(29)- Gak Habis Pikir

913 90 5
                                    


Hai ges, apa kabar nih? Masih nungguin cowok fiksi nyata? Sama author juga wkwkwk.

Happy reading all ~

***

"Hantu memang serem, tapi ngeliat orang yang gak pernah ngerasa salah jauh lebih serem"-Alvarez

***

Prangg!

"Ahk!" Glora memekik pelan, dia terkejut saat ada orang yang menabraknya dan membuat bakso yang baru saja ia pesan pecah dan berhamburan di lantai.

Pelakunya Aurora si nenek lampir. Glora berusaha menahan emosinya, dia lagi tidak mood meneladeni nenek lampir yang selalu mencari gara-gara padanya.

Benar, sudah seminggu semenjak dia pindah, dia selalu saja melakukan hal ini. Dan ujung-ujungnya dia yang akan menangis.

"Heh! Lo tu kalau jalan mata sama kaki di pake! Lo tau kan ini jalan luas?! Lo udah beberapa kali kayak gini, dan lo masih mau bilang gak sengaja?! LO BENAR-BENAR YA BANGSAT!!"

Habis sudah kesabaran Glora kali ini. Sedangkan semua orang hanya diam sambil menonton apa yang akan terjadi selanjutnya.

Aurora masih terduduk di sana sambil terisak pelan.

"KALAU ORANG NGOMONG DI BALAS ANJIR!" bentak Glora kepalang kesal. Sangat kesal, padahal niat Glora baik sebelum ke kantin. Dia mau makan bakso karena lapar.

Aurora langsung menangis sesenggukan di sana. Banyak orang-orang yang iba terhadap gadis itu.

Laura datang dengan tergesa-gesa ketika mendengar suara Glora menggema sampai luar kantin. "Ada apa ni?" Tanyanya.

Glora memutar bola matanya. "Si nenek lampir berulah," jawabnya.

"Ohh, pantes." Laura memandang tidak suka kearah gadis yang dikenal tunawicara itu. Sudah yang ke 4 kali dia berulah seperti ini.

Aurora terus menangis, ada salah satu siswa disana yang berjalan maju kearah Glora. "Dia gak sengaja, lebay banget lo," katanya.

Glora dan Laura melotot tidak percaya. "Heh! Lo itu buta atau apa sih?! Jelas-jelas dia yang salah di sini, udah 4 kali dia kayak gitu, dan selalu gue yang kena. Dan lo masih bilang 'gak sengaja'?! Otak lo hilang atau lo gak bawa kesini?!" Celoteh nya panjang lebar.

Siswa itu menggeleng tidak terima. "Lo gak kasihan sama dia? Hati nurani lo mana?!"

Glora terkekeh geli. "Lo gak kasihan sama gue yang tiap hari ke kantin kayak gini?! Jangan mentang-mentang dia cacat, lo mau belain yang gak benar!" Imbuh nya.

Siswa itu tidak perduli. "Ya justru itu, lo harus minta maaf sama dia! Bentak-bentak kayak gitu di kira enak? Kasihan dia!"

"GILA LO YA?!" bukan Glora yang berteriak, melainkan Laura yang sudah kepalang emosi.

Glora menghentikan Laura yang muka nya sudah sangat merah karena marah. Dia maju menghampiri Siswa yang tidak ingin kalah itu.

"Nyolot banget lo ke gue, sampai minta gue buat minta maaf sama orang yang salah. Lo lihat pake mata, dia yang salah di sini. Dia yang harus minta maaf sama gue, bukannya nangis kayak anak kecil!" Glora menatap tajam siswa itu.

Change FateWhere stories live. Discover now