Her Fragile Side

4.3K 209 0
                                    

Tina mendudukan dirinya di cermin. Dia menatap wajahnya dan terdiam

"Maafkan Aya mom. Maaf" gumam Tina

Tina menghapus airmatanya. Dan sebuah ketukan pintu membuatnya bergenjit kaget. Tina baru saja ingin membuka pintu kamarnya, tapi sepertinya sang tamu tidak sabaran sampai menerobos masuk tanpa izin dari yang empunya kamar

"Kenapa?"

"Ada apa danna?"

Nick dan Tina berucap berbarengan dan kini mereka saling diam

"Maaf"

Hanya satu kata yang keluar dari bibir Nick. Nick menundukkan kepalanya dalam. Tina mendengus sinis, amarahnya kembali tersulut

"Maaf? Apa maafmu bisa mengembalikan semuanya seperti semula?" Tanya Tina sarkas

Nick terkejut dia menatap manik coklat milik Tina

"Apa kamu tahu? Rasanya sangat sakit disini!" Tina menepuk-nepuk dadanya

"Maaf"

"Kamu! Jangankan membelaku, menatap aku saja tidak kamu lakukan! Kamu membiarkan ayahmu mencekikku! Kamu biarkan dia membunuhku!"

"Maaf Tina"

"Apa kamu tahu kalau aku sudah sangat mempercayaimu?! Aku mengabdikan hidupku di rumah besarmu ini! Mengabdi pada keluargamu! Membantumu tanpa memikirkan nyawaku sendiri!!!" Pekik Tina kesal

Suasana malam itu memang sedang sepi karna sebagian besar dari mereka sudah bersiap tidur. Tapi karna teriakan Tina mereka semua langsung berjalan ke arah kamar Tina

"Apa kamu pikir satu maaf darimu bisa mengembalikan semuanya? Rasa sakitku, airmataku saat mengatakan kebenaran di depan ayahmu?! Apa kamu tahu aku bisa saja mati karna cekikkan ayahmu?!! Dia seperti ingin meremukkan leherku dan itu sakit Nick. Apa kamu tahu itu?!!!"

Tina menangis dan menjerit disaat yang sama, seluruh emosinya meluap tanpa bisa ia cegah. Dia sudah terlalu kecewa

"Aku pikir saat kamu bilang kamu akan melindungi aku kamu akan sungguh-sungguh melakukannya. Tapi kamu berbohong! Pembohong besar!! Harusnya aku tidak percaya padamu!!!"

Nick tertegun. Bahkan seluruh keluarga Russelldy dan bibi Lis pun tertegun karna Tina. Tina tidak pernah bersikap seperti saat ini. Tina yang ada di depan mereka saat ini begitu di luar kendali

"Nee..." Ujar Tina

Tina mengambil pisau kecil miliknya dan mendekati Nick. Daniel sudah bersiap menarik tangan Tina untuk menolong putranya

"Tolong bunuh aku!" Ujar Tina sambil menyodorkan pisau itu ke tangan Nick dengan ujung mata pisau mengarah padanya. Seluruh orang disana terkejut mendengar penuturan Tina

"Tolong bunuh aku saja, agar aku tidak perlu menderita seperti ini! Aku mohon! Agar aku tidak mengingat semua yang terjadi disini"

Tina menjejalkan pisau itu ke tangan Nick meski Nick menolak

"Agar aku tidak ingat kalau aku begitu menyayangi keluargamu, menghormati orang tua juga paman dan bibimu, lalu"

Tina mengusap pipi Nick dengan sebelah tangannya yang bebas

"Agar aku lupa kalau aku pernah mencintaimu dan kecewa karnamu. Karna itu aku mohon bunuh aku" pinta Tina dengan sangat lirih

Tangan Tina masih berusaha memaksa Nick untuk memegang pisau itu dan Nick masih bersih kukuh menolak. Nick melemparkan pisau itu jauh dari jangkauan mereka berdua

"Maaf. Maafkan aku Tina" ujar Nick

Saat ini Nick menarik Tina ke pelukannya mengeratkan pelukan itu meski Tina terus meronta dan memukul dirinya

"Maaf"

"Aku benar-benar minta maaf"

"Jangan lakukan hal seperti ini aku minta maaf!"

"Maafkan aku.."

"I love you, i love you so much. Tolong jangan seperti ini!"

"Please"

Tina terdiam dia menangis sesenggukkan sambil menarik erat kemeja yang dipakai Nick

"Sakit sekali..."bisik Tina

"Aku tahu, maaf"

"Rasanya seperti akan remuk, sangat menyakitkan"

"Aku tahu. Maaf"

Tina menangis terus dan meracau tidak jelas dalam pelukan Nick sampai akhirnya dia tertidur, lelah

"Maafkan aku Tina. Maaf" gumaman Nick menjadi hal terakhir yang Tina dengar sebelum dia benar-benar terlelap

Nick merasakan nafas Tina mulai teratur. Dia melepaskan pelukannya dan menggendong Tina ke ranjang. Nick menyelimuti Tina dan mengusap pelan kedua pipi Tina yang masih basah karna airmata

"Maaf"

Nick mencium dahi Tina pelan namun cukup lama. Bahkan kini airmatanya sendiri sudah jatuh di pipi gadisnya. Nick mengusap airmatanya kasar dan segera berbalik arah

"Sejak kapan kalian disana?" Tanya Nick

Semua orang disana diam. Nick tahu mereka disana sejak lama, terlebih wajah bersalah dari ibu, bibi dan kakaknya juga bibi Lis

"Mommy" panggil Nick

"Iya, ada apa?"

"Panggilkan kak Ayase. Aku rasa Tina akan butuh dokter atau psikolog"

Cornelia mengangguk "akan mom panggilkan"

Cornelia mengajak suaminya meninggalkan kamar itu. Dia menelpon Ayase dan memintanya datang besok pagi. Nick kembali duduk di kamar Tina, mengusap punggung tangan kekasihnya itu. Pikirannya kembali mengingat wajah Tina tadi

"Maaf" ujar Nick lagi

Harus diakui bahwa sejak Tina datang Nick menjadi berubah. Dia yang sekarang lebih sering meminta maaf dibandingkan dulu. Dia yang sekarang juga bisa menangis, padahal Nick dan keluarganya meyakini bahwa Nick tidak akan pernah menangis lagi sejak kejadian sebelas tahun yang lalu

"Aku tidak tahu kalau kamu serapuh ini Tina"

STEAL MY HEARTDär berättelser lever. Upptäck nu