9

2.6K 278 1
                                    

Author pov

(Y/n) dan Mingyu saat ini sedang berada dirumah sakit. Mereka mengantar Wonwoo yang tadi sempat pingsan di ruang makan.
Menurut bibi Wonwoo sedang sakit ditambah dengan ia yang tak sengaja memakan makanan laut, ya Wonwoo tidak bisa makan makanan laut.
Suara pintu berderit disamping Mingyu, ia langsung berdiri dan memberikan pertanyaan bertubi-tubi kepada dokter.

"Bagaimana keadaan teman saya Dok, apakah alerginya parah?
Ia tidak perlu dirawat disini kan,Dok?"
"Hei Kim tenanglah, biarkan Dokter menjelaskan terlebih dahulu." (y/n) berdiri dari tempat duduknya.
Ia memegang lengan kekar Mingyu lalu mengusapnya pelan,

"Tidak perlu khawatir, teman Anda baik-baik saja. Dan demam yang ia alami juga demam biasa,ia hanya kelelahan saja.
Bisa ikut saya sebentar, saya ingin memberikan resep obatnya."
"Saya saja Dok, (y/n) kau masuklah terlebih dahulu. Nanti aku menyusul, ne?" kata Mingyu lalu ia pun segera pergi keruang Dokter tersebut.

(Y/n) dengan perlahan menggeser pintu ruang rawat Wonwoo, ia mendapati Wonwoo yang masih terbaring diranjang.
Dengan sangat pelan sekali, (y/n) pun duduk disisi ranjang.

(Y/n) membenarkan letak selimut Wonwoo, ia lalu beralih mendekati sebuah jendela lalu memandang keluar.
Ketika membenarkan selimut Wonwoo tadi,tiba-tiba saja degup jantung (y/n) menjadi tidak karuan. Seperti berdetak lebih cepat dari biasanya, perasaan ini adalah perasaan yang sama ketika (y/n) dan Jisoo pertama kali bertemu.

"Ahh~ tidak. Aku tidak mungkin memiliki perasaan kepadanya. Aku sudah jadi milik Jisoo oppa."
"Perasaan apa maksudmu?"

(y/n) tersentak kaget, ia lalu segera berbalik arah menuju suara yang barusan menyapa gendang telinganya.

"Wonwoo, kau sudah bangun?
Mana yang sakit, ahh~ sebentar akan aku panggilkan Dokter"
"Tidak perlu, aku sudah merasa lebih baik."

(y/n) lalu duduk kembali ke kursi yang berada didekat ranjang Wonwoo.

"Kemana Mingyu, kau tidak mungkin sendirian kan kesini?"
"Ia sedang menebus obat, katanya ia akan menyusul."
"Hmm~ begitu."

Keheningan melanda keduanya, suasana menjadi canggung. Tidak ada yang berbicara selama beberapa menit, hingga pada akhirnya Wonwoo mengajak (y/n) berbicara walau hanya sekedar basa-basi.

"Bagaimana latihanmu tadi?"
"Yah seperti yang kau tahu, aku sudah bisa menguasai piano namun tidak untuk dialog."
"Tenang saja, aku akan membantumu nanti ketika dipanggung."

Ketika Wonwoo asik berbicara dengan (y/n), Mingyu datang sambil membawa sebuah kantongan kecil.

"Aku melewatkan apa?"
"Tidak ada."
Kata Wonwoo lalu melirik ke arah kantongan kecil.
"Ini obat untukmu."
"Aku benci meminum obat-obatan rumah sakit seperti ini, tidak ada yang enak."
"Yak, namanya juga obat untuk orang dewasa bukan anak kecil.
Jika obat yang rasanya manis tentu saja itu untuk anak kecil saja. Ambillah, jangan cerewet."

Wonwoo merampas kantongan tersebut dengan ekspresi memberengut.

"Aku lapar, bagaimana sebelum pulang kita makan dulu?"
"Aku tidak mau makan dikantin rumah sakit ini."
Lagi-lagi Wonwoo mendengus lalu melirik Mingyu sekilas.

"Arra, kita akan makan diluar saja tidak dikantin rumah sakit ini. Ayo cepat aku sudah lapar."

(y/n) berlalu keluar terlebih dahulu.



Skip...

"Terimakasih sudah mengantarku kerumah sakit tadi Ming,"
"Tidak masalah, kalau begitu aku pulang dulu. Dia pasti sudah dicari oleh eommanya tadi." kata Mingyu sambil menunjuk (y/n).
Yang ditunjuk hanya diam melirik si pembicara.. lalu menggeleng pelan.

My Boyfriend Jeon Wonwoo ✔Where stories live. Discover now