Second -- First Impression

631 27 10
                                    

[time out]

Oke, sebelum gue mulai cerita berikutnya. Timeout dulu.

Ada beberapa orang yang protes kalo bahasa yang gue pake campur-campur udah kayak soto aja.

Well, intinya adalah gue gak mau jadi orang lain. Gue adalah gue. Memang begini lah gue ngomong setiap hari. Campur. Bisa ditebak kalo gue #TeamBuburAyamDicampur :)

Satu lagi alasan gue adalah karena bahasa Indonesia itu (setahu gue) belum banyak padanan katanya. Oleh sebab itu kadang ada beberapa kata yang memang lebih kena ditulis pake bahasa inggris.

Mari lanjutkan.

[/timeout]

Enggak cuman pertemuan dengan cewek yang lo cinta, pertemuan dengan sahabat pun bisa jadi sangat nggak terduga. Takdir yang nggak bisa diperkirakan.

Oke jadi gini.

Hari itu kami semua (siswa/siswi sekolah gue maksudnya) pergi untuk liburan ke suatu tempat yang letaknya cukup terpencil (tapi katanya pemandangannya bagus). Yang mana gue bingung apa ada pemandangan yang lebih bagus dari VR space exploration rangkaian foto-foto alam semesta resolusi tinggi teleskop Hubble?

Anyway, dari dulu sebenernya gue males ikut begini-gini. Tapi karena Cinta ikut, ya gue ikut. Kenapa begitu? Pokoknya Cinta ini cewek spesial buat gue. Kenapanya pasti gue ceritain tapi di lain waktu.

Back to the topic. Di bus sini lah semua itu terjadi. Bisa dibilang ini pivotal point in my life.

Seseorang ini (merujuk pada postingan pertama ya) masuk ke bus kelas gue bersama gurunya (Bu Anjali) yang bilang akan menumpang karena bus kelas mereka penuh. Sang guru menyebutkan namanya, Erlan. Di sini gue udah curiga. kayaknya si Erlan punya masalah sama murid lain di kelasnya jadi harus masuk ke bus kelas lain. Soalnya bus itu nggak bakal bisa penuh karena jumlah bangku lebih banyak daripada jumlah murid dalam satu kelas. Namanya juga salah satu sekolah elite (maap).

Nah sialnya, dari sekian banyak bangku kosong di deretan depan dan tengah, si Erlan memilih duduk di belakang, persis di sebelah gue. Tau gak apa kenapa gue bilang sial? Karena tadinya gue sengaja kosongin itu bangku biar Cinta bisa gue bujuk duduk samping gue. Gagal deh rencana gue.

Namanya memang familiar buat gue dan mungkin hampir semua siswa kelas 2. Karena dia itu anak baru semester kemaren yang nilainya almost perfect. Bukan gimana-gimana, tapi sekolah gue ini adalah sekolah swasta yang punya reputasi akademik luar biasa (bahasa gampanganya susah banget pelajarannya. Dapet nilai sempurna itu hampir mustahil)

So, karena rencana berduaan sama Cinta gagal. Saat itu gue memutuskan untuk bales dendam sedikit dengan cara ngagetin dia. Gue mau show off apa yang bisa gue lakuin. How? Pertama, gue langsung cari deh data lengkap dia di database sekolah yang websitenya dengan mudah dijebol itu. Entah firewall-nya payah atau gue kejagoan, nggak tau juga. Kedua, gue akan ungkap data-data yang sifatnya pribadi itu dan bikin takut dia.

Setelah dapet datanya, gue langsung memperkenalkan diri. Dia menjabat tangan gue dan dengan nada datar menyebutkan namanya dan asal kelasnya. Tanpa ragu, gue langsung lancarkan serangan. Gue sebutin nilai ulangan dia yang merah serta nilai setelah her.

Fyi, nilai si Erlan ini hampir perfect kalo bukan gara-gara nilai sejarahnya yang merah. Memang dari beberapa sumber terpecaya merumorkankarena si guru sejarah sengaja kasih ulangan yang berbeda ke si Erlan. Gimana bedanya itu yang masih betul-betul simpang siur. Ada yang bilang si Erlan disuruh nyebutin silsilah keluarga Adolf Hitler, ada juga yang bilang si Erlan diminta mentranslasi bahasa palapa, dan yang paling absurd adalah si Erlan diminta membuat essay singkat dari keseluruhan buku Harry Potter.

Sorry, kayaknya kita udah sidetrack kejauhan. Kembali ke topik.

Abis gue bacain nilai sejarah dia yang her, si Erlan ini bukannya kaget atau agak-agak takut atau gimana gitu, eh dia malah berapi-api. Jadi semangat cenderung kagum gitu. Dia malah nantang gue untuk meng-hack beberapa situs lainnya. Jujur gue terbawa suasana dan memang pride gue ya di IT stuff begini. Jadi gue ladenin lah :))

First impression  terhadap si Erlan ini memang lain banget. Memang sih dari luar udah keliatan dia tipikal anak pinter yang belagu. Tapi dibalik itu kok ternyata orangnya menyenangkan.

Bahkan dia memperagai cara baca emosi gue untuk ngetes gue bohong apa enggak. Microexpression stuff lah, keren gila. Oh, gak cuman gue yang kena. Cinta juga kena dibaca sama ini anak. Erlan bisa tahu band kesukaannya hanya dengan ngeliat gelang. Duh klo bisa begitu mungkin pdkt ke Cinta makin lancar kali ya.

To put it simply, he is awesome.

Persis seperti boomerang, maksud balas dendam gue malah ngebuat kita ngobrol terus nyambung dengan cepat.

(p.s. kalo nggak diberhentiin cinta mungkin kita udah ngehack satu situs dewasa yang cukup populer. Hehe. )

(p.s.s Ini baru penggalan aja. Cerita serunya belom. Cerita di mana nyawa gue hampir melayang. Nyaris aja gue mati perjaka. Semuanya bakal gue sambung di post berikutnya. )

See ya later!  

Mansa's StoryWhere stories live. Discover now