Penyebab Kematian Bunda

28.3K 2.3K 91
                                    

Kembali ke kejadian lima tahun lalu. Tante Maria khawatir kalau Rio dan Pak Indra tidak datang tepat waktu.

"Dia udah tau," ucap Tante Maria.

"Berarti sama kaya yang dialamin Om Pras, Ya?" balasku.

"Iya, tapi tidak sampai membuat celaka."

Tante Maria bercerita, selama perjalanan, Rio dan Pak Indra sempat mendapatkan gangguan. Mulai dari suara ketukan di jendela, rasa kantuk yang menyerang tiba-tiba sampai suara benda jatuh di atap mobil. Namun, mereka tak menggubrisnya, tetap melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Menjelang tengah malam, mereka pun tiba di rumah sakit.

Tante Maria yang sangat khawatir dengan kondisi putra dan kakaknya, hanya bisa mondar-mandir di depan ruang perawatan. Dia baru bisa merasa lega saat Rio dan Pak Indra muncul di hadapannya. Setelah mengobrol di luar sebentar, mereka pun masuk ke dalam kamar.

"Waktu itu bunda kamu sudah tidur," ucap Tante Maria.

Rio yang kelelahan setelah bulak-balik Surabaya-Yogyakarta, langsung merebahkan tubuhnya di sofa. Sementara itu, Tante Maria dan Pak Indra masih berjaga-jaga.

Sekitar pukul satu malam, suasana kamar sudah berubah. Hawanya kadang dingin sekali, kadang panas dan gerah. Pak Indra bilang, Siluman Ular dan anak buahnya sudah datang, tapi belum bisa masuk ke dalam kamar.

Argh!

Tante Maria dan Pak Indra dikagetkan dengan suara erangan. Ternyata asalnya dari Rio yang sedang tertidur.

"Rio? Dia diincer juga, Tan?" tanyaku.

"Seharusnya enggak, tapi dia lupa kalau masih ngantongin keris kecil di jaketnya."

"Apa hubungannya, Tan?"

"Kata Mas Indra, penunggu keris itu sedang bertarung melawan si Siluman Ular. Jadi segala serangannya secara enggak langsung bisa dirasaij Rio pas lagi tidur," jelas Tante Maria.

Pak Indra pun bergegas mengambil keris peninggalan ayahnya itu. Tak lama berselang, Rio tersadar. Kemudian, Pak Indra meminta Tante Maria dan Rio ke luar kamar. Alasannya karena terlalu berbahaya untuk berada di dalam kamar. Takutnya, Siluman Ular itu malah menyerang mereka.

Dari luar kamar, Tante Maria mendengar suara seperti orang kesakitan. Ada juga suara dentuman yang cukup keras. Namun anehnya, Rio tidak mendengarnya.

"Waktu itu tante mikirnya itu cuman halusinasi aja," ucap Tante Maria.

Ternyata Tante Maria tidak berhalusinasi, selang beberapa menit kemudian. Terdengar suara teriakan seorang wanita. Dia sangat yakin kalau itu suara dari bunda.

Tante Maria sudah tak tahan lagi, lalu membuka pintu. Saat pintu terbuka, dia melihat bunda sudah dalam posisi duduk dan melotot ke arahnya. Di sampingnya ada Pak Indra yang memegangi bunda agak tidak berontak.

"Siluman Ular itu berhasil masuk ke badan bunda kamu, Qila," ucap Tante Maria.

"Mas Indra berhasil mengeluarkan Siluman Ular itu, tapi ...." Tante Maria menghentikan ucapannya.

"Siluman Ular itu malah melilit badan bunda kamu," lanjutnya.

Saat itu Tante Maria ingin sekali mendekati bunda, tapi Pak Indra selalu melarangnya. Bahaya, itu yang selalu dia ucapkan. Dengan mata kepala sendiri, Tante Maria melihat bunda semakin kesulitan bernafas.

Tante Maria melihat bunda berusaha sangat keras melepaskan lilitannya. Dengan tetap dibantu oleh Pak Indra.

"Tante enggak bisa lupain gimana perjuangan bunda kamu waktu itu. Dia enggak sedikit pun mengeluh atau berteriak kesakitan. Dari matanya tante bisa liat dia sudah berusaha sekuat tenaga. Tapi takdir berkata lain." Tante Maria mengambil tisu di atas meja, lalu mengusap air matanya.

Selamat Dari Tumbal PesugihanWhere stories live. Discover now