DI mana ini? Apakah ini surga?
Di sini terasa nyaman dan menenangkan.
Suasananya yang sejuk dengan angin sepoi-sepoi membuatku merasa betah.
Catherine, bangun! Ayo bangun! Jangan tinggalkan Mama dan Papa sendiri…
Tunggu. Suara apa itu? Terdengar sangat pelan, jauh, dan penuh keputusasaan.
Hm… aku yakin itu suara Mama. Aku terus melangkah mendekati suara tersebut, namun aku sama sekali tidak dapat mendekatinya, seperti berada dalam labirin. “Papa, Mama, kalian ada di mana?” tanyaku dengan segenap tenaga yang tersisa.
Lama-kelamaan, langkah kakiku pun mulai pelan dan berat. Ruangan ini tidak ada batasnya. Akhirnya aku memutuskan untuk beristirahat sebentar sambil memikirkan bagaimana aku bisa ke luar.
“Hai, Anak Muda. Sudah selesai berlarinya?”
Suara dari mana lagi ini? Suaranya sangat dekat denganku, namun aku tidak melihat siapa pun di sini.
“Akhirnya kamu datang lagi ke sini. Apakah kamu masih ingat perjanjian kita?”
Perjanjian apa yang ia maksud? Aku tidak pernah membuat perjanjian apa pun.
“Sepertinya kamu sudah lupa. Tapi tidak apa-apa, kamu akan tahu nantinya. Sekarang baliklah ke kehidupanmu.”
Suara itu pun menghilang disusul datangnya seberkas cahaya.
YOU ARE READING
Reminisensi
Short StoryNovel ini menceritakan tentang Catherine, kisah mahasiswi yang memiliki dua ingatan karena kecelakaan
