ZEVIANNO||SEKILAS MEMORI

58 35 178
                                    

[Typo tolong tandai ya]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Typo tolong tandai ya]

Lyora menggelengkan kepalanya, "Lo harus tau alasan gue menolak paksa perjodohan ini."

"Sebelumnya, lo harus janji sama gue buat ga cerita ke siapa siapa apa lagi ke ayah gue." sambung Lyora.

"Saya janji." jawab Zevianno.

"Alasan gue menolak perjodohan ini itu pertama, gue punya masa lalu yang menurut gue itu neraka, lo tau? Dulu gue anak nakal, setiap malam gue keluar dan nongkrong di Bar, disana gue mabuk mabukan bareng cowo. Sampai suatu ketika gue mabuk dan itu posisinya gue sama cowo gue, kami berdua mabuk dan akhirnya ga sadar kalau lagi berbuat hal yang seharusnya ga terjadi."

"Nah, disitu dia janji bakal tanggung jawab sama semua yang terjadi setelah itu, satu minggu gada kabar dari dia dan gue juga telat haid, gue cek taspack dan ternyata gue positif, gue telponin cowo gue tapi tetep gada kabar sama sekali. Orang tua gue ga tau kejadian ini dan gue juga ngga cerita, gue setress dan akhirnya gue mencoba segala cara buat ngegugurin kandungan gue dan syukurnya berhasil."

"kayak dongeng kan cerita gue? Nah yang kedua, gue trauma semenjak kejadian itu, gue udah di jodohkan berkali kali sama ayah gue tapi selalu gue tolak karna alasan gue udah ngga perawan dan gue pernah hamil, gue ga pantes kalau nikah dan jadi istri orang yang berstatus wanita bekas. Kayaknya lo paham sama omongan gue, maaf kalau muter muter ceritanya karna gue juga ngga tau harus mulai dari mana." setelah itu Lyora diam tidak bicara sepatah kata pun.

Zevianno menelan ludahnya kasar, ia tatap Lyora dengan tatapan kecewa.

"Ngga papa, saya tetep mau nerima kamu walaupun kamu udah pernah di pakai sama laki laki brengsek."

Lyora terkejut saat mendengar ucapan Zevianno barusan, hatinya seperti tersentuh. Ternyata ada laki laki yang mau nerima dia walaupun sudah tidak perawan lagi.

Lyoza yang tidak sengaja mendengar semua percakapan Lyora dan Zevianno, "Harus kasi tau ayah." ucap Lyoza lalu berlari meninggalkan rumah sakit.

"Udah ayo saya antar pulang, kamu pikirin lagi soal perjodohan ini saya kasi waktu 2 hari, cukup kan?" tanya Zevianno.

Seperti di hipnotis, Lyora langsung menyetujui perjodohannya tanpa menerima tawaran 2 hari yang di berikan oleh Zevianno.

"Gue mau kok di jodohkan sama lo."

"Kamu yakin langsung setuju?"

"Iya, cari laki laki yang mau nerima perempuan kayak gue gini susah. Jadi, langsung terima aja takutnya nyesel di kemudian hari." ucap Lyora di akhiri tawa kecilnya.

Zevianno tersenyum saat mendengar ucapan Lyora barusan.

"Yaudah ayo pulang." ajak Zevianno dan Lyora pun mengangguk.

****


3 hari setelah Lyora keluar dari rumah sakit, malamnya sang ayah memanggil Lyora ke ruang tamu.

Lyora menuruni anak tangga dan menghampiri sang ayah serta ibu tirinya.

"Kenapa lagi?" tanya Lyora.

"Duduk!" ucap sang ayah dengan nada tinggi

Lyora terkejut saat melihat raut wajah sang ayah berubah menjadi lebih serius, Lyora menurut dan duduk di depan sang ayah.

"Ayah hanya mau kamu jujur Lyora."

"Jujur soal apa?" tanya Lyora dengan raut wajah yang sedikit bingung.

"Kamu pernah hamil?"

Deg...

Saat itu juga jantung Lyora terasa berhenti dengan tubuh yang panas dingin karna mendengar ucapan sang ayah.

"Ay-ayah?" tanya Lyora terbata.

"Kamu buat ayah malu! Kamu tau kan kamu bakal nikah sama Zevianno anak CEO yang begitu terkenal, apa kata orang kalau mereka tau kamu pernah hamil Lyora!"

"Kenapa kamu ngga cerita sama ayah selama ini? Kamu anggap ayah apa hah?!" marah sang ayah.

"Tunggu, ayah tau dari siapa semua ini?"

"Ngga perlu tau kamu ayah tau ini semua dari siapa, nurun siapa kamu begitu hah? Alm.ibu kamu ngga seperti kamu, mabuk mabukan minum obat terlarang sampai hamil lagi!"

"Ngga habis pikir ayah sama kamu Lyora, udah buat malu keluarga. Ayah mau kamu pergi dari rumah ini dan jangan pernah kamu injakkan kaki kamu di rumah ini, ayah ngga mau ngerawat anak yang udah rusak kayak kamu, ngga sudi!" ucap sang ayah lalu pergi dari hadapan Lyora.

Saat menaiki anak tangga sang ayah membalikkan badannya dan menatap Lyora, "Pergi dari rumah ini sekarang, bawa semua barang barang kamu dan jangan sampai tersisa, pergi jauh jauh dari sini. Ayah ngga punya anak seperti kamu, soal perjodohan dengan Zevianno bakal ayah batalkan. Karna dia ngga pantas menikah sama pelacur kayak kamu!" Batara kembali melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya.

Lyora termenung, dari siapa ayah nya tau tentang dirinya yang pernah hamil? Apa dari Zevianno? Ya, kemungkinan besar ini semua dari Zevianno, karna hanya dia yang tay cerita ini.

Lyora masuk ke dalam kamarnya, ia naik ke atas ranjangnya dan menangisi dirinya.

"Bangsat lo Zev, gue kira lo ga bakal cerita ke ayah gue tentang ini tapi nyatanya?"

Lyora beranjak dari tidurnya dan mengambil koper lalu memasukkan baju bajunya kedalam, merasa kecewa kepada Zevianno yang begitu munafik.

"Lyora keluar dari kamarnya, ia menuruni anak tangganya dengan air mata yang masih mengalir."

Lyora membuka ponselnya dan memesan taxi online, Lyora menunggu di depan gerbang rumahnya.

Batara dan juga Ruby menatap Lyora dari balkon.

"Kamu yakin mau ngusir Lyora mas? Kasian dia harus pergi malam malam begini, apa lagi dia perempuan."

"Biarin aja, toh kalau di apa apain di jalan udah ngga bakal ngerasa rugi orang udah rusak." jawab Batara santai lalu masuk ke dalam kamarnya.

Ruby menatap ke arah Lyora yang sedang berjongkok dengan wajah yang ia letak kan di antara kedua lututnya.

Merasa kasihan, Ruby turun dan menghampiri Lyora yang tengah menunggu taxi online nya.

"Lyora?" panggil Ruby lembut.

Lyora mendongakkan kepalanya lalu menole h ke arah samping yang dimana sudah terdapat Ruby yang berdiri di sebelahnya.

"Kamu mau kemana malam malam begini? Masuk aja ke dalam, jangan dengerin omongan ayah kamu."

Lyora tidak menggubris omongan Ruby, ia mengecek ponselnya untuk melihat taxi online yang di pesannya.

"Gausah sok perduli sama gue, kamu seneng pastinya gue di usir dari rumah. Ngga ada lagi saingan kamu, kamu bisa bebas dirumah mama gue!" ucap Lyora tanpa melihat ke arah Ruby sedikit pun.

"Memang keras kepala ya kamu Lyora, saya baik salah saya jahat salah. Terus saya harus apa?"

"Pergi dari kehidupan ayah gue, dan pergi dari rumah mama gue! Disini yang harusnya keluar itu kamu bukan gue, rumah ini udah jatuh di tangan gue kalau kamu lupa!"

"Tunggu aja, untuk saat ini kalian bisa tinggal di rumah mama gue, tapi nanti kalau gue udah balik gue bakal minta rumah ini!" setelah mengatakan itu taxi online yang di pesan Lyora sudah sampai.

Lyora masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan Ruby di pinggir jalan.

"Dasar anak ngga tau diri!" gumam Ruby.

~To Be Continued~

ZEAVIANNO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang