"surat dari samudera"

75 4 2
                                    

Waktu itu angin bertiup sedang-sedang saja,hanya saja menimbulkan gelombang air laut rendah yang menyapu jejak-jejak dipasir.Diatas,matahari dengan leluasa memancarkan cahayanya,menyinari pantai yang sepi dan sunyi.Cahayanya terpantul dan dibiaskan oleh setiap benda yang dengan pigmennya masing-masing menghasilkan warna.menghiasi kanvas maha besar dunia.Maka jadilah maha karya alami nan indah,yang seandainya dalam suasana yang berbeda akan membuat setiap orang terpesona dan tersentuh hatinya...

Aku berdiri memandang jauh kesebelah samudera.
Nyaris tidak melakukan apa-apa hingga ketika itu ku rasakan sapaan lembut samudera. Ia menyentuh kakiku dan merembes mencapai mata kaki,kemudian surut. Begitulah berulang-ulang
Menarik perhatian ku. Dari kulitku yang basah menjalar kesejukan,mengalahkan terik matahari siang itu.

Ku perhatikan harmoni alam dengan kekaguman yang mungkin tanpa alasan yang jelas. Hanya sebuah pertanyaan mengapa ia sering terabaikan oleh manusia.
Mengapa indra terpeka yang dimiliki manusia tidak merasakannya. Jutaan sel saraf yang dimiliki hanya merasakan perasaan-perasaan menyakitkan. Aku tertegun,dan sejenak merenung.

Inilah lelaki yang sayapnya patah ketika baru akan terbang,yang terhempas jatuh di pulau antah-berantah,yang terjerat masa lalu yang pahit,merana dalm luka-luka dan bisa yang mengalir dalam pembuluhnya.
Inilah aku,dengan hati bertoreh luka. Kusaksikan permainan waktu

Sebuah pesan yang tersampaikan bukan dalam aksara dalam bahasa yang pernah ku kenal. Nasihat yang terhanyut dalam samudera kehidupan. Bagaimana buih-buih samudera dalam debur ombak menghapus jejak-jejak kakiku yang tertinggal diatas pasir.
Menjadikannya hilang tak bersisa
Mungkin,seperti itulah masa lalu yang tertinggal dan terhapus oleh sang waktu. Memberi ruang untuk masa depan yang lebih baik

Ada pesan lain yang datang dari samudera,kali ini dalam goresan tinta pada secarik kertas lapuk. Ia tersimpan dalam sebuah botol. Kuambil lalu ku baca. Sebuah surat yang ntah dari siapa,dan tidak diselamatkan oleh siapapun. Huruf-huruf lembut meliuk menyusun sebuah puisi yang indah sepertinya aku mendapatkan surat kedua dari sang samudera.

[Egosentris]

The power of EgosentrisWhere stories live. Discover now