32. I n k u b a t o r

27.8K 3.5K 35
                                    

Hai.

Akhirnya UTS saya beres 😭 Alhamdulillaah.

Kalian tahu? Saya dapat kesimpulan nan arif selama saya UTS. Saya ternyata bego kalau soal belajar. Wkwk.

Jadiii.. Informasi apa pun yang kalian baca di sini jangan dipercaya. Jawaban ujian saja saya bisa ngarang, apalagi cerita fiksi ini 😌😂 gak becus memang.

Btw, happy soon to be 5k readers :) Kita memanjat tagar cerita di wattpad, kawan. Cerita ini urutan nomor satu di tagar akuntan dan accountant 👁👄👁 mantap. Gak nyangka saya. Makasih untuk milestone-nya 😭😭

Yang belom beri dukungan dari awal, yu bisa yuuu 😇 biar naik lagi ratingnya hahahaha.

Selamat menikmati :)

****

"Good morning, people!"

Banyak sekali yang berubah dalam waktu dua minggu yang hectic. Sekarang awal bulan Desember. Zelina bergabung ke meja makan untuk sarapan. Keluarga kecil Arin sekarang menghuni kediaman Ali sehingga terasa lebih ramai dan hangat belakangan ini.

Dua minggu kemarin adalah masa-masa yang berat. Arin pulang dari rumah sakit setelah tiga hari di rawat dan hampir tidak bisa berjalan sama sekali. Rafa harus kembali bekerja karena sialnya masa cuti seorang ayah itu pendek sekali. Belum lagi, harus ada yang bolak-balik mengantar Arin ke rumah sakit untuk melakukan kangaroo care kembali. Zelina juga harus mulai bekerja sehari setelah Arin melahirkan.

Mereka pun sepakat untuk tinggal di rumah Ali sementara sampai Arin pulih. Nina dan Ali sendiri yang menawarkan solusi itu. Rafa tidak mungkin meninggalkan Arin yang masih lemas tak berdaya di rumah sendirian. Mereka yatim piatu, tidak ada sanak keluarga yang bisa dimintai tolong. Kehadiran suster asing hanya akan membuat Arin canggung dan tidak nyaman.

Jadi, Nina maju dan pasang badan untuk merawat Arin. Itu solusi yang paling masuk akal. Ia adalah sosok ibu kedua bagi Arin dan Rafa. Dia memiliki banyak waktu luang dan berpengalaman. Ditambah lagi, Nina yang pesanan kateringnya tidak tetap itu bisa membantu Arin merawat si kecil sampai Arin benar-benar pulih dan leluasa bergerak kembali.

"Pagi, bayi kecil!" Zelina mengusap lembut pipi mungil merah merona. Pemiliknya sedang tertidur dengan damai di dalam portable bassinet--tempat tidur bayi yang mudah digerakkan dengan roda di bawahnya. Arin dengan leluasa menyantap sarapan, kantung mata dan guratan lelah terlihat jelas di wajahnya.

"Jangan diganggu! Dia baru tidur!" Arin berkata dengan ketus sebelum menyuapkan nasi dan sayur bayam ke mulutnya. Zelina nyengir, mengangguk sebelum mengambil empat helai roti dan mengoleskan selai kacang di atasnya.

"Gak makan nasi, Zel?" tanya Nina. Zelina menggeleng. "Takut telat." Wanita itu pun beranjak untuk mengambil sebuah kotak makan siang bening di dapur beserta botol minum. Hari ini, ia harus lanjut melakukan stock opname di sebuah pabrik internasional yang berada di kota sebelah.

Peak season memang sudah di mulai sejak Arin lahiran. Posisi Arin sebelumnya dipegang sementara oleh Zelina sekarang. Artinya, selain harus mengaudit klien, Zelina juga harus mengambil alih posisi Arin untuk membalas e-mail dan berhubungan langsung dengan para klien mereka. Ya, ampun. Menangani satu perusahaan saja melelahkan. Sekarang? Ada belasan bahkan puluhan perusahaan yang tim mereka tangani dalam satu periode yang bersamaan.

"Zelin berangkat dulu, ya!" Zelina menyalami tangan Ali dan Nina sebelum meraih jaket serta helm.

"Ke pabrik lagi?" Ali mendongak dari korannya.

"Iya, Pa. Kalau lancar, besok terakhir bolak-balik ke pabrik."

"Kenapa tidak pakai mobil Papa saja? Kota itu lumayan jauh."

ZelianHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin