Antara Benci dan Cinta 2

2.8K 16 2
                                    

Hai...hai Comeback Again ...... let's read......

@@@@@@@@@@@@

“Kak Hendra.. Bisakah kau mengurus surat perceraianku dengan Mas Abi?”

“Ya!? Bukankah baru 6 bulan yang lalu kalian menikah?”

Biya tentu saja tidak akan bermain dengan kata-kata nya tadi, apa lagi ini menyangkut kebahagiaan seorang yang dia cinta.

Hendrawan , adalah sahabat dekat dan teman satu angkatan waktu kuliah dengan Abi dan yang dipercayai  oleh Biya untuk menjadi perantara perpisahannya dengan Abimayu.

“Dia akan bahagia dengan perpisahan ini..” Biya menyesap Hot Chocolate-nya pelan

“kau yakin Biya, untuk berpisah dengan Abi ?” wajah Hendrawan seakan ragu dengan perkataan Biya barusan.

"Tentu saja, aku sangat yakin” balas wanita itu dengan tersenyum kecil.

 @@@@@@@@@

"Assalamu'alaikum " ucap Biya setiap masuk rumah meskipun tidak ada orang sekalipun.

“aku.. Pul-pulang”

“Oh, maaf saya tidak tahu..” yah, begitu lah suasananya selalu Abi dan Erlin selalu  berdua dan sedang bercinta, meskipun mereka juga tahu kalau mereka itu bukan muhrim, dan tau kalau itu hukumnya haram tapi mereka tetap melakukannya, tanpa mengerti kalau  ada seseorang  istri yang tersakiti dan merana.

“Hai biya.... Kata Abi kau ingin bercerai, apakah itu benar?” Erlinda menuntun Biya untuk duduk disofa di depannya.

“Ya, dan… Ehm, ini surat yang harus ditanda tanganinya” Biya mengeluarkan map hijau dari dalam tasnya

“Benarkah ?  Abi .. Cepat kamu tanda tangani surat yang ada di map ini..” Erlinda mengguncangkan tubuh Abi,

namun tiba-tiba..

‘Drrrt~ Drrtt~’

Hp Abimanyu bergetar,

“tunggu sebentar honey, aku mau mengangkat telpon dulu…” Abi melangkahkan kakinya, menjauh dari Erlinda begitu mengetahui yang menelpon adalah ibu-nya.

“Ya Bun,ada apa kok bunda tumben telphon ?”

"Apa...? Kemari?”

“Tap- aish ya..”

“Honey, Bunda-ku mau kemari sebaiknya kau pulang, Ayo kuantar”

“Apa...?! Mendadak sekali..”

“entahlah..” Abi menggenggam tangan Erlinda mesra dan menuntunnya keluar.

“aku lupa! Biya  siapkan makanan, Bunda dan Kak Eva akan makan disini..!”

@@@@@@@@

“ehmm… Bunda kesini hanya mau memberikan ini..” keheningan diruang tengah itu terasa makin sepi karna perkataan Bundanya Abi.

“ya? Hanya untuk ini?” Abi menatap tak percaya bungkusan Vitamin didepannya

“Ya.. 2 hari yang lalu kak Eva baru pulang dari Kalimantan dan melihat Toko obat tradisional disana. Kata penjaganya, Vitamin ini cocok untuk pekerja keras untuk mu Abi. Dan, ah.. Ya kakak juga membelikannya untukmu juga biya.. Kau terlihat sangat pucat akhir-akhir ini..” Kak Eva juga menyerahkan vitamin dengan kotak yang berbeda untuk Biya disampingnya.

“karena kau telah membantu mengelolah Butik bunda, kau jadi terlihat pucat” memang, setelah menikah dengan Abi, Biya telah ikut juga membantu dalam usaha Butik Bunda dan kak Eva.

“Makasih ya kak Eva..” Ucap Biya sambil tersenyum kecil.

“Ya sudah, Bunda pulang dulu sepertinya ini sudah terlalu larut aku takut Ayahmu mencari kita.. ”

“Ya benar Bunda.... Abi, Biya..  jangan lupa meminum Vittamin kalian. Kami tidak mau kalian jatuh sakit.. Kami pulang dulu, Assalamu'alaikum.”

“Ku harap dengan ini mereka tidak akan berpisah, bagaimana mungkin setelah 6 bulan menikah mereka bahkan tak pernah bersentuhan?”Ucap bunda Abi saat sudah keluar dari apartement Abi dan Biya.

“Iya, semoga saja ya Bun. Ngomong-ngomong kita harus berterima kasih pada Hendra karena telah memberitaukan hal ini..”

“kau benar Va...,ayo cepat kita temui Hendra”

Ternyata Bunda dan kak Eva mengetahui semua masalah itu dari hendra yang memberitahukan kalau Biya ingin bercerai dari Abi.

Dan Vitamin tadi hanyalah tipuan?

Tentu saja bukan vitamin yang seperti yang dikatakan Eva namun itu adalah obat perangsang untuk menjebak Abi dan Biya agar mereka tidak benar-benar berpisah.

Antara Benci dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang