3

12K 874 8
                                    

"Loh, ada apa ini anak Ibu pada akur? Sampe pulang bareng lagi." Sapa Ibu saat melihat kedua anak dan menantunya memasuki pekarangan rumahnya.

"Assalamualaikum, Bu." Ucap Jihan sambil menyalami tangan ibunya dan pergi ke kamarnya.

"Assalamualaikum, Bu. Sehat?" Tanya Imran seraya memeluk ibunya.

"Waalaikumsalam, sehat, Le. Ayo, Nduk masuk nanti cucu ibu kedinginan." Kata sang ibu sambil menarik tangan menantunya masuk kedalam.

°•°

"Kenapa anak Bapak ini cemberut terus dari tadi?" Tanya Bapak Jihan.

"Kepengen nikah mungkin, Pak." Celetuk Imran.

"Apaan sih, Bang! Gak lucu!!" Sungut Jihan.

"Tambah gak lucu lagi kalian itu. Udah gede juga masih aja berantem." Kata sang Ibu.

"Ini mas minumnya." Kata Siska.

"Makasih, Mah." Jawab Imran sambil tersenyum.

"Pak, Imran mau ngomong sesuatu sama Bapak, sama Ibu juga. Bisa?" Tanya Imran saat Jihan bergabung dengan Siska didepan televisi bersama dengan Vira.

"Mau ngomong apa?" Tanya sang Ibu.

"Begini, Ibu dan Bapak masih ingat dengan Pandu?" Tanya Imran.

"Temenmu yang sekampus di Bandung itu?" Tanya sang Bapak yang mulai tertarik dengan obrolan ini.

"Ada apa?" Lanjut sang bapak.

"Begini, kan Bapak sama Ibu sudah kenal sama dia. Kebetulan dia sama orang tuanya lagi di Semarang. Jadi besok mau ngobrol sama bapak dan ibu." Jawab Imran.

"Ada hubungannya sama Jihan?" Tanya bapak.

"Ada, Pak. Tapi si adek besok katanya mau pergi main." Balas Imran.

"Ya jangan bolehin main. Orang mau ada tamu. Bilang sama temenmu, besok bapak sama ibu bisa. Ya kan, Bu?" Tanya bapak pada ibu.

"Iya, Pak. Jadi kamu sama istrimu nginep sampe kapan?" Jawab ibu kemudian bertanya pada Imran tentang menginapnya.

"Lusa, Buk." Jawab Imran.

"Temenmu itu pacar baru adekmu?" Tanya Bapak.

"Bukan, Pak. Mereka nggak pacaran." Kata Imran.

"Kamu gak lupa dengan sakitnya adekmu tahun lalu kan, Bang?" Tanya Bapak.

"Abang gak lupa. Tapi abang pastiin ke bapak, kalau lelaki ini lebih baik dari mantan adek itu. Abang kenal sama temen abang sedari kuliah. Dia baik, dan bertanggung jawab. Dia juga tau agama pak." Ucap Imran menjelaskan.

"Kita lihat besok, Bang." Kata Bapak sambil mengangguk.

"Ya sudah. Sana ajak istrimu istirahat. Adek juga disuruh istirahat." Kata Ibu.

"Iya buk, Imran permisi pak, buk." Pamit Imran.

"Anak kita udah pada gede ya, Buk. Imran udah ada anak, Jihan mau dilamar. Dulu Bapak masih ingat Imran yang nyari Jihan kalau dia pulang sore - ..." Kata bapak yang mulai mengingat tentang masalalu. Ada rasa hangat dihati Imran. Mungkin bapak merindukan dirinya dan Jihan. Sekalinya pulang, hanya sebentar.

"Mungkin kalau Vira udah segede Jihan, kaya gini rasanya ya." Gumam Imran sambil melihat Jihan yang berebut Vira dengan Siska.

"Dek, Yang. Ayok istirahat. Udah malem. Han, kata bapak, kamu gak boleh pergi besok." Ucap Imran ketika bergabung dengan ketiganya.

Tak Butuh Pujangga ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang