Bertemu

19 0 0
                                    

Alma berdiri seorang diri didalam lift dengan sekuat tenaga. Wajahnya sudah pucat, keringatnya terus mengalir dipipi mungilnya, dia bersender dipojok lift sana.

Datang sosok yang ia sangat kenal masuk kedalam lift dengan membawa amplop besar ditangannya.

"Alma". Panggilnya.
Alma tak menjawab ia menangis saat Pak Raven mendekatinya. Tubuhnya lemas dan tak kuat lagi berdiri.
"Kamu baik-baik aja?". Tanya lagi dengan mimik khawatir.
"Bapak! Alma kangen pak". Langsung saja ia memeluk erat Pak Raven didalam lift.  Ia rasakan tubuh bapaknya yang sudah lama ia rindu, sambil menangis menahan rasa sakit dan rindu yang kian memuncak. Pak Raven tak berkutik ia terdiam dan merasakan sesuatu yang sangat berbeda ketika bersama Alma.

^^^^^

Angga berhasil menemukan dokumen dimana ia bisa mencari tahu lebih dalam siapa Alma sebenarnya. Dia langsung saja menelepon seseorang meminta bantuan untuk segera mungkin mencari tahu Alma sebenarnya.

Disisi Lain, ibu Aisyah memanggil Dito untuk segera menemuinya diruang kerjanya. Dito sudah mengetahui maksud dan tujuan ibu Aisyah memanggilnya, pasti tak lain menanyakan kabar Alma yang tiba-tiba saja menghilang tanpa sebab dan juga skripsi yang tak kunjung selesai.

"Pagi Dito sudah sarapan belum nak?". basa-basinya sambil merapikan meja kerja yang sedikit berantakan.
"Pagi bu, alhamdulillah udah bu". Jawabnya.
"Ayo silahkan duduk gak usah tegang ya, ibu cuma mau nanya sedikit tentang Alma kok". Sahutnya lagi.
Dito menarik kursi agar bisa lebih dekat dengan ibu Aisyah.
"Kamu tau sekarang Alma dimana?". Membuka topik inti dari Dito dipanggil ke ruangan ibu Aisyah.
"Gak tahu bu, saya juga udah coba hubungin hpnya tapi gak pernah diangkat. Dirumahnya juga kosong". Dito menjawab dan ibu Aisyah makin khawatir.
"Saya takut Alma kenapa-kenapa karna dia gak punya siapa-siapa lagi disini". Mengeritkan kening.
"Iya bu, saya juga paham. Apa lapor kepolisi aja ya". Tanya lagi.
"Eeee ibu rasa jangan dulu Dito, ibu feeling dia pasti akan ngasih kabar".
"Terus kapan kita harus nunggu bu!". Dito bangkit berdiri.
Ibu Aisyah terdiam.

^^^^^

Pak Raven berdiri cemas disalah satu ruangan rumah sakit. Angga keluar dan bertanya Pak Raven siapa dan kenapa bisa bersama Alma. Sebelum sempat Pak Raven menjawab Angga memastikan wajah Pak Raven yang tidak familiar. Ia keluarkan hp dari sakunya dan mencari-cari digaleri foto. Iya benar, Pak Raven adalah sosok yang berada jelas difoto yang sengaja Angga potret dari dompet milik Alma.

"Maaf anda ini yang ada difoto ini bukan?". Angga menujukkan foto itu.

Pak Raven kaget ia melihat sosok dirinya dan bersama istrinya yang tengah tersenyum didepan kamera. Sekali lagi dia termenung tiba-tiba saja hidungnya mengeluar darah. Pak Raven berusaha untuk mengatasi, Angga dengan sigap memberikan tisu ke Pak Raven.

^^^^^

Hujan kembali datang diwarnai petir dan kilat. Langit berubah menjadi gelap berkelabu. Derasnya hujan hingga sampai terdengar begitu kencang. Dito melimpir ke rumah Alma. Ia berdiri di teras rumah Alma sambil menyalakan sebatang rokok digengamannya.

Perasaannya seperti mati setelah ditinggal oleh Alma. Sampai saat ini Dito belum bisa menemukan keberadaan Alma dan bodohnya ia masih terus kerumah Alma padahal Alma sendiri tak berada didalam sana.

^^^^^

Keesokan harinya Pak Raven masuk keruangan kerjanya sambil membawa secup coffee hangat. Ibu Aisyah gak sengaja melihat Pak Raven sedang merapikan ruangan kerjanya lewat jendela sana.

"Kring kring kring". Hp Pak Raven tiba tiba saja bergetar dimeja.
"Halo iya Angga". Jawab Pak Raven dengan sigap.
"Pak maaf ganggu, bisa datang kesini. Alma kritis pak". Sahutnya gemeteran.
"Alma kritis". Pak Raven kaget. Ibu Aisyah mendengar percakapan Pak Raven dan Angga diluar sana.


Bersambung..

Call Me AlmaWhere stories live. Discover now