IV. Your Sorely Missed

1.1K 127 20
                                    

Chuuya belum pernah melihat Akutagawa sefrustasi ini. Remaja itu bahkan harus ia papah sampai ke depan asrama Hufflepuff. Ia juga harus meminta tolong para penghuni untuk merawatnya sampai Dazai diketemukan. Sebenarnya Chuuya heran bagaimana seorang Dazai Osamu yang sedang mengurung diri di dalam asramanya sendiri bisa tiba-tiba menghilang. Orang itu seharusnya masih berada di sana, bersembunyi di suatu tempat untuk menghindari Akutagawa.

Ia menghela napas pelan sebelum akhirnya kembali ke asramanya untuk bersiap-siap. Untungnya sebelum tumbang, Akutagawa sudah memberikan tanaman yang ia janjikan, gillyweed. Sekarang Chuuya hanya perlu bersiap untuk tahap kedua sekaligus berpikir untuk mencari Dazai.

Sinoper itu memijat pelipisnya, mencoba menenangkan diri. Di sela-sela percobaan itu, Shirase datang dan duduk di sebelah Chuuya.

"Chuuya," sapanya.

"Shirase, ada apa?" balas sinoper itu seraya berhenti memijat pelipis. Ia duduk menghadap teman sejak kecilnya itu dan menatapnya serius.

"Tidak. Aku hanya ingin menyemangatimu untuk tahap kedua nanti. Semua orang baru mengetahuinya pagi ini."

"Ah, terima kasih," balas Chuuya singkat.

"Aku dan Yuzu akan menonton pertandinganmu. Jadi kau harus menang."

"Tentu," ujar Chuuya sebelum akhirnya rambut perak itu pergi, meninggalkan Chuuya dalam kebingungan.

Ia masih mengingat kata-katanya sendiri pada Akutagawa dulu, bahwa cinta pertama tidak akan mudah untuk dilupakan. Tapi tadi, saat Shirase menyemangatinya, ia tidak merasakan apapun. Bahkan tidak ada perasaan senang sedikitpun. Saat ia menyebut kata Yuzu, seharusnya ia merasa cemburu. Harusnya ada perasaan terbakar di dalam hati. Namun semuanya baik-baik saja, seolah berita bahwa pasangan itu akan menonton pertandingannya hanya angin lalu.

Chuuya beranjak dari ranjangnya dan membawa barang-barangnya keluar asrama. Ia berencana untuk pergi lebih awal, agar bisa melakukan pemanasan.

Berada di dalam kamar membuatnya berpikir hal-hal aneh, seperti misalnya apakah Dazai ternyata diambil oleh para duyung itu dan ternyata ia harus bertaruh nyawa untuk menyelamatkannya. Bukankah itu artinya Dazai adalah sesuatu yang amat berharga untuk Chuuya?

Sinoper itu menggelengkan kepala, mengusir pemikiran tadi. Itu terdengar amat tidak mungkin.

.

.

.

"Senpai," seru Akutagawa begitu siuman. Ada beberapa penghuni Hufflepuff yang menjaganya, absen dari menonton tahap kedua Triwizard siang ini.

"Tenanglah, Akutagawa-san. Senpai-mu pasti akan ketemu."

"Senpai diculik putri duyung," histeris penyihir tak beralis itu.

Sebenarnya semua orang yang sedang mengelilingi ranjang Akutagawa ingin sekali tertawa, namun untuk menjaga perasaan, mereka menahannya.

"Senpai-mu tidak mungkin diculik putri duyung. Kau harus tenang, Akutagawa-san."

"Aku harus segera pergi ke danau," ucap penyihir itu seraya beranjak dari ranjangnya. Ia memaksakan diri berjalan keluar asrama.

"Akutagawa-san," panggil penghuni Hufflepuff yang sejak tadi menjaganya. Namun seakan tuli, Akutagawa tetap nekat.

"Apa kau memiliki handuk ekstra? Aku takut Akutagawa-san akan terjun ke dalam danau."

"Benar. Kita harus mengikutinya sebelum hal buruk terjadi."

[√] a normal present | soukokuWhere stories live. Discover now