Baikan?

2.5K 167 19
                                    

Rey mengepalkan tangannya, baru melihat wajah Arga saja sudah membuatnya kesal, bagaimana jika mereka berbicara tentang masalah mereka? Rey tidak jamin jika Arga bisa selamat.

Rey menarik nafas lalu menghembuskannya dengan berat. Ia sudah janji dengan Ava tidak akan sembarangan mencari ribut jika bukan benar-benar masalah serius. Ia harus menepati janji itu atau Ava akan marah, atau Ava mungkin saja akan pergi meninggalkannya? Rey tidak mau hal itu terjadi, ia tidak akan membiarkan Ava pergi begitu saja, mendapatkan Ava sangat susah, perlu perjuangan. Mana mungkin Rey membiarkan Ava pergi dengan mudah.

Rey memalingkan wajahnya, ia lebih memilih bermain hp ketimbang melihat Arga yang berjalan menghampirinya. Adit sudah siap jikalau Rey lepas kendali ia sudah siap akan menelfon Ava dan menyuruhnya kemari.

"Hai." Sapa Arga, ia tersenyum canggung. Hari yang sangat ingin ia hindari akhirnya datang juga, Arga tidak menyangka hari ini akan datang secepat ini.

"Hai Ga." Sahut Adit. Adit tersenyum kikuk, ia menepuk lengan Rey dan dagunya bergerak ke arah Arga.

Rey mendengus, dengan malas ia menyapa Arga dengan singkat. "Hai."

Arga tersenyum tipis, ia sudah menebak jika Rey akan bersikap seperti itu padanya, Arga tidak berharap banyak, Rey membalas sapaannya saja sudah cukup baginya.

"Kemana yang lainnya?" Tanya Arga.

"Masih di atas, bentar gue panggilin." Adit buru-buru naik ke lantai dua dan memanggil Daffa beserta Dito yang sebelumnya sibuk bermain pes agar segera turun ke bawah. Membiarkan Rey berdua lama-lama dengan Arga sama saja seperti membiarkan singa dengan santapannya.

"Woi ayo cepet mereka udah di bawah!" Adit memelankan suaranya agar bisa tetap mendengar percakapan Arga dan Rey kalau kalau mereka sudah saling beradu mulut.

"Kok lo malah kesini sih?" Tanya Daffa.

"Kan manggil elo berdua dodol!"

"Lo ninggalin mereka berdua?" Tanya Dito. Adit mengangguk, tangannya menarik lengan baju Daffa agar cowok itu segera berdiri dan meninggalkan consol psnya.

"Gila! Kalau mereka sampai baku hantam gimana?" Dito langsung melepaskan consol psnya. Ia langsung turun dan meninggalkan Daffa yang baru saja memasukkan bola ke gawang Dito.

"Woi woi! Mau kemana lo Dit!" Teriak Daffa.

"Turun!" Dito pun turun dan disusul oleh Adit, meninggalkan Daffa yang masih sibuk dengan pesnya.

"Gak seru kan main sendirian, kalo kaya gini kan gue auto menang." Gerutu Daffa.

Adit dan Dito langsung menghampiri Rey dan Arga yang sama-sama diam dan sibuk dengan hp masing-masing. Adit dan Dito langsung menghembuskan nafas lega, untungnya mereka tidak menemukan Rey tengah mencoba memukul Arga, bisa gawat!

"Woi udah lama nunggu?" Tanya Dito basa basi. Rey sama sekali tidak menjawab sementara Arga hanya tersenyum simpul. Adit pun langsung melonggos pergi menyiapkan minuman.

"Eh eh eh, duduk yang rapet napa." Dito menarik lengan Rey dan Arga agar sedikit mendekat lalu duduk diantara mereka untuk menghindari adu kekuatan yang akan terjadi nanti.

"Gimana, gimana, kuliah kalian lancar?" Tanya Dito basa basi lagi. Sebisa mungkin Dito mencari waktu yang tepat untuk mengungkit masalah mereka.

"Biasa, apa yang diharapkan dari anak teknik?" Jawab Arga seraya tersenyum kecil.

"Lo Rey? Jadi kapan keluar negeri?" Dito menaik turunkan alisnya dengan senyuman lebar.

"Lo pikir anak HI bakalan keluar negeri semua?" Senggrang Rey.

Yourmate (Ketua Kelas 2)Where stories live. Discover now