02. Mezo lagi Mezo lagi!

307 36 22
                                    

Pagi pagi sekali, Zea sudah melihat ke kanan kiri area kampus untuk memastikan tidak ada Mezo di sekitaran tempat ia berdiri sekarang.

Huffftt. Zea menghembuskan nafas lega, untung saja Mezo belum tiba di kampus, kalau tidak mampus lah dirinya. Rasanya hari ini adalah hari yang paling menyenangkan, gimana tidak menyenangkan. Akhirnya setelah sekian lama Zea bisa berangkat kuliah sendiri tanpa adanya gangguan Mezo.

"Kenapa berkeringat gitu?" tanya Lia salah satu sahabatnya.

"Lo tau kan kalau gue tu biasanya pergi ke kampus sama Mezo, tapi hari ini gue gak pulang sama dia karena tadi pagi gue buru-buru biar nggak keburu di jemput sama Mezo," balas Zea dengan senyuman yang lebar, sangat melegakan karena rencana untuk lepas dari Mezo berjalan dengan lancar.

"Aneh si Mezo ya Ze, masa udah tau lo udah ada pacar masih aja didekatin," Lia berbicara sambil menulis sesuatu di buku catatannya. "Eh tapi yang duluan dekatin lo itu kan Mezo, kenapa lo nggak nerima Mezo aja sih Ze?"

"Lo cuman liat dari luar doang, iya dia ganteng. Cuman kalau lo tau sifat dia sehari-hari gue yakin lo bakalan jijik sama dia," jawab Zea dengan mimik dibuat-buat, tidak perlu dibantah lagi bahkan satu fakultas sudah tau bagaimana nakalnya Mezo.

"Karma lo nanti," Lia terkekeh sambil menepuk bahu Zea pelan, ia rasa Zea bersikap seperti ini karena terhalang oleh isu tidak enak.

"Oh, tidak mungkin!"

Lia mengedikkan bahunya acuh dan kembali fokus dengan catatannya.

Zea hanya mendengus geli saat membayangkan perkataan Lia barusan. Zea menempelkan wajahnya ke atas meja dengan malas, sungguh malang hidupnya ini. Jika saja orang tuanya tidak memaksa Zea untuk berkuliah sudah pasti Zea hanya akan sekolah hingga jejang SMA saja.

"Selamat pagi." sapa dosen yang masuk ke kelas Zea pada pagi hari ini. Dengan terburu-buru Zea langsung mengangkat kepalanya, takut jika dosen mengira dirinya sedang tidur.

Tapi wajahnya langsung syok saat melihat wajah Mezo berdiri di depan kelasnya dengan tatapan matanya yang sangat tajam. Zea menelan ludahnya dengan susah payah, tapi tidak lama kemudian bayang bayang tubuh Mezo sudah menghilang. Ia menafas lega.

Ting.

Pesan dari "Penganggu"

'Pesanin gue nasi goreng, gue nggak mau tau pas gue sampai di kantin itu nasi harus ada di kantin, kalau gak liat aja. Siap siap jadi istri gue'

Tanpa membalas pesan itu, Zea langsung mematikan ponselnya.

Zea menepuk-nepuk kepalanya kesal.

"Zea! Kalau nggak mau masuk kelas saya, keluar sekarang."

Zea terperanjat kaget saat namanya di sebut dan di suruh keluar. Zea langsung mengeleng dan meminta maaf berkali kali kepada dosen nya.

***

Jam kelas sudah berakhir, tanpa memperdulikan teriakan Lea, Zea sudah berlari dengan sekuat tenaganya agar segera sampai ke kantin. Karena jika telat sebentar saja pasti kantin sudah ramai dan pasti mie ayam Mezo akan habis.

"Mie ayam satu buk, jangan pedas," pinta Zea dengan nafas yang sudah tidak beraturan.

"Ini," Zea mengambil uang sepuluh ribu dan langsung membayar pesanan nya.

"Makasih buk," Zea berbalik untuk mencari meja.

Tepat saat berbalik, sudah ramai para mahasiswa yang mengantri membeli mie ayam, tidak sia-sia Zea berlari untuk segera sampai ke kantin.

Zea melihat keseliling kantin mencari meja yang cocok tapi sialnya Mezo yang paling Zea benci sudah duduk di meja paling belakang dengan wajah songong dan mata yang tidak pernah lepas melihat ke arahnya. Bagaimana bisa Mezo bisa secepat ini sampai ke kantin.

Crazy MarriageWhere stories live. Discover now