01. Pengganggu Sialan

1K 58 21
                                    

"Lepasin iss." Zea menghempaskan dengan kasar tangan Mezo yang memegang pergelangan tangannya. Sayangnya Mezo tidak terima dan malah berbalik memegang bahu Zea lebih erat lagi.

"Lo tahu kan kita bukan mahram, kenapa sih lo megang gue mulu," Zea memberontak agar tangan Mezo terlepas dari tubuhnya. Sungguh Zea muak terus berada di dekat Mezo, jika saja Zea banyak uang. Udah sedari dulu Zea pindah ke kampus lain.

"Kenapa lo nggak suka? Kan udah gue bilang, lo itu milik gue. Jadi lo itu harus nurut apa pun yang gue bilang! Sekarang lo harus pulang sama gue, ngerti!!!"

"Nggak mau Mezo Calixton Ryszard terhormat," Zea menghembuskan nafasnya lelah dengan suara setengah membentak.

Masalahnya adalah, saat sudah mengantar Zea. Mezo pasti akan selalu menumpang tidur di kamarnya. Padahal sudah jelas-jelas mereka itu tidak ada hubungan darah, dan parahnya rumah itu adalah rumah yang ia sewa.

"Gue mau pulang sama Bima aja," lanjut Zea lagi saat melihat Bima yang mendekat kearahnya.

Dia Bima pria yang sudah sangat Zea sukai. Zea kira cintanya hanya bertepuk sebelah tangan, tapi tidak ia sangka-sangka. Tepat dua bulan yang lalu, Bima meminta Zea untuk berpacaran dengannya.

Zea ragu, walaupun Zea suka. Tetap saja Zea sudah berusaha untuk tidak berpacaran dengan siapapun, ia selalu menolak ajakan siapapun termasuk Mezo. Dan akhirnya pendiriannya goyah, Zea pun menerima ajakan Bima dengan syarat mereka tidak boleh berpegangan atau pun sentuhan fisik lainnya.

Bima menepati janjinya untuk tidak menyentuhnya hingga Bima dan Zea sudah halal.

"Kan gue udah bilang jangan dekat-dekat sama dia lagi?" Mezo berteriak di depan wajah Zea, lalu mendorong tubuh Zea hingga terbentuk dinding.

Orang di sekeliling Mezo dan Zea memegang dada mereka terkejut karena teriakan seorang Mezo dan kelakuan Mezo yang mendorong seorang cewek. Tidak ada yang berani membela. Semua siswa di kampus mereka takut berurusan dengan Mezo.

Cowok bertato itu sama sekali tidak merasa bersalah telah membuat gadis yang ia cintai meringis kesakitan.

Dan setelahnya mereka hanya menatap sekilas ke arah Zea dan Mezo dan langsung melakukan aktifitas mereka sendiri.

"Lo kenapa sih Zo," Zea menghela napas kesalnya. Sudah berjalan satu tahun Mezo terus menganggu dan melakukan seenaknya terhadap Zea. Sejak berjumpa dengan Mezo dua tahun lalu, pria yang memiliki penampilan mengerikan itu tidak pernah absen hanya untuk menganggu Zea.

"Lo yang kenapa? Lo selingkuh sama cowok lain!"

Zea menatap tidak percaya ke arah Mezo. Pacar Zea itu Bima, bukan pria ini. Jadi bagaimana bisa Mezo mengatakan jika Zea berselingkuh.

"Pacar gue Bima bukan lo," Mezo menatap Zea dengan pandangan tidak terima. Tidak dapat membendung rasa amarahnya Mezo hendak menampar Zea, tapi rencananya gagal saat Bima tiba-tiba datang dan menghentikan niat Mezo.

Ralat, Zea meralat pemikirannya tadi. Rupanya ada yang tidak takut dengan Mezo. Dia, Bima kekasih Zea.

***

Mezo menghentak meja di depannya dengan kasar, tidak cukup dengan meja saja. Rasanya Mezo ingin menghancurkan semua barang yang ada di ruangan ini.

"Lo kenapa lagi sih Zo, nggak ada hari gue lihat lo tenang," Zidan, teman Mezo yang memiliki sifat yang sama seperti Mezo.

Zidan kembali menghembuskan asap rokok dari mulutnya. "Lo susah banget ya? Nanti malam kita ke club, lu bisa mabuk sepuasnya nanti," ucap Zidan lagi karena tidak mendapatkan respon dari Mezo.

Crazy MarriageWhere stories live. Discover now