Sebelas

18.9K 287 8
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa meninggalkan jejak vote dan komen ;)




Pagi harinya, Kaila bangun pagi sekali. Dia bersiap akan menjadi tour guide bagi Budi. Padahal yang meminta liburan adalah dirinya.

Selesai bersiap wanita itu membangunkan Budi. Seperti biasa dia membangunkan dengan ciuman hangat di kedua pipi pria itu. Hingga dia terjatuh karena ditarik oleh pria itu.

"Pak, saya udah mandi. Ayo katanya mau menjelajah solo sama saya!" Kaila menarik diri.

Tetapi usahanya gagal. Pria itu mendekap erat Kaila di atas tubuhnya. Dengan mata terpejam dia menjawab Kaila.

"Sebentar, saya suka aroma tubuh kamu." Budi mencium rambut Kaila.

Kaila diam. Dia dapat merasakan debaran jantung Budi di tubuhnya. Ternyata bukan hanya dirinya yang berdebar saat berdekatan.

Hampir 10 menit mereka dalam keadaan seperti itu. Budi akhirnya bangun setelah Kaila menarik tubuhnya.

Sembari menunggu pria itu selesai mandi, Kaila keluar dari kamar. Dia melakukan briefing pada Garuda mana saja yang akan mereka kunjungi hari ini.

"Ini ya mas, itenerary hari ini. Pertama ke zoo dulu habis itu baru naik ke kemuning." Kaila menyerahkan lembaran yang berisi catatan perjalanan.

Budi telah selesai dengan persiapannya. Setelah sarapan di hotel mereka langsung menuju solo safari. Budi bingung kenapa wanita itu membawanya kemari.

"Kaila, saya ini udah 40-an lho. Saya udah pernah lihat mereka ketika saya toddler. Kenapa kamu bawa saya kemari?" Budi bertanya pada Kaila.

"Bapak kan di komisi IV yang salah satunya membidangi kehutanan. Nah mereka juga termasuk unsur dalam hutan. Jadi, saya bawa bapak kesini untuk dapat aspirasi dari mereka." Kaila tersenyum manis.

Mereka saat ini sedang berhadapan dengan spesies orang utan di Solo Safari. Tangan Budi dengan setia berada di pinggang wanita itu dan memeluknya erat.

"Sekalipun aspirasi mereka banyak, saya tidak akan tau apa yang mereka maksudkan. Karena bahasa kita berbeda, Kaila." Budi menatap wanita itu.

"Ya ampun, bapak! Aspirasinya ya bukan dari orang utan nya langsung lah. Maksud saya, bapak disini kan bisa menyaksikan secara langsung kondisi satwa disini seperti apa. Apakah benar terawat atau tidak. Kabarnya dulu satwa disini sering hilang karena kebanjiran, bapak gatau kan?" Kaila menaikkan kedua alisnya.

"Kan disini bukan wilayah saya. Kenapa saya harus repot? Saya tidak mewakili rakyat Solo, Kaila. Harusnya kamu bawa pak Singgih bukan saya." Budi menyentil dahi Kaila.

"Ooh, jadi bapak pengen lihat saya jalan sama pak Singgih?" Kaila bertanya dengan nada menggoda.

"Berani kamu jalan sama selain saya, jangan harap kamu bisa melihat orang itu untuk kedua kalinya Kaila." Budi berbicara serius.

Kaila sedikit merinding mendengar pria itu. Dia tidak menyangka Budi akan se-posesif itu.

Mereka menjelajah Solo Safari dalam waktu singkat. Kaila sungguh tidak tahan dengan panasnya cuaca di sekitar Solo Safari. Jadi mereka segera melanjutkan perjalanan ke Kemuning.

Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam. Selama perjalanan Kaila tidur dengan nyaman di lengan Budi. Wanita itu kehabisan tenaga karena tour singkat di Solo Safari.

Tempat yang mereka tuju adalah rumah teh di Kemuning. Wanita itu sudah lama merindukan tempat ini. Tempat yang mampu menenangkan pikirannya saat penat.

"Teh itu lebih ampuh meredakan stress dan menenangkan pikiran daripada kopi. Makanya saya selalu sedia teh di rumah. Dan bukan sembarang teh tentunya." Kaila berbicara di tengah sibuknya memilih menu.

Internship with BenefitWhere stories live. Discover now