.

"Sabar elah, katanya mau tetep menarik dimata pak dokter." Gilang hanya cemberut saat Raka mengomel, kakinya sudah mau patah karena berkeliling mall yang luasnya setara dengan stadion bola.

"Kalo capek mending kita langsung cari skincare buat baju lain kali aja udah dapet tiga kan lumayan." Raihan mengusulkan ini karena Gilang sudah tidak bisa di ajak kerja sama lagi karena kelelahan.

"Setuju ayo kita beli skincare terus makan biar gue yang traktir." Gilang berseru dengan semangat, ini yang di tunggu sejak tadi.

Mereka berempat masuk ke salah satu toko make up dan skincare, trio cabe-cabean langsung menghilang dibalik rak, Gilang sendiri memilih untuk mengikuti Radit, dia tidak tau apa saja yang dibeli karena skincare yang dipakainya hanya sunscreen dan face wash.

"Pilihin buat gue juga ya" Gilang yang dibelakang Radit mengintip apa yang di beli Radit.

Tanpa banyak bicara Radit langsung memilihkan skincare yang sekiranya cocok untuk Gilang. Yang dibelinya untuk Gilang lumayan banyak ada serum, masker, eye serum sampai eksfoliasi gel, Gilang benar-benar harus eksfoliasi gel agar sel kulit matinya terangkat.

"Buat eye serum lu pake pas mau tidur buat ini mata panda gak ada, untung lu gak ngerokok jadi gak perlu lip serum." Bibir Gilang tidak kehitaman atau kering jadi tidak perlu lip serum.

"Paham-paham." Gilang mengangguk mengerti dengan penjelasan Radit.

"Ayo ke kasir" Gilang mengekori Radit sambil menunduk melihat keranjang yang sudah berisi banyak skincare.

Tapi Gilang tidak tau juga Radit berhenti akhirnya dia menabrak punggung Radit. "Kenapa berhenti sih" Gilang bertanya dengan kesal.

"Lihat itu siapa" Radit menarik Gilang agar sejajar dengannya dan menunjuk kearah meja kasir,disana ada Rizal bersama dokter Vani sepertinya mereka hanya berdua saja.

"Pak dokter ngapain sama siluman ulat bulu itu, tadi pamitnya pulang telat gara-gara ada makan malam buat koas baru tapi kenapa malah disini" Gilang mendengus sebal, rasanya ingin langsung menghampiri dan mendorong dokter Vani menjauh dari Rizal.

"Kayaknya lu harus ngawasin pak dokter, tingkahnya mencurigakan." Radit tidak ingin jadi kompor tapi tingkah Rizal yang berbohong membuatnya sulit untuk berpikir positif.

Setelah Rizal keluar dari toko keduanya baru berjalan ke kasir untuk membayar belanjaan, Gilang mendengar obrolan penjaga kasir dengan temanya, yang mengatakan jika pelanggan sebelum mereka pria romantis yang mau menemani pacarnya membeli skincare.

"Mbak cepetan ya ngitungnya jangan ngobrol dulu." Gilang menegur karena telinganya panas mendengar pujian yang dilontarkan untuk Rizal.

Awas saja nanti Gilang akan bertanya tentang kejadian ini, kenapa Rizal berbohong kepadanya ditambah dia mengingkari janji untuk tidak dekat-dekat dengan siluman ulat bulu itu, Gilang tidak akan mempermasalahkan kebohongan Rizal tapi kenapa harus berbohong untuk bertemu dengan siluman ulat bulu.

"Lang inget jangan gampang percaya sama alasan pak dokter nantinya, gue pernah di selingkuhi sama mantan gue dan waktu gue tau dia sama selingkuhannya belanja skincare alasan dia beliin gue skincare tapi gak tau jadinya minta temen gue buat nemenin, dan lu tau yang sebenarnya apa dia emang beliin skincare buat temen gue dan gue juga biar gak ketauan selingkuh."

Radit memberikan pengalaman bukan untuk menakuti Gilang tapi hanya agar Gilang waspada dan tidak langsung mempercayai seperti dirinya dulu. Radit merasa bodoh saat mengetahui kebenaran yang sebenarnya dan sampai sekarang masih ingat bentul kejadian itu.

Mendengar cerita Radit, Gilang merasa tidak tenang apalagi situasinya sekarang mirip dengan yang pernah di alami Radit. Gilang tidak bisa langsung menyimpulkan tapi harus mencari bukti dulu sebelum nantinya meminta penjelasan.

Tanpa bukti Rizal bisa saja mengatakan banyak alasan untuk menghindar, Gilang tidak mau di bodohi jadi mulai nanti Gilang akan mengawasi Rizal dan semua akan diawali dengan ponselnya, Gilang akan pura-pura meminjam ponselnya dan mencari bukti chatting atau apapun.

Tapi sepertinya Gilang juga harus ke rumah sakit, mereka satu tempat kerja jadi kemungkinan tidak akan terlalu sering chat karena bisa bertemu setiap hari. Besok atau lusa Gilang akan coba ke rumah sakit untuk melihat-lihat.

###

TBC

pak dokter dicurigai selingkuh sama Gilang 😱

Love DiagonosisWhere stories live. Discover now