Babak Baru di Montreal │Chapter 14 - Dunia Yang Rumit

14 0 0
                                    

Montreal, Kanada

Rasakan laki-laki itu! Aku menggertakkan gigiku. Aku kesal sekali!

Tapi setidaknya aku sudah memperingatkannya agar jangan sampai dia mengganggu Ayu lagi. Aku benar - benar tidak sudi Ayu didekati oleh laki - laki bernama Mustafa itu! Aku segera kembali ke hotel, aku tidak mau sampai Ayu tahu bahwa aku menemui Mustafa ke toko makanan itu. Aku memukul - mukul bantal begitu sampai di hotel.

Aku kesal sekali! Ada begitu banyak hal yang membuatku kesal! Pertama adalah ayahku! Kenapa dia tidak menyetujui keinginanku untuk pindah sekolah kesini! Sambil mengepal-ngepalkan ujung bantal di pangkuanku, aku memutar kembali memori semalam, saat aku bercakap dengan orang tuaku melalui sambungan telepon. Aku memang sengaja berbicara dalam bahasa Parsi karena aku takut David akan mengerti bila aku bicara dengan bahasa Turki.

"Kau tidak bisa melakukan itu Kaan!", Ayah berujar dengan marah saat kuutarakan niatku untuk pindah sekolah ke Montreal. "Kenapa? apa masalahmu!", ujarku ketus, masih dalam bahasa Parsi. "Kau tidak bisa semudah itu mengambil keputusan hanya karena seorang gadis yang tak kau ketahui asal muasalnya!".

Aku menjadi semakin naik pitam mendengar perkataan Ayahku yang biasa kupanggil Baba. "Aku mengenal Ayu dengan sangat baik! Kau jangan terlalu ikut campur urusanku Ba, cukup kirimkan aku uang dan biarkan aku menentukan jalan hidupku!". "Kaan Ali Kaymaz!!!!!!!". Telepon kumatikan.

Aku tahu betul bila sudah menyebut nama lengkapku, berarti Baba amat sangat marah, jadi tak ada gunanya melanjutkan pembicaraan kami. Sedangan Anne atau Ibuku hanya mampu menenangkan ayahku tanpa pernah mau mempedulikan perasaanku, ia memang tak akan pernah membelaku, bahkan tak pernah sekalipun dalam hidupku.

Aku tentu tidak tega memberitahu Ayu soal ini, ia begitu gembira saat kuberitahu bahwa aku akan pindah sekolah kesini, dan aku juga bertekad bahwa aku tak akan memberitahukan ketidaksetujuan ayahku padanya. Tak lama Anne mengirimkan pesan, "Kaan, böyle yapma..". Kaan..jangan seperti ini. Aku hanya membaca pesan itu, tidak ada niatan sedikitpun untuk membalasnya, aku malas. Lagipula tekadku sudah bulat.

Tapi selang beberapa menit kemudian aku memutuskan untuk membalas pesan yang dikirimkan Anne, "Sevdin ya da sevmedin ben burada kalacağım". Entah kau dan Baba menyukai atau tidak, menyetujui atau tidak, aku akan tetap pindah kesini! kira - kira begitulah bunyi pesanku untuk Anne. Ketiga kakakku juga mencoba menasehatiku, mereka adalah Azra, Zehra dan Esra. Kami memiliki nama Kaymaz sebagai nama keluarga kami.

"Kau jangan gila, Kaan!", ujar mereka. Tapi aku tahu hanya Zehra yang benar - benar peduli padaku, sedangkan Azra dan Esra aku rasa mereka tidak pernah menyayangiku, kasih sayang yang mereka tunjukkan selama ini palsu dan terkesan dibuat - buat.

"Rahibe, gerçekten buraya taşınmak istiyorum", ujarku pada Zehra. Aku begitu ingin pindah sekolah kesini. Ia pun berjanji akan mencoba bicara pada orang tuaku. Lagipula kenapa aku tidak diijinkan kuliah di luar negeri? Mereka bertiga juga kuliah di luar negeri. Zehra mengambil gelar doktoral di London. Bulan depan Esra akan mulai bekerja di Dubai setelah ia menyelesaikan pendidikan di bidang ekonomi Universitas Harvard.

Azra apalagi, ia bahkan memutuskan untuk berkarir di New York setelah tamat kuliah fashion business di Paris. Lalu mengapa hanya aku yang tidak boleh? Aku semakin kesal saat kulihat pesan masuk di handphoneku, dari Baba. Aduhh..apa lagi ini! "konuşmamız gerek - we need to talk". Aku pun mendengus kesal dan segera bersiap menemui Ayu. Aku tak mau memikirkan soal keluargaku! Pokoknya aku akan tetap pindah sekolah kesini! Aku tidak mau pulang ke Istanbul!

Melihat wajah Ayu memang begitu menenangkan bagiku. Sejak pertama kali aku melihatnya di Kampus kala itu, aku tahu bahwa dia sangat istimewa. Ia tidak seperti gadis lain yang kukenal, memang kuakui, aku punya banyak wanita dalam hidupku, tapi tidak ada yang seperti Ayu. Kebanyakan dari mereka hanya ingin uangku saja.

BABAK BARU DI MONTREALWo Geschichten leben. Entdecke jetzt