04. 고독한 [Lonely]

2.1K 413 126
                                    

Sesuatu yang paling menyakitkan adalah ketika seseorang merasa terasingkan. Seolah keberadaannya tidak diinginkan, padahal semua tahu dia hanyalah anak kecil yang ingin merasakan apa itu kasih sayang seorang ayah. Melihat Hyera mendapatkan perhatian lebih dari Jungkook, tentu saja membuat hati kecil Gunho mencelos. Ia masih batita namun rasa cemburu sudah tertanam dalam diri anak kecil itu.

Pagi ini masih menjadi pagi yang sama—di mana Gunho lagi-lagi terbaring dengan rasa malas. Enggan menatap Jungkook dan Hyera, ia lebih memfokuskan tatapannya ke luar jendela. Sembari mengingat-ingat foto ayah kandungnya yang sering ditunjukkan Hyera sebelum mereka tidur.

Gunho tersenyum tipis. Jika ayah kandung mereka masih hidup, mungkin Gunho akan sangat senang. Dan pastinya Gunho bisa merasakan kasih sayang seorang ayah dengan tulus. Ah kapan Gunho bisa merasakannya?

"Gunho ayo turun." Suara Jungkook mengalun rendah di rungu Gunho. Membuat anak kecil itu mengalihkan atensinya, sejemang tatapan mereka saling bertemu sebelum derit pintu menyadarkan masing-masing dari mereka.

"Pergilah lebih dulu. Gunho biar aku yang urus, dia harus menemaniku ke pernikahan Jihyun." So Hyun baru ingat ia mendapatkan undangan pernikahan dari Jihyun beberapa hari yang lalu. Acaranya akan dimulai siang ini dan malamnya dilanjutkan dengan acara resepsi.

Jungkook memang tidak bisa menghadiri acara pernikahan Jihyun. Jadi ia meminta Sohyun untuk pergi, lalu malamnya mereka bisa pergi bersama—sekeluarga. Lumayan jalan-jalan bersama setelah sekian lama tidak melakukan sesuatu yang menyenangkan.

Sebelum pergi Jungkook tersenyum sekilas, lalu mengecup puncak kepala Gunho. "Berhati-hatilah Boy, jaga ibumu dan jangan menyusahkan dia."

Gunho hanya diam sambil mengerjap-ngerjapkan kelopak matanya. Selepas kepergian Jungkook, Sohyun mendekat. Ia mendudukkan diri di tepi ranjang dengan telapak tangan yang mengusap lembut rambut Gunho.

Kau begitu mirip dengan Taehyung.

"Ibu, bibi Jihyun itu siapa?" tanya Gunho. Sohyun maupun Hyera belum menjelaskan pada Gunho siapa itu Jihyun.

"Dia... ibu kedua Gunho dan Hyera."

Rasanya agak kejam jika Sohyun mengatakan Jihyun adalah ibu tiri Gunho. Gadis remaja yang membuat pernikahannya dan Taehyung semakin kacau. Tetapi bukan berarti Sohyun menyalahkan Jihyun, di sana Jihyun hanya gadis remaja yang dimanfaatkan Taehyung karena gelap mata oleh kejadian di masa lalu.

"Gu punya dua Ayah, Gu juga punya dua Ibu. Tapi kenapa Gu selalu merasa kesepian?"

Sohyun mengangkat kedua alisnya bingung. Ucapan Gunho tidak masuk di akal, atau kemungkinan Sohyun saja yang tidak mengerti kemana arah pembicaraan Gunho. Tapi satu hal yang Sohyun ketahui. Gunhonya tidak merasakan kasih sayang seorang ayah dari Jeon Jungkook.

"Maafkan Ibu, Nak." Wanita Kim itu beranjak menuju lemari pakaian. Memilah pakaian formal untuk Gunho. Sohyun ingat ia pernah membeli setelan jas putih ukuran anak-anak untuk Gunho.

"Ibu, Ayah Tae tidak ada di langit malam. Noona berbohong," tutur si kecil.

Aktivitas Sohyun terhenti begitu mendengar penuturan Gunho. Tepat ketika ia menemukan setelan jas untuk putranya. "Gu ayo ke kamar mandi. Kita harus siap-siap sebelum acara pernikahan dimulai."

Gunho mengangguk, ia melompat turun dan berjalan menuju kamar mandi tanpa mengatakan apa-apa lagi. Anak kecil memang seperti itu—mereka cepat melupakan sesuatu ketika pikirannya mulai teralih dengan pembahasan lain.

Hampir dua puluh menit berlalu Sohyun baru bisa menyelesaikan dandanannya. Tadi setelah memandikan Gunho, So Hyun masih memilah gaun yang pas untuknya. Aneh saat pakaian di dalam lemari sudah tidak muat saat dipakai. Pun Sohyun memakluminya karena ia sedang herbadan dua.

Between Two Heart (2) [✔]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora