Aku sering kali mendengar suara orang menyanyi sewaktu jam sekolah berakhir. Aku diam-diam selalu mendengarnya di pinggir pintu dan mencoba mengintip gerangan yang ada di dalam sana. Hanya punggungnya saja yang bisa kulihat dna potongan rambut yang sama seperti anak-anak yang lain. Peraturan sekolah di sini cukup ketat, semua kepala anak laki-laki punya potongan yang sama, sudah seperti negara tetangga saja.
Sama seperti hari-hari sebelumnya aku pergi ruang kelas dimana aku bisa mendengar suara indah itu. Tapi, aku tidak menemukannya sama sekali.
Ketika mendengar suara langkah yang mendekat, sontak aku menoleh ke belakang. Aku melongo sesaat sampai dia bersuara."Ada yang ketinggalan?"Aku menggeleng, "Enggak.""O-oh, mm, boleh permisi. Aku mau berlatih ... kalau kamu ga keberatan." Dia mengusap ubun-ubun. Saat tersenyum, bola matanya tak tampak."O-oh! Tentu, maaf." Aku segera menyingkir, membungkuk, dan berlalu.
YOU ARE READING
Daily Dose of BTOB
Short StorySekumpulan drabble singkat dengan sudut pandang orang pertama. Menerima req via twitter (@vierseason) dengan menyetorkan prompt+biasmu.
