A Course of Strengthening Medicines

4.2K 622 249
                                    

"Serius kalian diem-dieman kayak gini?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Serius kalian diem-dieman kayak gini?"

Suara cempreng Erisha berhasil membuat empat kepala tertoleh. Kesunyian demi sebuah konsentrasi yang susah payah dibangun keempat kepala tersebut mendadak lenyap tanpa bekas gara-gara suara cewek itu.

"Lo kapan datengnya, Sha?" Rocki yang lebih dulu bersuara.

"Barusan!" sahut Erisha galak. "Kalian nggak ada yang denger gue buka pintu? Astaga, kalau ada pencuri masuk gimana? Kalau barang-barang di kantor kalian hilang gimana? Sumpah ya kalian tuh--"

Omelan panjang Erisha terpotong dengan sendirinya saat Ale, salah satu dari keempat kepala yang menoleh itu, bangkit lalu menarik tangan cewek itu menuju kursi.

"Istirahat dulu," katanya datar.

"Ale!"

"Udah makan belum?"

"B-belum..."

Ale berdecak pelan. "Jadi kamu dari kampus?"

"Iya, Ale," jawab Erisha pelan sambil duduk di kursi yang disediakan Ale untuknya.

Kemudian Ale berjalan menuju laptopnya dan menutup benda itu sebelum menarik kursi di hadapan Erisha. "Kita emang biasa kerja diem-dieman gini, Rish," ujarnya.

"Oh? Hah?"

Raymond, Rocki, dan Faris kompak tertawa terbahak-bahak melihat reaksi cengo Erisha. Sedangkan Ale cuma tersenyum simpul, sedikit menyadari kalau cewek itu agak takut dan kaget juga.

"Kalau sambil ngobrol, malah nggak selesai kerjaannya. Tuh lihat, aku aja tadi sambil ngedit video. Raymond ngitung anggaran. Rocki sama Faris sibuk bikin konten buat medsos Lensproject. Nggak bakal selesai kalau ngobrol mulu."

Erisha membulatkan bibir lalu mengangguk-angguk. Kemudian cewek itu beralih pada ketiga teman Ale. "Maaf ya, Kakak-kakak. Habisnya, aneh aja aku dateng ke kantor kalian tapi sepi banget," katanya takut-takut.

"Nah, karena Dik Erisha sudah datang, kita boleh kan istirahat dulu? Boleh ya, Lek?" kata Raymond bersemangat.

Ale menggeleng-geleng tapi enggak bisa menolak permintaan Raymond. Lagian dari tadi sore sampai sekarang pukul 8 malam, mereka sibuk bekerja.

"Mond, lo pesen makanan apa aja, deh. Buat Erisha juga."

"Siap, Bosku!" Raymond langsung mendorong kursinya menjauh dari meja lalu berdiri sambil mengangkat kedua tangannya, seolah-olah baru saja dibebaskan dari tugas berat.

Rocki dan Faris juga enggak kalah senang. Rocki langsung ngulet-ngulet di kursi dan Faris langsung menutup laptopnya.

"Untung lo ke sini, Rish," kata Rocki senang.

Erisha tersenyum lebar. "Tenang aja, pokoknya kalau kakak-kakak mulai capek, langsung telepon aku. Nanti, aku langsung ke sini biar Ale nyuruh kalian istirahat. Oke?"

50mm (35mm Sequel)Where stories live. Discover now